31. -Cilok-

6 1 0
                                    

Pagi yang cerah menyapa dunia dengan mentari yang bersinar dan burung-burung yang berkicauan.

Udara segar yang terhirup bersamaan padatnya aktivitas para manusia saat ini. Ada yang pergi bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ada yang berbelanja mungkin ke pasar sayur karena tempat itulah yang paling ramai dikunjungi pagi-pagi sekali, dan ada yang pergi ke sekolah entah itu menggunakan kendaraan ataupun berjalan kaki menuju tempat tujuannya menuntut ilmu.

Seperti saat ini di SMA Pelita Jaya. Siswa dan siswi berbondong-bondong memasuki gerbang sekolah untuk menuju kelas masing-masing. Tidak sepenuhnya yang ke kelas, ada yang ke kantin untuk sarapan, ada yang masih di parkiran menunggu bel berbunyi, bahkan ada yang ke perpustakaan sepagi ini.

Siapa lagi kalau bukan Dira. Kebiasaannya kini adalah sering mengunjungi perpustakaan. Entah mengapa Dira menjadi suka membaca buku, padahal dirinya dahulu membuka buku hanya ketika ada PR saja.

"Dimana ya? Sepuluh menit lagi kan masuk kelas, bukunya belum ketemu gimana nih?!"

Dira dengan panik menelusuri tiap rak buku untuk mencari sebuah buku yang dicari-carinya dari tadi.

Rasanya sudah semua rak dia teliti dengan baik, tidak ada dia melihat judul buku itu tertera di antara sampul buku.

"Masa gak ada sih?"

"Aduh... Buk Ina belum datang, kan gak bisa nanyain"

Dira yang sudah lelah mencari akhirnya menyerah dan duduk di kursi merehatkan kakinya yang lelah dari tadi mengelilingi isi perpustakaan ini.

"Mau dibantuin?"

Itu Nathan. Dia kini berdiri dihadapan Dira.

Karena tubuh Nathan yang tinggi dan posisi Dira duduk, Dira harus mendongak untuk melihat Nathan yang masih terbalut hoodienya.

"Dari tadi gue merhatiin lo keliling cari sesuatu. Emangnya cari apa?" Tanya Nathan.

"Cari cilok! Ya cari bukulah kak. Emang tujuan orang ke perpustakaan cari apa selain cari buku?!"

Nathan terkekeh mendengarnya. Ucapan Dira memang ada benarnya, lantas Nathan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Santai aja kali gak usah ngegas"

"Terus udah tau tadi gue nyari-nyari buku tapi gak ketemu kenapa gak ditolong?" Dira kesal karena Nathan tidak membantunya mencari buku padahal Nathan sudah tau Dira berkeliling dari tadi.

Nathan pun menyeret kursi di meja sebelah dan ikut duduk di samping Dira.

"Lo gak minta tolong" Perkataan Nathan membuat Dira makin kesal. Ditambah kini buku yang ia cari masih belum ditemukan.

"Kan gue gak lihat kakak ada disini!" Ujar Dira dengan nada kesal.

Dira dengan wajah cemberutnya mengungkapkan bahwa saat ini ia tengah kesal. Oh ya, tangannya juga dia lipat seperti anak kecil yang tidak dibelikan permen oleh orang tuanya.

"Oke, oke, gue bantu cari ya"

Nathan yang kemudian hendak menanyakan buku apa yang dicari dari tadi oleh Dira lantas urung ketika Dira bangkit kursinya sambil berkata "Gak usah, udah gak butuh"

Setelah mengucapkan itu, Dira pergi meninggalkan Nathan dan keluar dari perpustakaan.

Nathan masih terduduk heran melihat tingkah Dira. Tidak seperti biasanya dia seperti ini. Apakah Dira semarah itu?

_____---_____

Bel berbunyi bersamaan dengan Dira yang masuk ke kelas.

Dia duduk dan menaruh asal tasnya di atas meja. Dira merasa tidak mood hari ini. Mungkin gara-gara ia kedatangan tamu bulanan.

Vous avez atteint le dernier des chapitres publiés.

⏰ Dernière mise à jour : Apr 20 ⏰

Ajoutez cette histoire à votre Bibliothèque pour être informé des nouveaux chapitres !

LibraryOù les histoires vivent. Découvrez maintenant