part 45

1.2K 163 7
                                    

Pagi-pagi Manda sudah di sibukkan dengan persiapan yang dilakukan untuk melaksanakan bazar hari ini. Setelah mencari-cari berbagai informasi, dan melakukan persiapan yang matang akhirnya Manda memutuskan mencoba untuk mengikuti bazar yang sedang di laksanakan di sebuah mall di daerah jakarta pusat. Dengan harapan agar hasil yang didapat memuaskan, juga untuk menambah pengalaman baru. Dibantu oleh tim yang dibawanya, mempermudah Manda untuk mengatur lapak mereka.

Manda dan 5 orang tim nya yang lain berusaha sangat keras agar lapak mereka terlihat semenarik mungkin untuk dikunjungi. Persiapan sudah 80% berjalan. Hanya tinggal memajang koleksi baju-baju yang mereka miliki saja.

Manda dan juga Laras sepakat untuk memajang koleksi terbaru mereka yang baru launching kemarin untuk di pasang pada patung di letakkan sebagai ikon didepan. Ada juga produk best seller yang juga turut di pajang di depan. Dengan dua koleksi itu, Manda sangat yakin bisa menarik minat para customer untuk berkunjung.

Semua anggota tim tersenyum senang saat pekerjaan mereka telah selesai. Lapak mereka terlihat rapi dan tidak kalah estetik dengan yang lain. Manda memberikan jempolnya pada orang-orang yang telah membantunya.

"Sebentar, gue story-in dulu buat kasih tau followers gue." Ucap salah satu teman kampus Manda yang juga seorang influencer. Manda sengaja meminta bantuan padanya untuk ajang berpromosi.

Untungnya teman Manda yang baik ini tidak mematok harga khusus pada dirinya. Manda merasa sangat berterimakasih pada temannya ini.

"Kita foto bareng yuk." Ajaknya setelah selesai membuat beberapa vidio di beberapa spot menarik.

Manda dan yang lain sontak merapat, masih ada beberapa menit untuk mereka mengabadikan momen ini sebelum bazar resmi untuk dibuka.

Lima menit sebelum bazar resmi di buka, tim Manda berkumpul dan melakukan doa bersama. Lalu mereka standby di tempat masing-masing. Hanya beberapa menit setelah dibuka, tampak beberapa orang telah menuju lapak mereka dan melihat lihat koleksi yang ada disana.

Dengan senyum yang ramah, Manda mempersilahkan dan membantu para calon customernya untuk memilih baju sesuai dengan yang mereka cari.

"Kak model yang kayak gini tapi warna putihnya ada gak ya?" Seseorang menghampiri Manda sambil bertanya hal tersebut, menunjuk pada salah satu baju dari koleksi mereka yang terpajang dengan apik di patung.

"Maaf kak, untuk yang ini kita tidak menyediakan warna putih. Hanya ada warna blue dan pink saja."

Perempuan itu terlihat sedikit kecewa. Tapi akhirnya tetap membeli barang yang ditunjukkannya tadi.

Manda tersenyum melihat itu. Hari kasih pagi jadi para pengunjung belum banyak yang berdatangan. Tapi Alhamdulillah Manda sudah mendapatkan customer yang begitu royal pagi ini.

Saat customer mereka telah keluar dengan dua tote bag yang dibawanya, Manda menampilkan senyum termanisnya tidak lupa juga memberikan ucapan terimakasih karena telah berbelanja di lapak mereka.


Karena mobil teman sialannya ini sedang diservis, membuat Fahri rela mendatangi bengkel milik Arhan yang letaknya bersebelahan.

Dengan tidak tau malunya, Fahri mendekati Arhan yang tengah berbicara dengan salah satu bawahannya dan mengatakan ada suatu hal penting yang akan dibahasnya.

Dan kalian tau apa? Hanya demi sebuah sepatu yang diincarnya, Fahri sampai menganggu waktu Arhan yang sangat sibuk hari ini. Geram rasanya Arhan dengan temannya ini. Tapi dia juga menyalahkan dirinya yang bisa-bisanya mau saja dibohongi oleh Fahri.

"Sialan Lo." Umpat Arhan pada Fahri saat mereka telah keluar dari toko sepatu tempat Fahri membeli. Fahri tertawa puas karena telah berhasil membohongi kawannya itu.

"Jangan marah lah. Lagian udah mau waktu makan siang juga, gue traktir makan deh." Arhan berdecak, tidak menjawab apapun pada temannya ini. Mereka turun menggunakan eskalator menuju lantai dasar.

"Rame banget, ada apaan tuh." Fahri menunjuk pada kerumunan orang-orang yang terlihat sangat ramai.

Fahri sudah menarik tangan Arhan untuk menuju kerumunan tersebut. Arhan yang tidak siap, kini malah berakhir mengikuti kemana Fahri melangkah.

"Bazar ternyata." Ucap Fahri setelah berada di tengah kerumunan. Arhan memutar bola matanya jengah, dia sudah akan membalik tubuhnya, saat matanya tidak sengaja menangkap logo yang familiar di matanya, Arhan mengurungkan niatnya.

Dia pun mengamati lapak yang menarik perhatiannya. Dan bisa dilihatnya seorang gadis yang tengah sibuk melayani pembelinya.

Kalian tidak salah, gadis itu tidak lain adalah Manda. Arhan terpaku di tempatnya selama beberapa detik. Melihat gadis yang sangat dirindukannya, kini tengah berada di depan sana, rasanya ingin sekali Arhan berlari dan memeluknya tapi apa daya hal itu tidak mungkin terjadi.

"Bengong aja Lo, liatin apaan?" Arhan tersadar saat Fahri menepuk bahunya. Arhan menggeleng pelan, lalu dia mengajak Fahri ke salah satu makanan restoran cepat saji yang tadi sempat dilewatinya.

"Tumben ngajak makan disini." Fahri mengamati pengunjung restoran cepat saji yang pengunjungnya didominasi oleh anak kalangan muda.

Arhan mengabaikan temannya itu, dia berjalan menuju tempat memesan lalu mengucap apa yang diinginkannya disana.
Fahri melotot saat mendengar pesanan Arhan yang tidak bisa dikatakan sedikit itu.

"Buset banyak amat bro, mau kasih makan se RT Lo."

"Diem Lo, berisik." Ucap Arhan yang masih kesal sebenarnya dengan Fahri. Tapi karena berkat Fahri mengajaknya ke mall ini, membuat Arhan bisa bertemu dengan Manda, rasa kesal yang dirasakan Arhan kini sudah berkurang walau hanya sedikit.

Setelah mendapatkan pesanannya, Arhan pun keluar, masih diikuti dengan Fahri dibelakangnya.

Fahri mengernyitkan dahinya bingung saat Arhan kembali melangkahkan ke area bazar tempat yang mereka datangi tadi. Fahri sudah ingin bertanya, saat Arhan didepannya kini telah berhenti di sebuah lapak yang lumayan ramai. Fahri diam ditempat, mengamati apa yang sedang kawannya lakukan.

Arhan berhenti di belakang Manda yang tengah memunggungi dirinya. Arhan mencolek bahu Manda, membuat empunya berbalik dan pandangan mereka bertemu.

Selama beberapa detik keduanya saling berpandangan, hingga akhirnya Arhan menyerahkan plastik berisi makanan yang diserahkan pada Manda.

"Jangan lupa makan." Ucap Arhan singkat. Lalu dia pun berbalik dan pergi, tidak ingin menganggu Manda yang saat ini terlihat sedang sibuk.

Jaraknya yang berada tidak jauh dari Arhan, membuat Fahri bisa mendengar dengan jelas apa yang temannya itu katakan. Fahri melongo selama beberapa detik hingga suara Arhan yang mengajaknya balik menyadarkannya.

Fahri pun berbalik dan menyamai langkah Arhan yang sudah berada di depannya. Fahri memberikan senyum penuh godaannya pada Arhan. Menarik turunkan alisnya untuk menggoda temannya ini.

"Cewek itu dia?" Arhan diam tidak menjawab, dan dari sana saja Fahri sudah bisa menebak jawaban yang dimiliki Arhan.

"Gak nyangka sih dia cantik banget, mana masih muda. Gila hoki banget sih Lo dapetin dia."

Fahri gelang-gelang tidak percaya. Pantas saja Arhan bisa menolak Salsa mentah-mentah, rupanya dia sudah ada seseorang di baliknya.

Tanpa Arhan sadari, diam-diam di belakangnya Fahri telah mengirim pesan pada teman-temannya yang selama ini juga telah penasaran dengan sosok yang bisa menaklukkan hati seorang Arhan.

To be continued

Meet a MateWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu