Terlihat sepasang suami istri itu masih tertidur enteng di dalam kamar, terlihat miris melihat posisi mereka yang di mana suaminya tidur di kasur sedangkan istrinya tidur di sofa.
Sinar matahari mulai merambat masuk ke dalam jendela kamar membangunkan para manusia yang masih setia menutup mata.
Karina mengucek matanya berkali kali, mencoba mengumpulkan seluruh kesadarannya.
"Yah, badan aku pada sakit sakit" ngeluhnya
Bagaimana tidak sakit jika tidur di sofa semalaman, bahkan sofa itu sangat kecil membuat tubuhnya tidak leluasan bergerak.
Matanya melirik ke arah kasur yang masih memperlihatkan Iqbal yang masih senantiasa menutup matanya.
Terlihat laki laki itu tertidur dengan menggunakan baju koko serta sarung, bisa karina tebak laki laki itu setelah subuh tadi suaminya tertidur kembali. Untung saja karina sedang datang bulan jadi dia tidak usah takut ketinggalan sholat subuhnya.
"Bahkan dia nggak memperdulikan posisi tidur aku yang nggak nyaman gini" lirih karina merasa kecewa
Tapi tunggu! Untuk apa juga Iqbal harus memperdulikan dirinya sedangkan kehadirannya saja tidak pernah di anggap sama sekali.
Mengingat kenyataan itu membuat karina lagi lagi tertampar akan takdir.
"Aku sebaiknya turun ke dapur, membuatkan makanan"
Setelah sampai di bawah karina langsung mendapati keberadaan mertuanya yang sedang memasak.
"Udah bangun sayang?" tanya umi ana tersenyum
Hati karina menghangat kala mendapati ibu mertuanya yang begitu sangat ramah dan baik. Karina hanya menganggukkan kepalanya membalas penuturan umi ana
"Iqbal mana? Belum bangun?"
"Belum umi, aku nggak tega bangunin dia" jawab karina
"Anak itu" umi ana hanya geleng geleng kepala melihat tingkah putranya
"Masih ada pekerjaan yang belum selesai umi? Biar aku bantu" tanya karina
"Nih tinggal nunggu masak sayurnya aja, semuanya udah beres kok. Umi udah masak banyak makanan untuk kalian, kamu panggil suamimu aja di atas suruh dia turun makan" perintah umi ana dan langsung di turuti oleh karina
Sejujurnya karina sedikit takut jika harus membangunkan Iqbal yang masih tertidur pulas, karina sudah bisa menebak jika sebentar lagi ia akan kena omel lagi oleh suaminya.
Karina membuka pelan kenop pintu kamar, keningnya berkerut bingung saat tidak ada tanda tanda keberadaan suaminya di dalam.
"Dia kemana?"
Hingga pendengarannya teralihkan pada sebuah percikan air di dalam kamar mandi, mungkin suaminya itu sedang mandi.
Karina memilih duduk di pinggir kasur sembari menunggu kedatangan suaminya.
Setelah menghabiskan waktu beberapa menit Iqbal keluar dengan pakaian yang tak biasa karina liat sebelumnya.
Yah, Iqbal menggunakan pakaian jas ala kantor berwarna hitam, bahkan kali ini ke gantengan seorang Iqbal dua kali lipat lebih tampan dari hari hari kemarin.
"Kak Iqbal mau kemana?" tanya karina
Iqbal memutar bola mata malas. "Ck, kamu emang bodoh atau pura pura bodoh haa? Jika orang berpakaian berjas seperti ini dia memangnya mau kemana?" Iqbal malah balik tanya dengan nada ketusnya
"K-kekantor" jawab karina
"Kalau udah tau kenapa pake tanya karina?"
Karina hanya menunduk hingga kemudian kembali mendongak saat mendapati sebuah dasi yang terlempar di pahanya.
YOU ARE READING
Sesama Santri LH
RandomIni adalah sebuah kisah dimana seorang santriwati terkurung dengan seorang santriwan dalam sebuah perpustakaan hingga berakhir dalam ikatan suci. Iqbal Alzam baihaqi atau kerap di sapa iqbal itu terpaksa menikahi seorang gadis tanpa landasan cinta...