14. dibully

12.6K 766 140
                                    

Assalamu'alaikum
.
.
.
.
.
💗Heppy reading💗

🚐🚐🚐🚐

Di kawasan pondok pesantren lukmanul hakim sudah terdapat beberapa mobil yang berjejer rapih di depan gerbang, kali ini ada sebuah kajian yang dimana harus di hadiri oleh ustadz ustadzah serta beberapa santri yang terpilih.

Termasuk ustadz Iqbal kini ia sudah berpenampilan rapih dan gagah. Ia juga membawa satu mobil miliknya untuk menghadiri kajian penting itu.

"Udah selesai semua?" tanya ustadz Zulfan pada semua santrinya yang akan di bawah

"Udah ustadz" Jawab mereka kompak

"Baik, sekarang masuk kedalam mobil masing masing yang udah semalam di tentukan"

Semua santri yang terpilih untuk pergi kajian mulai bergerak menuju mobil yang sudah di tentukan oleh ustadz Zulfan semalam, jumlah yang terpilih sekitar dua puluh orang saja selebihnya di tinggalkan di asrama.

"Aisyah kenapa belum naik mobil?" tanya Iqbal dari arah belakang

Aisyah yang kaget pun seketika menoleh kebelakang mendapati wajah tampan Iqbal yang begitu glowing nan putih.

"M-mobilnya penuh" jawabnya gugup

Iqbal melihat semua mobil yang nampak full terisi semua santri, kenapa tiba tiba tidak cukup begini? Bukannya kemarin saat rapat semuanya sudah pas dengan jumlah mobil dan jumlah santri yang di bawah Lalu sekarang?

Di lirik mobilnya yang masih kosong membuat niatnya untuk menawarkan masuk ke mobilnya saja tapi masalahnya tidak ada orang ketiga yang menjadi penengah antara keduanya.

Satu persatu mobil sudah berangkat meninggalkan mereka berdua yang masih setia berdiri.

"Ehh kenapa kamu belum berangkat Iqbal? Terus kamu Aisyah? Kenapa masih disini bukannya kamu udah berangkat ngisi mobil pertama yah?" celetuk ustadz Zulfan merasa heran dengan kedua orang itu

"Mobilnya pada full tadz, kasian Aisyah kalau nggak jadi pergi" ucap Iqbal terlihat begitu peduli dengan Aisyah

Jelas peduli orang dia suka :\

seakan ingin terbang Aisyah meremas kuat tangannya menyalurkan rasa gugup yang tiba tiba saja melanda, bagaimana ia bisa menghilangkan rasa kagumnya pada Iqbal kalau Iqbal saja selalu memberi peluang untuk bisa merebutnya dari karina.

"Lalu kita harus gimana?" ustadz Zulfan juga mulai pusing

"Saya nggak papa kok jika emang saya belum bisa pergi menghadiri kajian itu, bukannya saya ingin mengusir ustadz disini tapi alangkah baiknya jika kalian berangkatlah sesegera takutnya terlambat gara gara saya"

Mata Iqbal menelisik Aisyah pertanda ia tidak suka dengan perkataan perempuan itu.

"Kamu harus pergi, kami nggak ingin memberikan harapan palsu kepada santri santri disini termasuk kamu sekarang. Saya udah mengumumkan total santri yang ikut kajian tersebut dan kamu pun harus ikut"

"Tapi nggak ada kend-"

"Pake mobil saya!" bantah Iqbal lebih dulu

Iqbal menatap ustadz Zulfan sesaat memohon untuk meminta ijin apakah boleh ia satu mobil dengan santrinya atau tidak karna semua keputusan ada pada ustadz Zulfan selalu pemimpin pondok pesantren lukmanul hakim.

"Emm, mungkin ini jalan satu satunya. Kamu bisa satu mobil dengan ustadz Iqbal Aisyah"

Kaget? Jelas mata Aisyah seperti ingin keluar saja dari tempatnya, bagaimana jika saja Aisyah tiba tiba pingsan akibat terlalu lama berdekatan dengan Iqbal? Apakah jantungnya bakal aman? Kurasa tidak.

Sesama Santri LH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang