20. Exhibition Show

461 74 105
                                    

Hari yang ditunggu telah tiba. Ini hari yang penting untuk Soobin. Hiruk pikuk para pengunjung sudah memadati gedung berwarna putih gading. Satu-persatu mereka memasuki pintu, terkecuali para undangan yang punya pintu masuk khusus dari samping gerbang utama. Paginya sudah menjelang siang, cerah dengan sinar matahari yang silau menjadi sebuah lampu sorot murni.

Daniel menurunkan kaki kanannya terlebih dahulu, suara jepretan sudah menyambut kedatangannya, dengan setelan turtle neck sebagai innernya dibalut jaket bermotif leopard dihiasi dengan kalung rantai. Rambutnya disisir kebelakang, menampilkan smokey eyes sebagai riasan utama. Dia dengan gaya apapun akan menjadi perhatian banyak mata.

Dia melanglang, melenggangkan tangannya lalu melambaikan telapaknya, memberi salam pada media dan membiarkan orang-orang mengambil potret dirinya. Sesekali ada yang minta tanda tangan, ia selalu menyambutnya dengan ramah. Pantas jika seorang model seperti dia saja bisa begitu mempunyai banyak penggemar, ia ramah meskipun wajah estetiknya seringkali berpose galak. Setelah puas dengan penampilannya di luar gedung, ia mulai memasuki area pameran. Tak perlu mengecek undangan, karena semua petugas tahu siapa bintang utamanya.

Siapapun yakin akan takjub dengan suguhan yang tersedia. Soobin benar-benar mempersiapkan pamerannya. Semua sudah tertata dengan apik sesuai tema masing-masing. Disambut dengan landscape alam yang menyegarkan, menampilkan foto hijaunya daun hingga teduhnya senja. Lalu masuk ke area yang lebih dalam, suasana berubah dengan konsep night city, diusung demi menunjukkan kehidupan bawah tanah kota metropolitan yang tidak biasa. Hingga konsep-konsep human interest yang memilukan sampai konservasi budaya. Mata kamera jenius seorang Soobin benar-benar tertuang dalam sebuah ekshibisi.

Tibalah ia di ruang pameran utama, dimana konsep diversity sebagai simbol kebebasan berekspresi diungkap dan ditunjukkan disini. Anak kecil yang terkurung dalam kotak, perempuan yang berambut pelontos, merpati yang dirantai juga laki-laki yang cantik dalam sapuan kuas. Tak hanya potret Daniel, tapi juga banyak artis senior yang turut berpartisipasi. Satu persatu, Daniel mencatat bagian penting sebagai umpan balik, tak ada yang perlu dikritisi hanya ada pujian, vote dan catatan konsep terfavorit.

"Daniel, welcome. Akhirnya datang juga!"

Suara yang tak asing menyambutnya. Daniel memutar tubuhnya, memberi tanggapan atas panggilan itu. Pria jangkung itu melambaikan tangan, menunjukkan ekspresi besar kepala dari rautnya. Betapa tidak, hari ini dia bak tokoh di belakang layar sebuah drama.

"Hey, congratulation! Semua konsepnya keren, lo emang jenius".

"Thankyou Niel, semua juga karena dukungan lo!"

Basa-basi yang tidak penting, tapi tetap harus disampaikan sebagai partner kerja. Di samping Soobin berdiri wanita cantik tunangannya, Sera. Membuat Daniel merasa tidak pantas jika mendiamkan mereka, hanya pujian sebatas itu. Tidak lebih.

"Sera, kamu cantik. Selamat juga yah buat kamu. Pasti kerepotan banget kan menuhin permintaan Soobin?", pujinya dalam tanya.

"Ya gitu lah kak, dia harus serba perfect. Bolak-balik ganti lay out, konsep bahkan sampai framenya ah semuanya. Untung udah tau watak dia, kalau nggak pasti yang ngurusin udah pada mundur",jawabnya dengan bangga.

Daniel merasa miris mendengarnya. Bagaimana jika Sera tahu watak Soobin sesungguhnya. Akankah ia sudi menerima kalau kekasih yang ia banggakan tak ubahnya hanya seorang ambisionis. Atau tidakkah Sera juga kecewa pada dirinya, Daniel yang selama ini ia anggap sebagai senior semasa sekolah, yang kemudian melakukan kerja sama dengan sang kekasih, ternyata juga seorang mantan dari Soobin yang masih terobsesi akan dirinya. Soobin tersenyum saja tanpa rasa bersalah, merangkul wanita yang tingginya hanya sebatas telinganya.

VERSATILE [Yeontae To Taejun END]🔞🌈Där berättelser lever. Upptäck nu