16. berhenti berharap

16.6K 783 90
                                    


Assalamu'alaikum
.
.
.
.
.
Sebelumnya saya ingin minta maaf yang sebesar2nya kepada kalian semua akibat kelamaan up🥺🙏

Awalnya saya pengen up waktu itu hanya aja ada sedikit kendala yang membuat mood saya benar² hancur untuk menulis.

Banyak yang bertanya, kak kok part 15 nggak teratur sih? Jawabannya saya pun nggak tau tentang itu saya jg pusing sama masalah itu.

Ternyata gini yah lika liku kalau mau jadi penulis😞

🚐🚐🚐

Di tanggal 22 Oktober ini adalah hari istimewa bagi seluruh santri santri. Banyak yang merayakan hari tersebut salah satunya dari ponpes lukmanul hakim itu sendiri.

Berhubung pondok lukmanul hakim yang menjadi tuan rumah banyak sebagian dari mereka betul betul sibuk mengurus segala perlengkapan untuk mempersiapkan sambutan sambutan dari pondok lain.

mungkin ada sekitar lima belas pondok yang sempat hadir.

"Kar"

Karina yang sedari tadi sibuk memperhatikan santri santri yang mulai berdatangan kini beralih menoleh ke belakang.

"Kenapa?" tanya karina

Hilda tersenyum. "Aku dengar dengar kamu ikut lomba tilawah tingkat MA yah?"

"Iya disuruh sama ustadz Zulfan"

Karina kembali fokus melihat ke arah gerbang, banyak sekali jumlah santri yang datang bahkan karina tidak bisa menghitungnya satu persatu saking banyaknya.

"Hebat yah, padahal kamu termasuk santri baru tapi udah bisa kembangin bakat disini. Bangga aku punya temen kaya kamu" ucap Hilda tersenyum

Karina hanya geleng geleng kepala mendengar itu, semenjak kehadiran Hilda hidup karina rasanya jauh lebih baik saat dirinya pertama kali masuk ke dalam pondok.

Hilda membawa pengaruh baik pada dirinya ia tidak pernah bosen bisa berteman dengan sosok Hilda.

"Kamu bisa aja deh"

Selang beberapa detik seseorang menghampiri keduanya.

"Ternyata kamu disini, saya nyariin dari tadi" ucap Iqbal terdengar ramah namun tidak bagi karina

Karina hanya menatap Iqbal seolah bertanya 'ada apa' namun yang di tatap malah memancarkan sorot mata yang tajam ke pada karina membuat nyali karina langsung menciut.

"Saya ada keperluan sama kamu, ayo ikut saya" pinta Iqbal

"Keperluan apa kak?" tanya karina

Iqbal yang sudah mulai heran pun melangkah mendekati karina berbisik tepat di telinga karina. Hilda yang melihat itu hanya tersenyum melihat keromantisan keduanya padahal dia tidak tau saja fakta yang sebenarnya.

"Nggak usah banyak tanya, ayo ikut saya" bisik Iqbal

Iqbal langsung menggandeng tangan karina untuk di bawah pergi dari tempat itu tak lupa Iqbal memberikan senyuman palsu kepada Hilda seolah mereka sedang baik baik saja.

Setelah membawa karina di tempat yang lebih sepi Iqbal kemudian menghempaskan tangan karina yang tadi ia genggam dengan kasar.

"Kenapa kamu selalu aja sih nyusahin orang? Nggak bisa apa sehari aja buat hidup saya tenang" ucap Iqbal emosi

Karina Menyerngit keningnya bingung. "Kenapa lagi kak?" balas karina pelan

"Dari tadi kamu di cariin sama ustadz Zulfan sampai sampai dia minta tolong ke saya buat nyariin kamu"

Sesama Santri LH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang