9. -Sinopsis Novel-

11 4 0
                                    

"Bundaaaa" Teriak Dira saat sudah sampai di rumah.

"Gantungan kelincinya udah ketemu belum?" Tanyanya langsung saat melihat bunda yang baru saja pulang dari kafe.

"Maaf Dira, bunda udah cari di kafe tapi gak ketemu" Ujar bundanya.

"Yahhh gak apa-apa deh bun, Dira ikhlasin aja" Ucap Dira lalu segera ke lantai atas untuk merebahkan diri di kamar.

Ya, benar saja. Masuk ke kamar, Dira meletakkan tasnya lalu merebahkan dirinya di kasur.

"Masalah gantungan kelinci gue udah lupain, masalah tu cowok mana bisa gue lupain, mana ganteng banget lagi" Ucap Dira berbicara sendiri masih merebahkan dirinya di kasur kesayangannya.

"Bisa-bisanya dia malah pindah ke SMA Pelita Jaya"

"Ini mah lama-lama gue bisa naksir"

"Tapi kelihatannya dia cowok yang dingin banget"

"Emangnya dia mau sama gue yang barbar gini?"

Dira menatap satu-satu boneka kelincinya yang berada di atas kasur. Ada lima boneka kelinci, diantaranya ada ayah kelinci, ibu kelinci, kakak kelinci, abang kelinci, dan bayi kelinci.

"Menurut kalian semua, dia suka gak sih sama gue?" Tanya Dira bodoh berbicara pada boneka yang adalah benda mati.

"Kakak dan abang kelinci, gimana? Apa dia suka sama gue?"

"Kalian mah belum pada dapat pasangan, ntar gue cariin jodoh buat kalian"

Ah, yang benar saja Dira. Kelakuan Dira memang ada-ada saja. Membuat orang yang melihatnya keheranan.

"Masalah ini harus dibicarakan sama bunda"

_____---_____

"Dia beneran cowok itu?!" Kaget bunda.

Dira menceritakan semua yang terjadi hari ini.

"Kamu gak beneran jatuh cinta sama dia kan?" Tanya bunda.

"Gak tau deh bun"

"Haduhh jangan cepat jatuh cinta sama orang yang baru dikenal" Ucap bunda membuat Dira bertanya-tanya.

"Kenapa bun?"

"Awal-awal bunda masuk SMA juga sama kayak kamu. Bunda suka sama ketua OSIS di sekolah"

"Bunda kira ini jatuh cinta, jadi bunda suka kasi surat dan diam-diam taruh di lacinya pagi-pagi waktu sekolah belum ramai"

"Akhirnya ketua OSIS ini pindah sekolah dan bunda merasa kehilangan dia banget. Ini bukan cintanya bunda, cintanya bunda memang hanya ayah"

"Disaat bunda tak ingin suka siapa-siapa lagi, ayah datang memberi cinta pada bunda"

"Lewat balasan surat yang gak sengaja ditaruh di laci meja ayah. Ayah kebetulan sekelas sama ketua OSIS itu. Karena waktu itu bunda buru-buru jadi salah taruh surat yang malah di laci ayah"

"Dan ya, akhirnya kami saling suka dan saling mencintai sampai sekarang"

Cerita bunda yang diakhiri senyuman penuh kenangan teringat masa dulu.

"Jadi maksud bunda, Dira cuman suka ya, bukan jatuh cinta?" Tanya Dira mengerti dari cerita bunda Kirana.

"Iya betul, wajar masa remaja tuh lagi suka-sukaan" Jawab bunda.

"Kalau Dira udah mengerti jatuh cinta itu seperti apa, Dira buat keputusan aja sendiri"

"Apapun yang buat Dira bahagia, itu yang harus Dira lakukan" Ucap bunda membuat Dira tersenyum lega.

Dira memeluk bundanya penuh hangat.

"Makasih bun udah mau dengar cerita Dira"

_____---_____

Pulang sekolah seperti biasa Dira membantu bunda.

Tapi sepertinya tidak membantu, Dira duduk di meja pelanggan yang telah dipenuhi buku tugasnya.

"Duhh ni tugas gimana sih, bikin sinopsis novel ya mana gue tau"

"Novel aja gak ada di rumah, mau gimana kerjainnya"

Resah Dira sambil meminum jus jeruk.

"Di depan kan perpustakaan, pasti banyak dong buku, kamu cari aja di sana" Ujar bunda Kirana.

Iya juga, pikir Dira. Dira pun membawa tasnya untuk segera pergi ke perpustakaan.

Sesampai di perpustakaan, Dira mencari novel yang menurut ia mudah untuk dibuat sinopsis.

Novel yang dibuat sinopsis harus dua buku, hal yang sulit bagi Dira mencari novel tersebut.

"Buset dah, gimana mau bikin sinopsis, kagak ngerti dah gue" Ucap Dira menyusuri rak-rak buku.

"Ni novel gue cari yang paling dikit deh halamannya, malas banget baca banyak-banyak"

"Gimana mau cari sinopsisnya kalau malas baca"

Dira mendengar seseorang yang berbicara padanya dari belakang.

Saat menoleh, ternyata cowok itu.

Ya siapa lagi kalau bukan anak baru di SMA Pelita Jaya, lebih mengingat lagi dia cowok berhoodie hitam yang bertatap mata dengan Dira di perpustakaan ini.

"Buat kerjain tugas?" Tanya cowok itu.

Dira mengangguk tanpa mengatakan sepatah katapun.

"Kayaknya lo kesulitan cari novel buat bikin sinopsis, mau gue bantu?" Tanya cowok itu menawarkan bantuan.

"Emangnya boleh?" Tanya Dira sedikit gugup.

"Boleh, kebetulan gue ke sini cuman gabut aja. Gue lagi gak sibuk jadi bisa bantu lo" Ucap cowok itu.

"Hmm kalau gitu thanks kak mau bantu" Ucap Dira.

Cowok itu mengangguk dan segera membantu Dira mencari novel untuk dibuat sinopsis.

Dira mengikuti arah jalan cowok itu. Ia mengamati saat cowok itu mencari novel.

Tanpa waktu yang lama, dua buah buku novel telah ditangan cowok tersebut.

"Cepat banget" Batin Dira.

Mereka berdua menuju meja perpustakaan. Dira segera mengeluarkan buku tugas dari tasnya.

"Lo bisa buat sinopsis?" Tanya cowok itu.

Dira menggeleng pelan.

"Hehe, gak bisa kak" Ujar Dira malu.

"Gue bisa bantuin lo" Ucap cowok itu mengambil buku beserta pulpen.

"Eh gak usah kak, ini tugas gue, gue bisa kerja sendiri" Ucap Dira.

"Katanya gak bisa, gue bantuin nih" Ucap cowok itu.

"Aduh, jadi ngerepotin. Sekali lagi makasih kak" Ucap Dira tak nyaman tugasnya malah dikerjakan cowok itu, kakak kelasnya lagi.

"Santai aja, gue hari ini memang lagi cari kesibukan"

"By The Way, nama lo siapa?" Tanya cowok itu lalu tersenyum saat baru menyadari name tag seragam Dira yang masih Dira pakai.

"Anindira Wijaya" Ucap cowok itu melihat name tag seragam Dira.

"Eh iya kak, panggil aja Dira"

"Kalau kakak?" Dira bertanya pasalnya cowok ini tak memakai seragam sekolah lagi.

"Nama gue Nathaniel Danendra, panggil aja Nathan"

.
.
.
.
.

Sabtu, 1 April 2023

LibraryWhere stories live. Discover now