Chapter 39 : Pengorbanan 3

440 46 75
                                    

◇◇◇◇◇
__________________

KINDYNOS
__________________

FAN-FICTION BORUSARA
BY LOWBLACKYEL

KINDYNOS : BORUSARA
.
.
___
◇◇◇◇◇
◇◇◇

___◇◇◇◇◇◇◇◇◇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

39. PENGORBANAN 3

Anak panah melesat menembus pohon dengan batang yang tebal dan berakhir menancap pada batu besar di belakangnya, menimbulkan bunyi tabrakan yang kuat hingga tidak lama batu itu hancur menjadi serpihan kecil.

Sosok yang melepaskan anak panah itu menghembuskan napas kasar karena tidak berhasil mengenai target yang dia inginkan dengan sengaja.

Ia pun mengambil kembali anak panahnya yang baru. Menarik tali busur dan memfokuskan pada target di depannya. Saat mendapatkan timing, seseorang justru datang mengganggu waktunya.

"Dairatsu telah gagal melakukannya."

Pria itu menurunkan busurnya, mata yang tertutup kain putih itu menoleh pada seseorang di samping. Untaian rambut hitam panjang miliknya menari tersapu oleh angin yang berhembus tiba-tiba.

"Roh Alam akan semakin tidak terkendali, tapi kegagalan itu juga berarti keberhasilan kita, bukankah begitu, Tuan?"

"Memang. Kenapa menanyakan hal itu?"

"Tidak, hanya saja saya ragu manusia itu akan berhasil menghentikannya."

Pria dengan penutup mata itu menoleh ke depan---ke arah target dengan kaki dan tangan terikat pada batang pohon besar.

"Di saat seperti itulah peran Uchiha Sarada dibutuhkan." Ia kembali menarik tali busurnya. "Ibu, tegakkan kepalamu, lihat aku."

Seorang wanita tergantung menyedihkan. Di kulitnya terlihat beberapa robekan. Begitu ia menggerakan kepalanya sebuah anak panah kembalin melesat, menggores pelipisnya hingga berakhir pada suara ledakan di belakangn

Pria itu melakukan berulang kali, membuat kesadarannya perlahan menipis.

"Renai!"

Inotasi suara tinggi membangunkan wanita itu kembali. Renai berusaha sekuat tenaga membuka matanya. Sosok di depan sudah tidak lagi mengarahkan panah.

"Haruskah aku panggil dirimu menggunakan nama? Terdengar tidak sopan."

Ikatan pada tangan dan kakinya terlepas tiba-tiba. Tubuh Renai jatuh dan tergeletak tidak berdaya. Meskipun sebagian anggota tubuhnya tidak dapat bergerak, indranya masih berfungsi dengan baik. Tentu saja Renai mendengar perkataan pria itu.

"Kau ... hanya orang lain---yang menempati tubuh putraku ...."

Ia menyerahkan busurnya pada orang tertunduk di sampingnya. "Karena ibu sendiri, membuat putramu menjadi seperti ini."

KINDYNOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang