21. beban

20.1K 1.2K 403
                                    

Di dalam ruangan karina tengah menikmati suasana yang begitu nyaman untuknya, rasa bahagia karina bisa dapatkan sekarang, bibirnya tersenyum bahagia menerima perhatian dari kedua mertuanya.

Karina menerima setiap suapan dari tangan ibu Mertuanya, rasanya ia kembali merasakan suapan dari seorang ibu meski bukan dari ibu kandungnya langsung tapi karina sudah sangat bahagia.

Saat ini kedua mertuanya tengah berkunjung untuk menjenguk dirinya, kedua orang tua Iqbal sempat di buat pusing saat putranya tidak ada di ruangan untuk menemani sangat istri.

Namun, karina mengatakan bahwa Iqbal punya urusan mendadak di pesantren jadi, suaminya itu pergi baru baru saja, padahal nyatanya sudah dari kemarin Iqbal tidak pulang pulang bahkan dirinya hanya sendiri di rumah sakit semalam.

Kedua mertuanya tentu percaya dengan penjelasannya, meski sedikit tidak enak telah membohongi kedua mertuanya tapi karina juga tidak ingin mereka tau yang sebenarnya dan melibatkan Iqbal kepada masalah besar nantinya.

"Makan yang banyak ya, semoga cepat sembuh" terakhir umi ana mencium kening menantunya

Karina lagi lagi di buat tersentuh dengan perilaku ibu mertuanya. "Umi, apakah boleh aku memeluk umi?" tanya karina dengan hati hati

Umi ana tersenyum, ia menganggukkan kepalanya merentangkan kedua tangannya. "Kenapa nggak boleh, sini"

Bibir karina langsung terangkat ia menerjang tubuh umi ana, memeluknya dengan sangat erat.

Sudah lama sekali karina tidak merasakan pelukan hangat dari seorang ibu, terakhir kalinya ia mendapatkan saat dirinya ingin masuk ke pesantren dan itu membuat karina rindu akan pelukan hangat seorang ibu.

Tak terasa air mata karina kini menetes membanjiri pipinya, merasakan tubuh menantunya gemetar membuat umi ana langsung mengusap punggungnya.

"Abi boleh gabung nggak?" celetuk abi alif

Kedua perempuan itu menoleh kemudian mengangguk, kini ketiganya telah berpelukan, karina semakin sangat bahagia. Rasa rindu terhadap kedua orang tuanya serasa sudah terbalaskan sekarang.

"Sehat sehat yah, menantu abi" abi alif mencium pucuk kepala karina dengan sayang

Umi ana melerai pelukannya. "Kalau kamu butuh tempat untuk cerita bilang ke umi, umi siap kok jadi pendengar terbaik untuk kamu"

"Jangan di pendem sendiri, nggak baik untuk kesehatan mu"

Karina mengangguk, beruntung sekali dirinya mendapat mertua yang begitu sayang dan perhatian kepadanya.

"Iqbal kok belum pulang pulang? Udah tau istrinya sakit malah ngurus kepentingan lain" umi ana mulai mengomel, ia tidak habis pikir saja pada putra sulungnya itu istrinya sakit bukannya menjaga malah meninggalkan nya sendiri

"Kak Iqbal pasti lagi sib-"

"Assalamu'alaikum"

Ucapan karina terpotong dengan kehadiran Iqbal tiba tiba di ambang pintu, mata umi ana langsung melototi putranya.

"Wa'alaikumussalam, dari mana aja? Istrinya lagi sakit malah di tinggal"

"Iqbal tadi ada urusan penting mii"

Perkataan Iqbal barusan mampu membuat karina sedikit sakit hati mendengar nya, penting? Ah dirinya seperti orang bodoh saja, menjaga aisyah kan memang penting bagi Iqbal.

"Istri sakit, itu yang lebih penting nak"

Iqbal menatap karina sesaat tanpa ekspresi,  nyali karina seketika menciut kala tatapan datar itu kembali karina liat di wajah Iqbal.

Sesama Santri LH Where stories live. Discover now