1.3

22.9K 1.1K 1
                                    


Sehari yang lalu setelah Lyra bangun dari tidur nya di ruang kerja Gray, semua barang dagangannya telah di beli oleh Gray dan ia di antar pulang oleh asisten Gray.

Karena Lyra lahir di keluarga yang dapat dikatakan kaya raya, maka setiap anak keluarga Agatra itu telah di berikan ponsel canggih ketika usia mereka telah menginjak tujuh tahun.

Berbeda halnya dengan Lyra, ia hanya akan mendapatkan ponsel bekas kakak atau abangnya saja. Karena ibunya bilang bahwa ponsel dari saudaranya itu masih bagus dan juga tidak perlu membuang uang untuk membeli barang baru.

Lyra yang masih polos itu menerimanya dengan senang hati, karena ia akhirnya mendapatkan benda pipih canggih itu walaupun bekas dari saudaranya.

Bagi Lyra ponselnya itu hanya ia gunakan untuk keadaan darurat saja, seperti ketika ia benar benar tidak bisa pulang dari tempat lesnya, maka ia akan menggunakan ponselnya itu untuk menelpon keluarga nya meminta jemputan.

Dari tiga kali ia pernah mencoba menelpon untuk meminta bantuan pada keluarga nya, hanya sekali di jawab oleh Abangnya dan abangnya itu yang mengirimkan sopir ke tempat les Lyra.

Hari ini Lyra berniat akan ke mansion utama milik keluarga nya itu untuk memberikan uang hasil dagangannya pada sang ibu.

Tap...tap...tap...

"Eh selamat pagi Nona muda" sapa ramah salah satu maid itu.

"Pagi bi!" Jawab semangat Lyra.

Lyra hanya dapat berkomunikasi dengan baik hanya dengan keluarganya, para maid dan juga Gray.

"Bi, ibu di mana?" Tanya Lyra.

"Nyonya lagi di kamarnya Non, karena semalam Nyonya kelihatan kurang enak badan" jawab sang maid.

Mendengar ibunya sakit Lyra langsung berlari menuju kamar sang ibu.

Cklek

Ketika pintu kamar ibunya ia buka, ia dapat melihat ibunya tengah duduk menyandar di kepala kasur dengan Sirena yang sedang menyuapi sang ibu.

Melihat siapa yang datang, tiba tiba saja suasana di kamar itu menjadi panas.

"Ngapain kesini?" Tanya sinis Sirena.

"I-itu...apa ibu sakit?" Tanya pelan Lyra.

"Kau tidak bisa melihatnya ha!?" Jawab marah Sirena pada adiknya itu.

Walaupun Lyra masih sangat muda, ia paham betul mengenai perasaan seseorang karena dirinya memiliki rasa simpati dan empati yang tinggi.

Melihat kedua keluarganya itu tidak menerima kehadirannya. Lyra pun segera memberitahu niat awalnya datang ke rumahnya sendiri.

"Lyra mau ngasih uang dagangan Lyra kemarin. Uangnya terlalu banyak bagi Lyra, jadi Lyra mau ngasih ke Ibu buat menyimpannya" jelas Lyra sambil menunjukan uang hasil dagangannya itu.

Sirena yang awalnya bermuka masam kini berubah menjadi cerah dan ia pun segera bangkit menuju ke tempat adiknya itu berdiri.

"Wah banyaknya. Ternyata kamu hebat juga dalam berdagang hmm" ucap Sirena sambil menghitung uang dagangan Lyra.

"Ibu~...Sirena ambil sebagian ya untuk tabungan Sirena ya Bu~" izin Sirena pada sang ibu bukannya pada Lyra.

"Tapi itu uang Lyra kak" ucap Lyra.

"Ck. Dengan saudara sendiri saja pelit. Ibu~" rengek Sirena.

"Ambillah sayang. Lyra kamu jangan pelit dengan saudara kamu sendiri...uhuk uhuk!....dia itu kakakmu, dia telah memberikan ponselnya pada mu maka biarkan ia memiliki barang yang kamu miliki juga" ucap dukung sang ibu pada anak keduanya itu, Sirena.

(End) My Posesif New Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang