02. sudah takdir

13.6K 658 146
                                    

Assalamualaikum 🥰

.
.
.
.
🚐🚐🚐
.
.
.
Heppy reading ❤️

Waktu menunjukkan jam tiga subuh, jam yang tertera sekarang adalah jam para santri untuk bangun melaksanan sholat lail.

Iqbal bangun lebih awal dari teman-temannya, memang sudah menjadi kebiasaanya selama di pondok, ia melirik jam yang ada di kamarnya kemudian bergegas membangunkan teman-temannya yang masih tertidur di bawah naungan selimut.

Jika ada yang bertanya Iqbal kelas berapa? Jawabannya adalah sudah lulus, Iqbal baru baru saja lulus kemarin, dan ia memilih untuk mengabdi di pondok Lukmanul hakim karna ingin menyelesaikan target hafalan 30 juz nya.

"Ahkam, zikri, Arham, Malik bangun sudah waktu tahajjud"

Para santri itu mulai terusik hingga beranjak dari tempat tidur mereka masing-masing. Meskipun mata mereka masih sedikit berat tetap saja dengan terpaksa harus berjalan untuk mengambil wudhu dari pada kena sanksi nantinya kan jadi berabe.

"Rasya bangun" Iqbal berusaha membangunkan temannya yang lain

Dengan hati yang sangat sabar Iqbal  tidak henti-hentinya mencoba membangunkan makhluk hidup satu ini. Nampaknya Rasya sangat menikmati mimpinya hingga matanya terpejam begitu erat seolah tidak ingin membukanya lagi.

"Rasya bangun sudah tahajjud"

"Rasya...."

"Rasya......."

Krik krik tidak ada jawaban lagi

"Raysa........." Iqbal membangunkan dengan suara yang begitu lembut berbeda dengan teman-temannya yang lain

Bewhh siapapun yang mendengar suara berat itu mungkin sudah pingsan di tempat, yah perlu di garis bawahi teman-teman Iqbal  memang jarang sekali berkata keras atau meninggikan suaranya bukan lagi tapi tidak pernah!

Meski dalam keadaan marah pun lelaki itu menasehati dengan suara yang lembut namun menusuk.

"Saya sudah bangun dari tadi Iqbal cuman ngenakin perasaan aja huu" Rasya berucap mengucek matanya berulang kali

"Ohh saya kira kamu sudah tidak bernafas"

"Sembarangan"

"Saya bangunin dari tadi, tubuh kamu tidak gerak sama sekali"

"Lagi enakin perasaan"

"Yasudah bangunkan yang lain setelah itu ambil air wudhu laksanakan sholat lail sebelum adzan"

Dengan setengah kesadaran Rasya mengangguk dengan mata yang masih terpejam, Iqbal hanya geleng-geleng kepala melihat itu.

Setelah melaksanakan sholat lail bersama, sebagian santri memilih untuk melanjutkan tidurnya di mushollah dan sebagiannya memilih membuat hafalan baru untuk di setor nanti malam.

Iqbal keluar dari mushollah mencari tempat yang paling sepi untuk menghafal, hingga dimana Iqbal berhenti di salah satu kelas yang lumayan terang dan sepi.

Iqbal memulai menghafal Al-Qur'an menambah hafalan sampai dimana yang ustadz nya berikan target, sesekali ia bersholawat jika dirasa mulai bosan ketika menghafal.

Menjelang beberapa detik seseorang masuk kedalam kelas dengan membawa Al-Qur'an, orang itu menduduki dirinya berhadapan langsung dengan Iqbal.

"Saya boleh disini nggak?"

Iqbal mengangguk mengiyakan. "Boleh, lagian ini tempat umum kok"

Zikri meletakkan Al-Qur'an nya di meja menatap intens manik mata Iqbal namun yang di tatap hanya mengerutkan keningnya bingung.

Sesama Santri LH Where stories live. Discover now