part 33

2.4K 220 18
                                    

Seperti merasakan dejavu, saat Manda melihat sebuah mobil berwarna hitam yang terparkir di depan rumahnya. Apalagi saat ini Manda tengah mengenakan piyama yang dipakai tidur semalam, juga segelas susu di tangannya dan sebuah roti yang sedang dikunyahnya.

Bedanya, sekarang ini ada Bonbon yang berada di pangkuan Manda dan juga ini bukan hari weekend. Weekend masih besok dan kenapa pula laki-laki itu datang di saat seperti ini?

Sosok tinggi tegap Arhan kini sudah berjalan ke arah Manda, membawa sebuah paperbag yang Manda belum ketahui isinya.

"Hai." Sapanya sembari mendekat ke arah Manda duduk.

Mulut Manda bergerak tetap mengunyah makanan kesukaannya itu, sampai tidak sadar bahwa saat ini tengah bengong melihat sosok Arhan yang sudah lama tidak ditemuinya.

Arhan menyunggingkan senyum tipisnya melihat tatapan yang dilayangkan Manda padanya. Untuk menyadarkan gadis itu, Arhan menepuk pelan pundak Manda. Manda berdeham pelan, berusaha menguasai dirinya usai terciduk sedang memandangi laki-laki didepannya.

Seolah tidak terjadi apa-apa, Manda kembali menggigit rotinya yang tinggal satu kali suapan lalu dia pun meneguk susunya hingga tandas.

Sembari menunggu Manda menyelesaikan sarapannya, Arhan mendudukkan dirinya tepat disamping Manda. Tangan Arhan yang bebas terjulur untuk mengusap kepala kucing yang sedang berada di pangkuan Manda.

"Tumben." Kata pertama yang keluar dari mulut Manda saat telah menyelesaikan sarapannya.

"Apanya?" Arhan terlihat kebingungan dengan gumaman yang Manda keluarkan.

"Iya tumben datang."

"Bukannya udah biasa?"

"Tapi kan udah lama absen." Pandangan Arham tidak lepas dari kucing yang semakin manja saja saat ditinggal olehnya.

"Iya, kemarin ada yang telepon saya dan protes karena udah lama absen. Makanya saya datang hari ini." Arhan mengangkat pandangannya ke arah Manda. Menatap gadis itu dengan senyuman yang berhasil membuat Manda terpaku. Manda bukan tidak mengerti maksud dari ucapan Arhan barusan. Tentu dia sangat mengerti bahwa yang sedang Arhan bicarakan adalah dirinya.

"Siapa yang protes, orang cuma nanya aja." Sewot Manda. Dia pun memalingkan wajah dari Arhan karena malu.

"Iya deh terserah kamu." Tangan Arhan berhenti untuk mengelus Bonbon dan kini naik mengelus rambut Mamanya Bonbon. Usapan yang singkat tapi sensasinya masihlah sangat terasa dikepala Manda. Pipi Manda bersemu karenanya, sebisa mungkin dia tidak menatap ke arah Arhan karena malu jika sampai laki-laki itu memergoki dirinya yang memerah.

"Saya bawa sesuatu buat kamu." Arhan memberikan paperbag yang tadi ditentengnya pada Manda. Manda yang tertarik pun, menatap ke arah paperbag dan Arhan secara bergantian.

"Apa ini?"

"Buka saja, kata Mama saya enak. Kamu pasti suka." Mendengar jawaban seperti itu yang diberikan Arhan, membuat Manda semakin penasaran.

Manda pun mulai membuka paperbag itu, dengan sesekali di recoki oleh Bonbon yang merasa tertarik dengan pita yang menghiasinya.

Manda terkagum saat melihat sebuah cake utuh dengan aroma yang menguar sedap. Dan satu lagi nilai plus untuk kue tersebut, tanpa hiasan whipcream. Entah kenapa dari dulu, Manda tidak menyukainya. Sensasi yang terasa di mulut sangatlah tidak enak, seperti ada sesuatu yang mengganjal saat sudah menelannya.

Kue berhiaskan buah strawberry segar itupun tak ayal membuat selera Manda kembali tergugah. Tapi dia tidak mungkin kan mencongkel langsung begitu saja.

"Enak kayaknya."

"Makan aja." Peka dengan keadaan, Arhan pun mengambil Bonbon dan memindahkan agar bersama dirinya. Sementara Manda membawa cake itu kedalam untuk dipotong. Sebelum memasuki pintu, Manda membalik badannya dan menyuruh Arhan untuk duduk didalam saja.

"Masuk Mas, duduk didalam aja." Arhan mengikuti seperti apa yang Manda perintahkan. Dia pun berdiri dengan masih menggendong Bonbon dan mendudukkan dirinya di ruang tamu rumah Manda.

Sampainya di dapur, Manda bisa melihat Mama yang tengah berdiri di samping pantry, dengan secarik kertas yang sedang di amati nya.

"Ma, lagi ngapain?" Manda mendekat ke arah Mama dan menunjukkan kue yang diberikan Arhan.

"Dapat dari mana itu?" Mama juga terlihat tidak kalah berselera dari Manda saat melihat cake yang dibawa oleh Manda.

"Mas Arhan datang, bawa ini." Manda meletakkan cake dan mulai memotongnya menggunakan pisau bersih yang baru diambilnya di atas laci penyimpanan.

"Arhan datang? Mana?"

"Diruang tamu lah Ma, lagi main sama Bonbon." Manda meletakkan cake yang telah dipotong dan siap santap untuknya dia atas piring kecil. Manda mulai menyendokan ke mulutnya dan saat merasakannya mata Manda terpejam nikmat.

Tidak bohong rasanya memang seenaknya itu, apalagi rasa strawberry yang sedikit kecut bercampur manis dan segar menjadi satu. Wah rasanya balance dan memanjakan lidah. Mungkin kue ini bisa dibilang kue terenak yang pernah dimakan Manda.

"Mama mau?"

"Mau dong, kayaknya enak banget." Manda menyuapi Mama. Dan reaksi yang ditunjukkan Mama tidak jauh berbeda dengan reaksi yang ditunjukkan Manda tadi.

"Mama lagi ngapain tadi?" Manda teringat dengan secarik kertas yang dipegang Mama, dan itu sukses membuat Manda penasaran.

"Itu Mama lagi list bahan-bahan yang mau dibeli buat makan malam nanti?"

"Kok pake list segala, biasanya Mama tinggal masak aja." Manda mengernyitkan dahinya bingung. Mama menepuk dahinya, dan memukul pelan pundak Manda.

"Mama lupa ngasih tau kamu ya? ini loh teman arisan Mama pada mau datang. Jadi Mama harus belanja dong. Kamu bantu Mama masak yang nanti." Manda mengangguk-angguk paham.

"Nanti Mama mau ke pasar, kamu jangan kemana-mana ya. Jagain rumah aja." Manda hanya mengangguk cuek saja. Memangnya dia mau kemana? Hari ini saja rencananya Manda hanya mau santai-santai dirumah.

"Eh Manda, kamu ini loh Mama sampai lupa kalau ada Arhan." Selepas mengatakan itu, Mama langsung dengan gesit membuatkan minuman untuk Arhan dan juga mengeluarkan beberapa cemilan untuk disuguhkan.

Sedangkan Manda, dia bersikap sangat santai. Masih dengan cake yang dikunyahnya, Manda mengikuti Mama yang membawa nampan berisi cemilan dan minuman untuk Arhan.

"Terimakasih Tante." Mama mengangguk dengan ramah, dia pun duduk di sofa yang bersebrangan dengan Arhan. Diikuti oleh Manda yang juga duduk disampingnya.

Awalnya Mama mengernyit kenapa anak gadis ini selalu mengikuti dirinya. Tapi akhirnya Mama tidak ambil pusing, melihat Manda yang masih asik dengan cake ditangannya, Mama pun memulai percakapan dengan Arhan.

"Arhan kenapa baru datang sih, padahal kemarin ada yang kelimpungan loh nyariin, sampai bad mood seharian karena gak diapelin." Mama mengatakan dengan nada yang biasa saja, tapi entah kenapa saat masuk ke pendengaran Manda malah terdengar sangat menyebalkan. Apalagi tatapan Mama saat mengatakan sambil melirik ke arah Manda berkali-kali.

Manda berhenti memakan cake, lalu dia pun melotot saat sadar bahwa Mama tengah menyindirnya saat ini.

"Mana ada, Mama bohong ih, aku gak pernah gitu ya."

"Yang bilang kamu siapa sih?" Oh no, Manda terjebak perangkap Mamanya sendiri. Manda terdiam mematung, setelahnya dia pun dengan cepat berdiri dan berlalu menuju kamarnya.

Mama dan Arhan yang melihat itu, tertawa terbahak-bahak. Puas menyaksikan kekonyolan Manda yang malah terlihat lucu itu.

To be continued

Seneng banget part kemarin targetnya terpenuhi. Makasih semua yang udah bantu vote. Sayang kalian banyak-banyak deh.

Part ini mau aku kasih target lagi gapapa ya? Agak naik dikit sih but masih ok kok.

130 vote + 15 komen, bisa?

Meet a MateTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon