23. -Selamat Tinggal-

7 2 0
                                    

Sepulang sekolah, Dira dan teman-temannya pergi ke rumah Lily.

"Pagarnya digembok apa enggak ni" Ucap Tirta saat melihat tidak ada tombol bel di pagar ini.

"Gemboknya rusak, kita masuk aja langsung" Ujar Dira.

"Bener ni Dir? Gak sopan banget lo" Ujar Yuda.

"Lo sendiri langsung makan aja ke rumah gue sebelum ditawarin" Ucap Soni menyinggung Yuda.

Yuda hanya membuang muka saja, pura-pura tak mendengar perkataan Soni.

Soni memang menganggap Yuda sebagai adiknya, ya tapi gak gini juga bangke! Datang-datang ke rumah Soni, Yuda langsung menuju dapur dan melihat-lihat isi tudung saji. Bukan hanya melihat, tapi langsung melahap.

Dira tak menghiraukan perdebatan dua sahabat yang suka bertengkar ini. Dira lalu membuka pagar yang tidak ada gemboknya itu. Akhirnya mereka pun menyusuli Dira yang telah masuk.

Dira menekan bel rumah Lily.

Mira malah ikut mengetuk.

"Apa gak ada orang ya? Sepi banget" Ucap Mira.

Dira memutuskan untuk tidak menekan bel lagi. Dira kembali dibuat menyesal.

"Sebaiknya kita pulang aja" Ucap Dira.

"Gak bisa dong Dir, kita belum ketemu Lily" Ujar Moana.

"Kalian udah lihat sendiri kan? Lily gak ada dirumahnya" Ucap Dira yang kelihatan lelah. Dira sepertinya tak ingin lagi melihat Lily sebab Lily sudah lama tak terdengar kabarnya.

"Sabar Dir, kita langsung ke rumah sakit aja tempat papanya Lily dirawat" Ujar Dimas.

Dira mengangguk, Dira tak menyembunyikan perasaannya bahwa dia memang rindu pada Lily.

Sahabat, yang selalu bersamanya, susah maupun senang.

_____---_____

Mereka sudah sampai di rumah sakit.

Dira terlihat lega, Lily pasti ada di sini.

Sampai di depan pintu kamar dimana papa Lily dirawat, Dimas dan teman-temannya dipersilahkan masuk oleh suster.

"Makasih Sus" Ujar Dimas tersenyum ramah pada suster itu.

"Robin?!"

"Kalian ngapain ke sini?" Tanya Robin kaget.

"Bukannya berterimakasih kami udah datang, malah nanya ngapain, ya jenguk om Galih lah" Geram Tirta karena sikap Robin yang menurutnya kurang ramah.

"Gimana kondisi om Galih?" Tanya Dira pada Robin.

"Masih seperti biasa, sudah stabil tapi belum sadar dari komanya"

"Terus Lily dimana, Robin?"

Robin tak menjawab pertanyaan Dira. Dia diam dan tertunduk.

"Jawab Robin!"

"Sorry Dir, gue gak bisa kasi tau" Ucap Robin masih tertunduk. Robin sangat berat untuk mengatakan Lily dimana.

"Kita bicara di luar aja"

_____---_____

Robin masih terdiam tidak menjawab pertanyaan Dira tadi. Robin terlihat gelisah dan ragu untuk mengatakannya.

"Sebenarnya Lily dimana sih, Bin?!" Tanya Mira yang sudah mulai kesal pada Robin yang masih tak mau berbicara.

"Sebelumnya maaf Dir gak bisa kasi tau lo" Ucap Robin akhirnya berbicara. Membuat Dira semakin penasaran.

"Gue udah berusaha mau kasi tau lo, tapi Lily paksa gue biar jangan kasi tau sama lo"

"Sebenarnya...."

Robin menggantung ucapannya. Teman-teman Dira sangat penasaran tentang apa yang sebenarnya terjadi pada Lily. Dan, dimana Lily sekarang???

"Lily udah pindah ke Amerika"

Dira dan teman-temannya kaget mendengar perkataan Robin.

"Amerika?!"

"Iya Dir. Lily pindah ikut mamanya karena mamanya wedding di sana"

"Bentar, nikah? Tante Salma nikah?!" Soni terbelalak kaget. Bagaimana bisa?? Pasalnya didalam ruangan ini masih ada papa Lily yang terbaring koma.

"Masalahnya dimulai dari perusahaan om Galih yang bangkrut, om Galih akhirnya berhenti bekerja. Tante Salma marah karena om Galih yang gak cari pekerjaan tapi malah mabuk-mabukan di bar"

"Tante Salma akhirnya muak dan memilih pria lain yang lebih kaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah Lily. Om Galih gak tau, om Galih tau setelah tante Salma kepergok mesra-mesraan di bar tempat om Galih biasanya minum minuman beralkohol. Udah beberapa kali tante Salma sama selingkuhannya disana. Dan puncak kemarahan om Galih muncul malam itu"

"Om Galih memang sedikit mabuk, dan ngelabrak tante Salma sama selingkuhannya. Mereka kabur lalu dikejar om Galih pakai mobil, dan terjadi tabrakan karena om Galih menghindar dari truk yang lewat. Om Galih langsung dibawa ke rumah sakit ini dengan kondisi tak sadarkan diri sampai sekarang"

"Jadi, Lily sekarang di Amerika?" Tanya Dira saat Robin selesai menjelaskan pada mereka semua.

Robin mengangguk. Robin tau Dira tak percaya karena Lily meninggalkannya tanpa berpamitan.

Robin merasakan kesedihan Dira, karena Robin tak tega melihat Lily pergi meninggalkan mereka tanpa berpamitan.

"Tante Salma dilamar selingkuhannya dan diajak menikah ke Amerika. Tante Salma setuju dan paksa Lily ikut. Awalnya Lily gak mau, tapi gak tau kenapa Lily pergi tanpa pamitan sama kami"

"Dia juga gak pamitan sama gue" Ucap Dira lemah, Moana memegang bahu Dira dan mengusapnya pelan.

"Jangan sedih Dir, Lily gak bermaksud kok buat gak pamitan sama kamu" Ujar Moana menenangkan Dira.

"Iya Dir, dia gak mau lo sedih aja karena dia pergi ke Amerika" Lanjut Mira.

"Tapi gak gini juga Mir, setidaknya dia pamitan sama gue sahabatnya sendiri. Gue ikhlas dia pergi ke Amerika, tapi bukan gini caranya" Dinding pertahanan Dira hancur. Setelah mengatakan itu, air matanya terjatuh. Tak kuasa membendung rasa sedihnya.

"Lily ada titip surat ke gue sebelum dia pergi"

Robin menyerahkan sebuah surat yang dilipat rapi pada Dira.

Dira menghapus air matanya kemudian membuka isi surat tersebut.

Buat anak tambang
Lo jangan sedih gue pergi ke Amerika, jangan iri juga gue pergi ke luar negeri. Gue gak tau bakalan pulang ke Indonesia kapan, gue harap secepatnya. Pasti gue bakalan kangen sama papa, teman-teman di sekolah, dan sahabat terbaik gue, Dira.
Lo anak baik Dir, semua keinginan lo pasti bisa terwujudkan kok, jangan putus asa dan pantang menyerah, semangat!!
Sorry gue udah jadi sahabat yang gak baik, yang jahat sama lo. Gue mungkin udah gak bisa dikatakan sahabat, jadi kalau lo mau benci sama gue juga gak apa-apa Dir.
Jangan sedih ya, gue tau lo itu cengeng. Jangan banyak-banyak makan es krim, entar lo sakit gak bisa bantu bunda di kafe.
Gue sayang banget sama lo Dir, makasih udah anggap gue sebagai saudara.
Sampai jumpa ya Dira, gue janji bakalan kembali lagi.

Salam manis, Lily Cendrawasih....

.
.
.
.
.

Rabu, 12 Juli 2023

LibraryDove le storie prendono vita. Scoprilo ora