2.13

9.3K 526 55
                                    


"Dad, sebaiknya kita pulang saja" ajak Tian karena melihat si bungsu sudah tertidur nyenyak di pangkuan Ruel.

Jangan lupakan putra ke empat Xender itu juga ikutan tertidur.

Para Abang yang melihat moment menggemaskan adik adik bungsu mereka itu pun ikut memotret sebagai kenangan.

Dayn yang melihat anak anaknya sudah ketiduran itu pun mengangguk setuju.

"Mm. Kalian bawa Ruel, biar Baby--" ucapan Dayn terhenti ketika melihat Lyra sudah di gendongan Eden.

"Siap, segera pulang" ucap Eden dengan raut wajah penuh kemenangan.

Sang Daddy yang melihat itu ingin sekali memukul wajah tampan putranya itu namun melihat putrinya itu sedang tidur nyenyak, ia pun tidak sanggup mengganggu tidur sang putri.

Alhasil Tuan besar Xender itu harus mengalah. Untuk Ruel ia sudah di gendong ala koala oleh Abang sulungnya.

Sebenarnya sebelum Lyra datang ke keluarga Xender, Ruel adalah anak bungsu yang sangat di jaga oleh Abang abangnya itu. Hanya saja sifat nakal Ruel itu membuat sang Abang gengsi untuk menunjukkan kasih sayang mereka pada Ruel. Walaupun begitu setiap anggota Xender sangatlah posesif mengenai apa pun tentang keluarga mereka.

Siapa pun yang berani menyenggol keluarga titisan iblis itu, maka neraka sekali pun tidak dapat menyelamatkan nya.

Kini mereka semua bergegas untuk turun menuju parkiran mobil.

Sesampainya di parkiran, mereka tidak melihat para bodyguard yang memang bertugas menjaga di sana.

"Kemana yang lain?" Tanya Eden.

"Mungkin masih di dalam" jawab spontan Gray.

Kemungkinan saja para bodyguard mereka itu ikutan berpesta di dalam.

"Yang penting kunci mobil ada sama Daddy, kan?" Ucap Tian sambil menatap Daddy nya penuh harap bahwa apa yang di ucapkan itu benar.

Tian pun menghela nafas panjang ketika sang Daddy hanya menatap diam dirinya itu.

Biasanya Dayn akan menyerahkan kunci mobil itu pada sopir atau bawahan yang ia bawa. Karena itu adalah tugas dan kewajiban dari sang sopir. Dayn akan membawa mobilnya sendiri ketika hanya mengenai urusan keluarga nya saja.

Seperti membawa jalan jalan anak anaknya, mengantarkan anaknya sekolah dan mengantar jemput anak nya beraktivitas. Selain dari itu terkhusus dengan pekerjaan kantor dan dunia bawahnya Dayn akan menggunakan sopir pribadinya.

Bagi Gray dan Eden mereka tidak keberatan untuk tetap mengendong adik mereka. Karena mereka semua sudah pernah mengangkat kurang lebih tiga jasad musuh mereka di pundak yang tegap itu.

Untuk kedua adik mereka, itu hanyalah masalah kecil. Tubuh Lyra yang sangat ringan bagi mereka, dan Ruel yang tinggi badanya masih pas untuk masuk dalam gendongan Abangnya itu.

Ketika Dayn akan menelepon sang sopir, orang yang akan di telpon itu segera datang dengan berlari tergopoh-gopoh.

"Tuan hah, tuan maaf kan saya" ucap bersalah sopir itu.

Dayn tentu tidak bisa marah, karena ia tau bahwa orang orang yang bekerja dengannya adalah manusia. Manusia apa pun itu pasti butuh istirahat dan juga hiburan. Apa lagi ini ada acara pesta besar, bagaimana tidak tergiur.

"Mm. Bawa kami pulang" ucap Dayn normal.

Sang sopir yang merasakan tuannya tidak marah hanya dapat menatap heran dan setelah itu bernafas lega.

"Baik tuan, mari" balas sang sopir.

"Di mana teman mu?" Tanya Tian pada sang sopir.

"Itu mereka masih di dalam Tuan. Apa perlu saya panggilkan" jawab kembali sang sopir.

(End) My Posesif New Family Where stories live. Discover now