03. menyimpan rasa

10.8K 625 55
                                    

Assalamu'alaikum

.
.
.
.
Heppy Reading ❤
.
.
.
🚐🚐🚐

Beberapa bulan kemudian:

Hari ini adalah hari keberangkatan seluruh anggota kecamatan sarjo yang ikut lomba MTQ. Orang-orang sudah berkumpul di kantor camat menunggu teman-teman yang lain. Mobil Avanza sudah terparkir di luar kantor siap untuk membawa para penumpang yang pergi.

Karina dan Isma sudah datang lebih awal kini kedua gadis itu sedang duduk di sebuah kursi paling pojok, Karina hanya menatap datar objek yang ada di depannya. Inilah hal yang paling di benci oleh Karina. Menaiki mobil!

Bukan karena apa dirinya sangat anti dengan yang namanya mobil, mencium baunya saja membuatnya ingin muntah di tempat apalagi menaikinya hingga berjam-jam lamanya. Sangat Menyiksa

"Woy pikirin apa sih, datar bangat tuh muka kayak tembok" celetuk Isma tiba-tiba

"Perasaan aku nggak enak, pengen muntah"

"Kamu mah kayak orang hamil aja, belum juga naik udah mau muntah aja gimana kalau udah naik pasti langsung meninggal"

Karina langsung melempar tatapan tajam kepada isma. "Ohh jadi kamu mau aku cepat meninggal gitu? Biar apa haa biar kamu bisa cari teman baru?" Karina melipat kedua tangannya di dada memalingkan wajahnya acuh

"Dih gaje kamu, itukan aku ngomong cuman sebagai perumpamaan karina, yah walaupun kamu tiada sekalipun aku tidak akan berpaling ke orang lain untuk menjadikan teman karena bagi aku kamu itu teman yang pertama dan juga terakhir bagi aku"

Ekspresi Karina seketika berubah ia menoleh menatap manik mata Isma.

"Menurutku teman seperti kamu itu limited edition, tidak ada yang lebih baik selain kamu hanya kamu yang bisa ngertiin aku nggak dengan yang lain!"

"Meskipun kamu yang bakal ninggalin aku dan pergi jauh aku tetap pada pendirianku tidak akan mencari pengganti dirimu sampai kapan pun, karena aku tau sosok dirimu tidak ada di dunia ini kamu yang terbaik menurut versiku hanya kamu, Karina"

Tidak bisa di duga seketika air mata Karina keluar begitu saja, apa yang telah Isma katakan sangat membuatnya terharu, dirinya memeluk Isma erat menumpahkan segala rasa kasi sayangnya. Sahabat yang sangat baik menurutnya

"Kamu tau isma, semenjak mengenalmu duniaku seakan lebih berwarna" ungkap karina dalam pelukan Isma

Isma menghapus air matanya yang ikut keluar kemudian tersenyum. "Dan kamu tau Karina mungkin aku orang yang paling beruntung bisa di pertemukan sosok seperti kamu, tanpa kamu aku tidak akan bisa merasakan yang namanya teman sesungguhnya, Allah memang sangat baik kita bisa di pertemukan hingga membentuk jalan persahabatan seperti sekarang"

Mereka saling memeluk satu sama lain mencurahkan isi hati masing-masing, bagi mereka persahabatan ini adalah sebuah anugrah terindah yang di berikan kepada Allah bagi mereka.

Tidak ada sahabat yang baik jika bukan kita yang berbuat baik, jangan menunggu teman yang ingin selalu menolongmu tetapi jadilah teman yang bisa menolong teman sendiri.

Mereka melepaskan pelukannya saling menghapus air mata mereka kemudian tertawa.

"Kita cengeng bangat sih, gini aja bisa nangis haha liat tuh hidung kamu merah" ucap isma menertawai hidung karina yang memerah akibat menangis

"Nangis karna sahabat itu nggak papa yang penting nggak nangisin cowok orang"

Gelak tawa mereka kembali terdengar membuat orang di sekitarnya menatap bingung mereka berdua.

"Nih pake minyak kayu putih dulu, biar perasaan kamu enak" Isma menyodorkan botol minyak kayu putih kepada Karina

Karina menerimanya dengan senang hati, ia menuangkan tetesan minyak kayu putih itu pada bagian bagian tertentu. Di rasa sudah cukup mendingan pak Sukri menghampiri keduanya.

Sesama Santri LH Where stories live. Discover now