Chapter 23 : Tabrakan

818 98 19
                                    

_______________

KINDYNOS
__________________

FAN-FICTION BORUSARA
BY LOWBLACKYEL

KINDYNOS : BORUSARA
—––CHAPTER XXIII———

KINDYNOS : BORUSARA—––CHAPTER XXIII———

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__________
_____
_


23. TABRAKAN

Sarada keluar dari ruang itu sambil merutuki Boruto di dalam hatinya. Fisiknya sudah terlihat seperti laki-laki dewasa pada umumnya. Tapi sifat menjengkelkannya itu masih ada dan lebih parah lagi.

"Sial, sial, sial!" Sarada memukul kepalanya saat mengingat hal yang sudah terjadi. Wajah memerahnya itu ia sembunyikan di kedua tangannya.

Suara helaan napas terdengar, Sarada berusaha menenangkan dirinya dan merapikan penampilannya yang sedikit berantakan. Kebetulan didekatnya ada sebuah cermin. Ia memeriksa penampilannya itu supaya tidak terlihat mencurigakan.

Pandangan Sarada tertuju pada bibirnya, terdapat pewarna bibir yang berantakan karena ulah Boruto, ya meski tidak sepenuhnya salah Boruto. Tanpa memikirkan hal lain lagi Sarada membersihkan pewarna bibir itu.

Selesai dengan bibirnya, Sarada membenarkan kunciran rambutnya. Saat menatap bayangannya di cermin, perhatian Sarada teralihkan pada sisi gelap dibelakangnya. Ia menoleh ke arah itu, perasaanya tidak enak seolah-olah ada seseorang yang sedang berdiri dikegelapan, mengawasi seluruh pergerakannya.

Ia berbalik kembali menatap cermin. "Tidak mungkin itu hantu."

Mengabaikan prasangkanya, gadis kacamata itu hendak melangkahkan kakinya untuk pergi sebelum seorang pria asing muncul disampingnya secara tiba-tiba membuat Sarada terkejut.

Tidak sampai berteriak hanya membuatnya tersentak dengan ritme detakan jantung yang cepat. Sarada mengelus dadanya yang rawan terkena serangan jantung saat ditempat sepi dan gelap ini.

"Manusia ternyata." Sarada bernapas lega.

"Anda berharap saya hantu?"

Sarada menggeleng. "Ah, tidak, maaf respon saya tadi sedikit tidak mengenakan."

Pria itu tersenyum. "Tidak juga, sepertinya saya yang lebih dulu mengagetkan nona. Jadi saya yang lebih pantas meminta maaf."

"Ya, baiklah."

"Apakah Nona salah satu teman pria berambut nanas yang berada di depan?" tanya pria itu langsung pada intinya.

Sarada mengerutkan keningnya. "Jika yang kau maksud adalah pria berambut nanas dan berwajah ketus, iya, maka pria itu temanku."

"Pas sekali, ketua dikelompok saya ingin berbicara dengan kalian."

"Ketua? Ada urusan apa memangnya? ...  Tunggu kalian ini siapa?"

KINDYNOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang