part 14

1.8K 140 9
                                    

Seperti yang telah dibicarakan sebelumnya, pagi ini sekitar pukul sepuluh papa dan Manda sudah bersiap untuk menuju Jakarta. Mama tidak ikut, karena rumah jadi tidak ada yang jaga katanya, lagipula juga ke Jakarta hanya sebentar.

Soalnya pekerjaan dirumah bagaimana? Tenang saja karena itu sudah Manda serahkan pada Wati dan Sinta. Jika hanya mengurus packing dan pesanan masuk mereka sudah ahli melakukan itu.

Dan ya, kabar buruknya Laras tidak bisa ikut Manda hari ini dikarenakan ada kelas. Iya tau ini hari libur tapi ya mau bagaimana dosennya bisa mengajarnya sekarang, mahasiswa dan mahasiswi hanya bisa menuruti saja.

Tapi disamping itu, kabar baiknya adalah Laras katanya akan menyusul hari minggunya saja. Minggu pagi Laras sudah akan tiba di Jakarta dan malam atau sore harinya mereka harus sudah kembali ke tempat asal mereka.

Sayang sekali, Manda harus menginap hanya seorang diri saja dihotel ini. Agak was-was sebenarnya Papa dan Mama Manda membiarkan, mengingat kejahatan di jaman sekarang sudah sangat banyak dan bisa terjadi dimana saja.

"Ma, kita berangkat dulu ya." Manda menyalami tangan Mama dan dia pun mendapatkan pelukan hangat dari sosok yang telah melahirkannya ini.

"Iya kamu hati-hati disana, kalau udah malam jangan keluyuran. Tidur aja dihotel. Ingat loh pesan Mama, itu makanan yang Mama bawakan juga jangan lupa dimakan nanti."

"Iya Mama." Manda menjawab dengan gemas. Memang Mama ini jiwa keibuannya sangat kental. Lihatlah hanya pergi untuk dua hari saja Manda sudah dibawakan makanan berat juga beberapa cemilan yang Mama buatkan sendiri untuk Manda.

Padahal jika dipikir-pikir semua itu tidak perlu, Manda bisa saja membeli makanan di luar sana. Tapi kembali lagi, ini tentang kasih sayang seorang Ibu pada anaknya dan Manda senang mendapatkan perhatian yang seperti ini.

Menurutnya, tidak ada makanan yang enaknya menandingi masakan Mama. Masakan Mama adalah yang paling enak pokoknya, titik tidak mau tau. Apalagi jika makannya sambil disuapi, membayangkan dua hari tanpa suapan sayang dari Mama Manda tidak rela rasanya harus pergi.

Ishh, dasar Manda sudah besar masih saja suka disuapi. Kayak bayi saja.

Manda inginnya membawa Mama juga, tapi kasihan Papa nantinya jika ditinggal sendirian dirumah, Papa pasti kesepian.

"Dadah Mama." Manda melambaikan tangannya pada Mama saat mobil yang dikendarai Papa sudah mulai menjauhi garasi rumah. Manda melayangkan ciuman jauh untuk Mamanya.

Mama juga melakukan hal yang sama. Hingga saat sosok Mama sudah tidak lagi terlihat, Manda baru menghentikan lambaian tangannya dan menutup jendela mobil.

"Papa sudah tanya hotel yang cocok pada Arhan. Kamu nanti nginap disana saja." Papa membuka percakapan. Manda mengambil bantalan agar dia lebih nyaman.

Jarak dari kotanya ke Jakarta lumayan memakan waktu, jadi Manda pikir lebih enak kalau dia menghabiskan dengan tidur saja. Kurang ajar memang bukannya menemani Papa menyetir, Manda malah memilih untuk tidur.

"Iya terserah Papa aja. Manda mau tidur dulu."

Selesai mengatakan itu Manda langsung meringkuk dengan boneka kecil yang digunakan sebagai pengganti guling.

Papa terkekeh, dia mengulurkan tangan dan mengusap puncak kepala Manda dengan sayang.

"Tidur terus, padahal tadi pagi juga udah tidur." Ledek Papa yang tidak dihiraukan Manda.

Sebenarnya tidak bisa dibilang tidur juga sih, karena yang Manda lakukan hanya meringkuk sambil memejamkan mata saja. Urusan nyenyak atau tidaknya itu belakangan.

Meet a MateWhere stories live. Discover now