17. -Keraguan Dira-

3 3 0
                                    

Tiada hentinya hari ini Dira menceritakan semuanya pada Lily tentang dia yang menginap di rumah Nathan.

Lily tentu hanya menyimak, mendengarkan Dira bercerita tanpa jeda.

"Apalagi pas gue suapin dia Li, uhh sweet banget!" Ujar Dira yang akhirnya berhenti cerita karena pipinya kini memerah, malu saat mengingat kejadian tak terlupakan bagi Dira.

"Jangan senang dulu Dir, bisa aja nanti lo bakal menerima keadaan"

"Lo mana tau dia suka lo apa enggak, lo gak ada bilang kan sama dia kalau lo suka sama dia" Ucap Lily yang terlihat serius menasehati Dira.

"Tapi Li, gue ngerasa dia juga suka sama gue" Ujar Dira.

"Terus, kenapa lo gak tanya langsung aja?" Tanya Lily.

"Eemmm gue ragu Li kalau dia gak punya perasaan sama gue" Ucap Dira malah merasa cemas.

"Hadehh capek gue ngomong sama lo"

"Terus lo mau nunggu dia ngungkapin perasaan sama lo?" Ucap Lily yang mulai muak menghadapi sikap Dira yang menyebalkan.

"Yaa mungkin, kan cowok yang harus ungkapin duluan perasaannya, masa cewek yang duluan" Ucap Dira.

"Lo mau nunggu? Sampai kapan??" Ucap Lily membuat Dira terdiam tak menjawab lagi.

Benar kata Lily, harus sampai kapan Dira akan menunggu Nathan untuk menyatakan perasaannya.

Bisa saja Nathan hanya bersikap baik padanya karena mereka sudah berteman.

Jika Nathan memiliki perasaan lebih padanya, lantas mengapa ia tak mengatakannya pada Dira??

Sikap dan perilaku Nathan memanglah baik, ya walau perkataannya agak dingin, tapi dia sangatlah sopan. Bahasanya tidak kasar, ya walaupun berbicara pada Dira masih pakai "lo, gue"

_____---_____

Malam ini, Dira menghabiskan waktu di kamar hanya untuk overthinking.

Ya overthinking tentang perkataan Lily tadi.

Apakah Dira harus bilang pada Nathan bahwa ia suka padanya??

"Ah, jangan, masa harus cewek yang duluan bilang"

Lalu, apakah Dira harus menunggu Nathan saja??

"Ah, jangan, mau tunggu sampai kapan??"

Itulah pertanyaan untuk Dira yang tengah bersarang di pikirannya.

"Sepertinya gue harus segera bilang sama kak Nathan"

_____---_____

Dira menuju ke kantin menemui Nathan untuk mengajaknya ke taman sore ini. Tadi Dira mencari Nathan di kelas, namun temannya bilang Nathan berasa di kantin.

Semalam, Dira sudah memikirkannya dengan matang. Dira membulatkan keputusannya untuk menyatakan perasaannya pada Nathan.

Dira harus mencobanya, Dira merasa ada sebuah keyakinan yang muncul dalam benaknya untuk berterus terang pada Nathan.

"Hai Dir" Sapa Nathan saat melihat Dira.

"Eh, hai kak" Ujar Dira ternyata Nathan membeli kopi.

"Gue tadi nyariin lo di kelas eh katanya kakak di kantin" Ucap Dira.

"Ohh gue beli kopi, ngilangin kantuk" Ujar Nathan.

"Lo ngapain cari gue?" Tanya Nathan.

"Nanti sore sibuk gak kak?" Tanya Dira.

"Gue latihan basket nanti, seminggu lagi mau tanding sebelum ujian akhir semester" Ucap Nathan.

"Emm gue boleh ikut gak?" Tanya Dira.

"Boleh, nanti gue jemput jam tiga sore" Ujar Nathan.

"Oke!"

"Lo udah makan siang?" Tanya Nathan.

"Belum" Jawab Dira yang baru sadar sedari tadi ia menahan laparnya. Namun hilang saat mencari Nathan untuk mengajaknya ke taman.

"Lo mau apa? Gue traktir" Ucap Nathan menawarkan. Idihh dapat gratisan nih, kan dibayarin.

"Gak usah kak, gue beli sendiri aja" Ujar Dira menolak. Idihhh bilang aja lo mau tapi gengsi kan.

"Udah, biar gue aja yang bayar" Ujar Nathan sedikit memaksa.

"Ya udah kalau gitu, bakso aja kak" Nah kan Dir, apa author bilang, jangan malu-malu kucing deh, ujung-ujungnya mau juga kan lo!!

"Oke, mang! Bakso dua porsi, minumnya es teh aja" Ujar Nathan pada mamang tukang bakso yang mengangkat jempolnya untuk segera membuat pesanan mereka.

"Punya gue jangan pakai bawang goreng ya" Ucap Dira pada Nathan yang belum tau bahwa dirinya tidak suka bawang goreng.

"Yang satunya jangan pakai bawang goreng mang" Ujar Nathan.

"Siap mas" Ujar mamang bakso.

"Gak suka bawang goreng?" Ujar Nathan.

"Iya, gue gak suka bawang goreng" Ucap Dira.

"Kenapa?" Tanya Nathan.

"Gak suka aromanya sama rasanya" Ujar Dira.

"Padahal enak lho bawang goreng" Ucap Nathan.

"Gue gak suka, pernah gak sengaja waktu kecil makan bawang putih mentah, utuh lagi"

"Gue kira ini kacang pas nemu di atas meja dapur, karena baunya enak dan penasaran rasanya kayak gimana, ya gue makan"

"Ternyata itu bawang putih astaga, mana gue telan lagi, ihh gak kebayang rasanya" Ucap Dira bercerita mengenang masa kecilnya yang pahit. Eh pedas! Kan bawang putih wkwkwk.

"Jadi trauma nih ceritanya?" Tanya Nathan yang terkekeh mendengar cerita Dira yang tidak sengaja memakan bawang putih utuh yang mentah.

"Ya begitulah kira-kira"

_____---_____

"Walaupun gak jadi di taman, tapi gak apa-apa deh lihat kak Nathan latihan basket dulu" Ucap Dira menunggu Nathan di depan teras rumahnya.

"Mau ke mana Dir?" Tanya bunda datang dari kafe.

"Mau temenin kak Nathan latihan basket bun" Ucap Dira.

"Cieee lagi PDKT yaa" Ujar bunda meledek Dira.

"Ih! Apaan sih bun, Dira cuman ikut aja, cuman nontonin" Ujar Dira sedikit kesal melihat bunda meledeknya.

"Bunda kenapa pulang jam segini" Ucap Dira mengalihkan pembicaraan.

"Kenapa? Emangnya gak boleh?? Kan ini rumah bunda" Ujar bunda, ya walaupun sedikit egois ya bahwa bunda berbicara rumah ini seakan hanya miliknya sendiri.

"Ya tumben aja, biasanya mau maghrib baru pulang" Ucap Dira.

"Bunda mau ambil stok kopi, kan kafe tutupnya mulai lama. Sekarang tutupnya jam sepuluh malam, lihat kemarin ada karyawan baru, itu buat shift malam" Ucap bunda menjelaskan pada Dira.

Wijaya Cafee sudah mulai berkembang. Buka dari pukul tujuh pagi dan tutup pukul sepuluh malam.

Bunda mempekerjakan enam karyawan untuk shift malam. Karena malam pasti ramai pembeli.

"Ohhh iya deh, Dira pergi dulu ya, kak Nathan tuh" Ujar Dira melambaikan tangannya pada Nathan dengan sepeda antik milik kakeknya.

"Izin bawa Dira ya bun" Ucap Nathan pada bunda.

"Iya, hati-hati yaa" Ujar bunda.

"Iya bun!"

"Dira pamit dulu ya bun" Ucap Dira menyalimi tangan bundanya.

"Jangan pulang malam ya" Ucap bunda.

"Iya bunn" Ujar Dira.

"Kabarin bunda ya kalau udah jadian" Ucap bunda kembali meledek Dira.

"Bunda!"

.
.
.
.
.

Senin, 15 Mei 2023

LibraryWhere stories live. Discover now