22. Rasanya sangat sakit

91.7K 8K 1.7K
                                    

Anyeong💘

Aku up lagi. Terimakasih buat kalian yang selalu menunggu☺

Kawal terus cerita ini sampai ending yaa

Pokoknya banyak hal² menarik dan tak terduga yang nanti akan aku tulis

Sebelum baca, alangkah baiknya follow akun mereka

Sebelum baca, alangkah baiknya follow akun mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*****

"Safira ada apa? Kenapa kamu nangis?" tanya Hafid terlihat panik, saat Safira membekap mulutnya sambil menangis dengan seluruh tubuh yang bergetar hebat.

"Ada apa sama Mahen? Cerita Safira," ujar Wina yang kini tengah berusaha menenangkan Safira.

"Ma--Mahen... " ucap Safira terbata-bata karena bibirnya yang gemetaran.

"Iya Mahen kenapa? Ada apa sama Mahen?" Wina jadi semakin panik dan cemas.

"Fi--Fira mau ke rumah Mahen!" Gadis itu pun berusaha melepaskan tangan Wina yang sedang melingkar di tubuhnya.

"Cerita dulu sama Mama, ada apa? Jangan panik kayak gini!"

Safira tidak menjawab. Gadis itu masih terus berusaha melepaskan kedua tangan Ibunya, hingga akhirnya bisa terlepas. Dengan kedua kaki yang sudah terasa lemas, Safira kemudian berlari keluar.

"SAFIRA!!" teriak Wina, namun sama sekali tidak dihiraukan oleh Safira.

"Ayo kita kejar Win," ajak Hafid mengulurkan tangannya di hadapan Wina, dan membantu istrinya itu untuk beranjak berdiri.

Kemudian mereka berdua segera menyusul kepergian Safira.

Sorot mata Safira terlihat kosong, kedua tangannya menyatu di depan dada. Safira berjalan menuju rumah Mahen dengan langkah kaki yang terasa berat.

"I--ini semua gak mungkin kan, Mahen?" gumam Safira dengan air mata yang terus mengalir tanpa henti.

"Ma--Mahen... Kamu pasti bohong... " Safira masih tidak percaya dengan kabar ini.

Tanpa sadar, kini gadis itu sudah berada di depan rumah Mahen. Safira kemudian menekan bel rumah Mahen berkali-kali.

"Tolong keluar..." isak Safira yang semakin kencang menekan bel rumah Mahen.

"Ma--Mahen, aku mohon keluar!!"

Tidak lama setelahnya, Wina dan Hafid pun baru saja sampai di hadapan Safira. Mereka berdua lalu menarik tubuh Safira dan berusaha menenangkan gadis itu.

"Cukup Safira. Udah, jangan kayak gini," tegas Hafid yang tengah menahan tubuh Safira dengan erat.

"Lepas Pa! Fira mau ketemu Mahen! Fira yakin, ini semua gak bener!!" teriak Safira histeris.

MAHEN ALGRAFAWhere stories live. Discover now