31. mengungkapkan cinta

24.6K 988 102
                                    

Ehhh tapi boong😝😝

🚐🚐🚐🚐🚐

Mengenai perihal Karina yang tidak pernah hadir sekolah membuat semua santri bertanya tanya, adapun yang menyimpulkan jika Karina sudah seenaknya tidak masuk karna dia sudah menjadi istri dari ustadz muda disini.

Bahkan hampir semua yang menggosipi Karina perihal masalah itu. Hilda yang kebetulan lewat di tengah tengah mereka mendadak menghentikan langkahnya.

"Karina emang nggak tau diri bangat, udah perebut laki orang perempuan itu malah seenaknya nggak masuk sekolah," ucap Naqiyyah.

"Biasalah orang malas dia, pasti ustadz Iqbal nyesel tuh nikah sama dia." lanjut Rianti.

Hilda mengepalkan tangannya kuat, ia tidak Terima jika sahabat nya di jelek jelekkan seperti itu.

"Hee, jaga yah ucapan kalian. Karina itu nggak seburuk apa yang kalian bilang," ucap Hilda sedikit emosi melihat keduanya.

"Dih ngapain kamu bela dia? Kami ngomong sesuai fakta." bantah Naqiyyah.

"Jelas aku bela dia, aku nggak terima temen aku di katain yang nggak nggak, mungkin kalian nggak pernah tau gimana rasanya punya temen yang selalu di sudutkan oleh santri santri disini, coba kalian bayangin kalau Aisyah ada di posisi Karina? Apakah kalian cuman diam aja? Nggak kan." kata Hilda panjang lebar, mencoba untuk memberi pengertian kepada Naqiyyah dan Rianti.

"Apa maksud kamu Hilda, kamu do'ain aku bernasib sama dengan Karina?" ucap Aisyah sedikit membentak.

Hilda menatap Aisyah sedikit sinis. "Kamu nggak perlu berlagak lugu juga Aisyah, disini harusnya kamu yang sadar diri, bahwa kamu bukan siapa siapa ustadz Iqbal lagi jadi nggak usah deket deket dia lagi."

Merasa tidak Terima dengan ucapan Hilda Naqiyyah di Sulut emosi ia mendorong bahu Hilda keras.

"Apa maksud kamu seperti itu, Karina yang seharusnya sadar diri! Dia itu perebut laki orang."

Hilda tertawa remeh. "Perebut laki orang? Emangnya Aisyah dan kak Iqbal udah suami istri? Nggak kan? Justru disini jatuhnya Aisyah yang kayak perempuan perebut!" balasnya menusuk.

Aisyah dan temen temen yang lain begitu sakit hati mendengar untaian itu, Karina benar benar pengaruh buruk terhadap santri santri disini bahwa Hilda yang terkenal cupu kini menjadi sok pemberani sekarang.

"Bener kan? Malah keliatan kayak murahan tau ngejar laki laki yang udah beristri." lanjut Hilda dan langsung mendapat tamparan yang keras di pipinya.

"Kurang ajar kamu Hilda!" ucap Aisyah emosi setelah berhasil menampar pipi mulus Hilda.

"Yang salah itu Karina bukan aku, dia yang datang merenggut kebahagiaan ku, ustadz Iqbal sangat mencintai aku dan Karina hanya sebuah pelampiasan untuknya."

"Karina memang pantas di bully, dia nggak pantas bersanding dengan ustadz Iqbal. Dia nggak sempurna dia cuman beban untuk ustadz Iqbal." nafas Aisyah naik turun mengontrol emosinya yang sudah meledak ledak.

Hilda memegang pipinya yang terasa panas kemudian menatap tajam Aisyah. "Seseorang yang baik nggak akan mengakui dirinya baik, kamu dengan bangganya menyatakan dirimu lebih baik dari Karina, apakah itu termasuk sombong?"

Merasa sudah sangat jengah dengan tingkah Hilda Naqiyyah langsung mendorong Hilda hingga terjatuh dan berakhir sikunya terluka sampai mengeluarkan darah.

"Rasain tuh, nggak usah sok paling suci disini, Aisyah tetap lebih segalanya dan lebih di atas ketimbang sampah seperti Karina itu."

"Ada apa ini?" tiba tiba suara seseorang menginstruksi perhatian mereka.

Sesama Santri LH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang