part 5

2.5K 181 4
                                    

"Kenapa sih ngedekem di kamar mulu." Suara Laudi terdengar diiringi oleh suara pintu kamar Manda yang terbuka.

Manda menghela nafas berat, seberat mengikhlaskan handphonenya yang retak walau hanya sedikit. Kalian pasti tau lah bagaimana rasanya barang kesayangan yang telah diperjuangkan tiba-tiba saja rusak atau tergores.

Laudi menghampiri sepupunya itu dan mendudukkan dirinya di samping Manda.

"Kenapa HP Lo? Bukannya baru beli bulan kemarin ya kok udah retak aja."

"Ya ini gara-gara kakak ipar Lo itu. Resek banget pake ngagetin gue segala. Gak tau apa ya perjuangan gue buat dapetin ini HP."

"Serius Lo?" Laudi bertanya untuk memastikan. Yang dijawab dengan sebuah deheman pelan dari Manda.

"Eh kok bisa sih?" Laudi terlihat penasaran dengan kejadian yang sebenarnya terjadi.

Tapi Manda sudah tidak ingin membahasnya lagi, yang ada dia malah akan tambah kesal dengan laki-laki yang mengaku bernama Arhan itu.

Manda meletakkan handphonenya di nakas. Lalu dia berbaring menenggelamkan wajahnya di bantal.

Laudi menatap iba ke arah sepupunya. Dia jadi tidak enak sendiri pada Manda, bagaimanapun yang membawa Arhan ke tempat ini adalah dirinya.

"Terus gimana? Dia ada bilang sesuatu? Minta maaf atau mau gantiin handphone Lo gitu?"

"Gak tau lah. Bodo amat, Gue kesel banget sumpah."

"Duh maaf ya, gue jadi ngerasa ikut bersalah. Atau mau gue aja yang benerin handphone Lo? Iya gue aja yang nanti benerin."

"Gak usah lah. Lagian ini bukan salah Lo juga."

"Jangan gitu lah, Man. Gue kan jadi gak enak sama Lo."

"Bener gak perlu, nanti gue benerin sendiri aja." Baru Laudi ingin berbicara kembali, Manda sudah mencegahnya dengan cara meletakkan jari telunjuk didepan bibir Laudi.

"Dari pada ngomongin itu, mending sini deh tiduran sama gue. Lo itu harus menyimpan tenaga nanti, kan mau perjalanan jauh."

"Gak jauh juga kali, cuma sejam-an doang."

Ya memang Laudi dan Manda hidup di kota yang berbeda. Mengingat Laudi sudah lama merantau disana dan akhirnya bertemu dengan jodohnya juga disana, membuat Laudi sekarang harus berpindah tempat tinggal. Berbeda kota tapi masih tetap satu provinsi.

"Eh ngomong-ngomong gue penasaran deh. Emang Lo sama ipar gue ada apa sih? Kenapa Lo kayak benci banget gitu sama dia."

"Gak ada apa-apa. Cuma ya yang kata gue tadi itu, gue risih ditatap dia lama-lama." Laudi tampak mengangguk-angguk, dia pun ikut membaringkan tubuhnya di sebelah Manda.

"Sebelumnya Lo udah pernah ketemu atau pernah kenal gitu gak sama dia?"

Manda mengernyitkan dahinya bingung. Ini Laudi kenapa sih tiba-tiba malah membahas iparnya. Sudah tau Manda sensi dengan laki-laki satu itu.

"Baru pertama ketemu. Emang kenapa sih nanya kayak gitu segala."

Laudi menolehkan kepalanya ke arah samping. Menatap ke arah Manda.

"Beneran baru pertamakali ketemunya?"

Manda mengangguk dengan pasti. Ya memang ini pertemuan pertama mereka. Kenapa Laudi sangat tidak percaya sih padanya? Ada apa sebenarnya?

"Lo aneh deh, udahlah jangan bahas dia lagi."

"Eh gak bisa, ada yang mau gue omongin sama Lo dan ini berkaitan sama ipar Gue."

Meet a MateWhere stories live. Discover now