07. perpisahan

8.6K 465 1
                                    

Assalamu'alaikum

.
.
.
.
🚐🚐🚐
.
.
.
Heppy Reading❤

Tepat malam minggu malam ini adalah malam perpisahan atau penutupan kegiatan MTQ (musabaqoh tilawatil qur'an)

Seluruh lomba sudah di umumkan hasilnya. Meskipun dari perwakilan kecamatan sarjo banyak yang gugur tetapi masih ada piala untuk di bawah pulang salah satunya lomba melukis yang mendapat juara satu dan langsung di loloskan ke tingkat provinsi.

Dari kafilah sarjo saat ini sedang di kumpulkan tanpa terkecuali alasannya karena ada sesuatu yang mereka akan kasi untuk peserta yang mengikuti lomba MTQ ini.

Sedari tadi mata Syam tidak ada habisnya melirik ke arah karina membuat karina seketika jadi kaku di tempat. Risih!

"Baiklah anak-anak jadi tujuan bapak untuk mengumpulkan kalian hanya ingin memberi uang saku sebelum pulang kembali ke rumah kalian masing-masing" ucap pak sukri selaku pembina di sana

"Jadi bapak akan memanggil kalian satu persatu untuk maju ke depan mengambil amplop dan menandatangani kertas yang bapak kasi nanti"

"Yang pertama karina, ayo maju ke depan"

Karina mulai melangkah ke depan menuruti perkataan pak sukri. Ia mengambil amplop tersebut dan menandatangani sebuah kertas di sana setelah itu ia kembali ke tempatnya. Namun seperti nya nasib buruk datang pada dirinya baru ingin membalikkan badan tiba-tiba saja kakinya tersandung membuat tubuhnya sedikit oleng.

Syam yang tepat berada di sampingnya refleks memegang lengan karina manahan tubuh perempuan itu untuk tidak terjungkal ke depan.

Hal itu sontak membuat para anggota lainnya meneriaki nya heboh.

"Cieeee.... " kompak mereka

"Auu auu prikitiuuu"

"Ciee karina"

"Aduh kayaknya ada yang sedang jedag jedug ini" timpal isma sengaja menggoda sahabat nya

Karina menggerutu dirinya sendiri. Sangat malu apalagi di tambah dengan suara ejekan para temannya membuat malunya bertambah dua kali lipat.

Syam melirik karina. "Kamu nggak papa?" karina mengangguk mengiyakan

"Ekmm itu tangan nyaman bangat nempel nya" celetuk hamid ikut memanas manasi

Sontak karina langsung melirik tangannya yang masih di pegang oleh Syam. Cepat cepat ia menarik tangannya kembali dan berlalu dari sana.

"Sudah, sudah jangan ada yang ribut! Bapak akan lanjut lagi pembagian amplop nya, selanjutnya Syam... "

Selesai membagikan amplop untuk para peserta kemudian pak sukri mengarahkan seluruh anak-anak untuk memasuki mobil yang sudah terparkir di depan.

Mobil pertama di isi oleh karina, isma, hasruni, rizki, fira, aina dan qiqi. Mereka berjalan menuju mobil tersebut.

Syam menatap lekat karina yang sudah berada di dalam mobil itu. Rasanya ia ingin terus menatapnya di setiap saat. "Setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan tetapi setiap bertemu kamu saya selalu terbayang". Batinnya

Hamid datang memukul punggung Syam pelan. " udahlah bro kalau emang dia jodohmu pasti dia datang sendiri kok, tapi kalau dia nggak kembali itu artinya dia punya orang lain"

"Aku tau jodoh itu sudah ada yang atur tapi apakah salah jika saya meminta sama Allah kalau saya ingin dia yang jadi jodoh saya?" tanya syam tanpa mengalihkan pandangannya ke arah karina

"Nggak salah sama sekali, yang salah itu caranya! Kita berdoa untuk meminta bukan untuk memaksa" perkataan hamid membuat syam seketika bungkam

"Saya tau kamu mencintai karina, tetapi jangan berlebihan, cinta yang sewajarnya saja jangan pernah melebihi cinta terhadap penciptanya, apalagi kalau kamu lebih cinta ciptaannya dari pada penciptaan nya maka jangan salahkan takdir jika Allah tiba-tiba menjauhkan kalian dan malah membuat hati kamu terluka"

Sesama Santri LH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang