Eps 21

5.1K 441 7
                                    

.....ecek ecek lanjutan nya ini wkwk

Baby ian melepaskan pacifer nya dan menunjukkan cookies yang masih dalam kemasan.

"Adek na jual tue halga na ima wibu" ucap nya.

"Adek jual kue? Kue siapa? " tanya Zero agak ambigu.

"Unda yang uat adek ang jual abangg~" ucap nya menjelaskan

"Ayah na beyi ni enak halga na ima wibu" ucap nya kembali menawarkan dagangan nya.

"Opa, papa, daddy, abang beyi na tue na beyum abis ni nanti abis nda dapat agi tue na ulimented" ucap baby ian

"ulimented?" ucap Barra

"Unlimited sayang " ucap sang bunda menjelaskan

"Na itu na" baby ian menjawab

Para wanita terkekeh bagaimana bayi mereka bisa sangat lucu ahhh rasa nya ingin disimpan untuk diri sendiri saja.

Sedangkan para pria mereka masih agak sedikit bingung.

Mereka benar benar masih bingung baby ian jualan? Kenapa? Apakah uang mereka kurang sehingga baby ian ingin bekerja tidak tidak itu tidak mungkin mereka sangat kaya ya sangat sangat kaya

Mereka bahkan bisa membeli sebuah negara tapi kenapa baby ian jualan.

"Ekhem" deheman itu membuat suasa yang agak awkward sebentar buyar.

"Baby kemarilah" panggil opa

Baby ian langsung berjalan ke arah nya ketika sudah sampai didepan opanya ia di angkat dan didudukkan di pangkuan sang opa.

"Kenapa baby jualan hm apa baby ingin sesuatu opa bisa belikan tapi jangan jualan" ucap sang opa

"Adek na lindu jualan jadi adek jualan adek jual cini aja ndak auh auh opa" balas baby ian

"Opa mau beli na ini ima wibu" si kecil benar benar teguh ia tetap menawarkan kue nya itu.

Opa mengambil dompet nya dan mengeluarkan segepok uang berwarna merah dan memberikan nya ke baby ian.

Kening baby ian mengerut ini bukan lima ribu warna nya berbeda.

"Opa na ini halga na ima wibu itu ukan ima wibu opa walna olen opaa~" ucap baby ian sambil bibirnya mengerucut lucu.

"tidak apa apa sayang ini bahkan lebih besar dari lima ribu okey opa tak punya warna orange jadi opa kasi ini aja ya" ucap opa.

Baby ian turun dari pangkuan opa dan pergi kearah sang ayah.

"Ayah na au beli ini ima wibu" ucap nya,sama seperti opa Sebastian juga memberikan uang berwarna merah beda nya opa segepok dia sekoper.

Baby ian pun pergi ke arah sang papa dan apa ini papa nya juga tak memiliki uang lima ribu semua nya berwarna merah ia tak mau ia mau uang nya warna oren bukan merah.

Muka baby mengerucut ia kesal kenapa tak ada yang memilik uang berwarna oren pikirnya.

"Baby" panggil Hyuga baby ian mendongak memandang sang abang matanya berbinar cerah melihat abang nya memegang uang berwarna oren seperti yang ia mau.

Ia berjalan ke arah Hyuga.

"Abang au beli na ini ima wibu" ucap nya Hyuga mengangguk lalu memberikan uang lima ribu tersebut lalu tersenyum miring menatap pria Grayson yang lain

Tak sia sia perjuangan nya meminjam uang kepada maid yang lewat tadi seperti nya maid itu akan naik gaji bulan ini mungkin.

Baby ian memberikan kuenya lalu mengecup pipi hyuga. Sekali lagi Hyuga tersenyum miring menatap pria Grayson yang dibalas wajah kecut mereka ahh rasa nya Hyuga ingin tertawa terbahak bahak melihat nya.

Jika para pria Grayson sedang bertarung lewat mata maka lain lagi dengan para wanita mereka hanya tersenyum dan menghela napas melihat itu.

Sebastian mengambil handphone dari saku celana nya dan menelepon asisten nya

"Carikan pecahan uang lima ribu sebanyak banyaknya bila perlu ambil semua stok cetakan uang lima ribu di seluruh bank negara ini aku ingin satu jam lagi sampai" ucapan panjang itu mampu membuat orang orang di ruangan itu cengo.

Bagaimana tidak itu pertama kalinya mereka melihat ucapan terpanjang dari Sebastian yang dikenal dingin seperti kulkas 1000 pintu.

Yang lain pun tak mau ketinggalan mereka juga menelepon asisten mereka masing masing menugaskan untuk mencari pecahan uang lima ribu.

"Baby" panggil Abraham

Baby Ian menoleh ke arah sang daddy, Abraham melambaikan tangan nya seolah memanggil baby Ian.

Baby ian pun berjalan ke arah ketika sudah sampai di depan daddy ia langsung diangkat ke untuk duduk di pangkuan daddy.

"Apa na? " tanya baby Ian

Abraham tak menjawab namun ia mencium pipi anak nya itu bertubi tubi sedangkan baby ian terkikik geli karna bulu bulu halus yang ada di wajah sang ayah membuat nya kegelian.

"Ahahhaha~ahahahha top daddy top adek geli na hahahha daddy" tawa lucu itu menggelegar di ruangan itu membuat yang lain pun tak bisa menahan senyum.

Setelah selesai mecium pipi anak nya itu Abraham pun mendudukkan baby Ian menghadap ke arah nya.

"Apa ini?" tanya nya melihat tas kecil yang ada di perut gembul anak nya itu.

Keluarga yang lain diam memerhatikan interaksi daddy dan anak itu.

"Ini tas na utuk syimpan duit na" jawab baby ian.

Ia membuka tas kecil itu dan mengeluarkan uang dari dalam itu, ia menunjukkan ke daddy nya dan yang lain.

"Adek na puna uang" ucapnya tersenyum lucu

Ia lalu turun dari pangkuan daddy beranjak ke arah sang bunda

"unda ma syimpan na anti adek mau beyi tue" ucap nya bunda tersenyum lalu mengangguk.

"baiklah karna makan malam sebentar lagi kembalilah ke kamar masing masing untuk membersihkan badan kalian pasti kalian juga lelah setelah beraktivitas seharian" ucapan Oma membuat mereka mengangguk dan pergi kekamarnya masing masing termasuk baby Ian juga.
.
.
.
Kini makan malam dimulai para anggota keluarga Grayson sedang berkumpul di meja makan menunggu baby ian dan Sebastian.

Tap~tap~tap
Bunyi langkah kaki seseorang

Ternyata Sebastian dan baby ian. Melihat cucu nya datang opa langsung mengambil cucu nya dari gendongan Sebastian yang ditatap tajam oleh sang empu.

Opa kembali duduk di kursi nya menghiraukan tatapan Sebastian.

"Cucu opa sudah wangi" ucap nya.

"Adek abis mandi pasti wangi opaa~" balas sang cucu

Opa terkekeh mengapa cucunya ini sangat menggemaskan sekali.

Tak lama para pelayan datang bersama para wanita menyediakan makan malam dan ikut duduk bersama yang lain

"Bukankah sudah kubilang jangan memasak, disini ada pelayan jadi biar mereka yang memasak" ucap Sebastian ketika Aichira sudah duduk di samping nya.

"Tidak apa apa sayang lagipula aku hanya memasak untuk keluargaku apa masalahnya" jawab

"Masalahnya kami takut kulit kalian terluka akibat memasak" bukan Sebastian yang menjawab melainkan kepala keluarga yaitu Opa.

"Tak apa apa sayang kami hanya memasak untuk keluarga ini kalian tak perlu khawatir" ucap oma menenangkan opa.

Huftt~~
Mereka menghela napas melihat betapa keras kepalanya para wanita Grayson ini.

"Baiklah mari kita mulai makam malamnya"
Ucap opa

Dan makan malam pun dimulai lalu setelah nya berkumpul diruang keluarga dan kembali kekamar masing masing rutinitas itu sudah menjadi kebiasaan keluarga Grayson walau mereka dingin satu sama lain tapi mereka tetap perhatian satu sama lain.


















Ahahahahahahah author comeback cuyy janlup vote dan komen biar author okey papay💗💗💋💋💋

Baby ianWhere stories live. Discover now