24. Farewell and Beginnings

553 73 149
                                    

*Sebelum lanjut mau bilang makasih dulu sama temen-temen yang tiap hari gue mintain masukan, Juga semua readers yg udah kasih feedback ke gue. Gue pikir ini bakal berakhir cepet tapi kayanya sih masih cukup panjang. Jangan lupa vote yaa, kalau berkenan komen juga dong. Happy reading.

Rasanya nyaman sekali aku bisa berbincang-bincang dengan mama, begitu aku memanggil ibuku. Beliau kaget aku sekarang sudah besar, padahal dulu dikiranya aku akan kecil selamanya. Aku banyak bercerita tentang ayah, adik, dan tentang Taehyun, eum Soobin juga.

Aku bertanya pada mama, kenapa aku disini sendirian padahal aku pergi bersama Soobin. Beliau jawab katanya takdir kami berbeda. Meskipun ia memaksa, takdir kami tetap tidak sejalan. Aku tidak bercerita tentang surga dan neraka, karena aku pun tidak tahu sekarang ada dimana, disini banyak bunga-bunga, seperti taman dan ada anak kecil berlarian mengajak bermain. Tapi mama bilang, kalau aku tak boleh disini berlama-lama, tidak boleh ikut bermain bersama anak-anak lucu itu. Aku harus kembali mengikuti suara yang aku dengar, meninggalkan mama yang baru saja aku temui.

Samar-samar. Suara yang tak asing. Aku sangat mengenalnya. Suara itu dari dalam air danau, tadi mama bilang aku harus mengikuti, aku nekat terjun ke dalamnya. Aneh aku bisa bernafas di dalam air, mataku juga tidak pedih. Aku menutup semua indera kecuali telinga. Semakin aku memejamkan mata semakin jelas, suara itu malah kini berbalik ada di permukaan air.

"Daniel bangunlah"

"Daniel kembali"

Berapa kali aku mendengarnya, dari yang samar hingga jelas kentara. Aku tak salah itu suara Taehyun. Aku senang sekali mendengarnya, aku rindu. Aku berenang. Aku terus berenang meraihnya, rasanya jauh sekali ke atas permukaan, tapi aku tak mau menyerah. Aku melihat cahaya terang di atas sana. Aku semakin dekat, namun cahayanya semakin silau. Sakit, mataku sakit sekali, ini seperti melihat cahaya dari lampu lima ratus watt di depan mata persis. Aku tak bisa melihat apapun.

Tapi sekarang tidak lagi, cahaya itu hilang. Aku membuka mata sedikit demi sedikit.

Kini,

mataku sudah bisa terbuka.

***

"Ayah, lihat ayah. Daniel bangun", Ailee takjub kegirangan melihat mata kakaknya berkedip menyesuaikan penglihatannya. Ia langsung memencet bel, memanggil dokter segera. Daniel terus melihat ke arah kiri dan kanan, ia masih kebingungan.

"Syukurlah, putra bapak sudah siuman. Tapi dia masih lemah, jangan banyak ditanyai dulu. Kami akan melihat perkembangannya, kalau bagus untuk satu malam ini, besok anak bapak bisa dipindahkan di ruang rawat inap", tutur dokter setelah melakukan pemeriksaan.

Perasaan lega menghiasi wajah mereka, seminggu ini penuh dilanda kekhawatiran akhirnya bertemu juga, dengan jawaban atas harapan.

Daniel masih terbaring lemah, ia masih linglung menyesuaikan diri dengan kehidupan yang hampir ia tinggalkan. Tak seperti sinetron yang langsung bertanya aku siapa dan dimana. Kalimat yang pertama kali ia keluarkan adalah "Aku lapar".

Terang saja, sudah satu minggu dia tak makan, hanya mendapat nutrisi dari cairan. Ia agak bingung, tapi ia menerima saja saat ayahnya menyuapi makan. Ayahnya sudah menangis sejak tadi menyambut anaknya kembali. Tapi dengan gemasnya malah ia hanya makan tanpa bertanya apapun. Tidak apa-apa, ayahnya cukup melihatnya bangun seperti itu. Menunggu putranya pulih segera hingga datang pagi menyapa.

Dan seperti janji dokter, paginya Daniel sudah bisa dipindahkan.

Kesatria dan Pangeran. Achilles sudah jelas dialah kesatria yang hanya bisa lemah lembut hanya di hadapan Pangeran Petrocalus. Ksatria yang setiap malam bersenandung, bernyanyi dengan merdu untuk menghibur Petrocalus. Kesatria adalah raga, Pangeran adalah jiwa. Mereka satu dalam wujud, hidup tak tersekat jarak.

VERSATILE [Yeontae To Taejun END]🔞🌈Where stories live. Discover now