23. Air Mata Bahagia

91K 8.7K 2.7K
                                    

Hallo


Aku update lagi💘

Happy reading, dan jangan lupa komen

Sebelum baca, alangkah baiknya follow akun mereka

Sebelum baca, alangkah baiknya follow akun mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


*****

"Gak ada hal yang lebih indah, selain bisa merasakan perhatian dari seorang Ayah"

-Mahen Algrafa

*****

Mendengar suara keras yang berasal dari dalam ruang ICU, membuat Wina, Hafid dan Bi Lala jadi langsung menoleh ke arah pintu.

"Safira," gumam Hafid terlihat begitu panik. Tanpa banyak berkata lagi, pria itu pun segera bangkit berdiri dan berlari menuju ruang ICU.

Wina dan Bi Lala yang masih berada di sana, lantas ikut menyusul kepergian Hafid.

Hafid membuka pintu ruang ICU dengan tergesa-gesa. Kedua matanya langsung memelotot, begitu melihat Safira yang sudah tergeletak di lantai.

"SAFIRA!!" panik Hafid sambil berlari menghampiri Safira.

Sementara Bi Lala yang baru saja tiba, kemudian bergegas menuju Mahen, saat mesin EKG cowok itu berbunyi kencang. "Den Mahen? Den, Den Mahen kenapa bisa kayak gini?" paniknya.

Hafid pun kemudian menggendong tubuh Safira dan beranjak berdiri. Sebelum pergi, dia menatap Wina terlebih dahulu. "Win, Safira biar aku yang urus. Kamu panggilin Dokter buat Mahen," titahnya.

"Ta--Tapi Mas---"

"Wina!" sela Hafid memotong omongan istrinya. "Cepet panggilin Dokter buat Mahen!!" tegasnya dengan penuh emosi.

Wina terlihat kebingungan dan ragu untuk meninggalkan Safira. Dia sangat takut, hal buruk akan terjadi kepada anaknya itu.

Tiba-tiba, mesin EKG Mahen pun berbunyi memelan, membuat semua pasang mata jadi langsung menoleh ke arah monitor tersebut.

Garis detak jantung yang tadinya bergerak naik turun, kini hampir nyaris lurus.

Melihat itu, membuat Hafid terkejut dan langsung membulatkan matanya. Dia lalu kembali menatap istrinya. "CEPET PANGGIL DOKTER BUAT MAHEN!!" emosinya dengan mata memelotot.

Dengan tubuh yang sudah gemetaran, Wina pun akhirnya segera keluar dari sana dan ingin memanggilkan Dokter.

Sementara itu, Bi Lala sudah menangis dan menggenggam tangan Mahen dengan erat. Wanita itu terlihat begitu ketakutan sekarang. "Den harus bertahan. Bibi mohon..."

MAHEN ALGRAFAWhere stories live. Discover now