30. To The Point

2K 138 2
                                    

Adrian dan Karin sudah sampai dirumah, Karin segera menutup pintu pagar rumah dan masuk ke dalam rumah. Adrian mengikuti Karin juga masuk ke dalam rumah sambil membawa peralatan golfnya, membawanya ke sebuah ruangan untuk disimpan.

"Rin.. " Panggil Adrian yang tampaknya ingin membicarakan hal yang serius dengan putri semata wayangnya.

"Ya pa" Karin yang hendak naik ke lantai 2 rumahnya terhenti sejenak, lalu kembali turun menghampiri papanya yang sudah duduk di sofa ruang TV.

Raut wajah papanya sangat serius, begitu juga mamanya yang sedang duduk di sebelah papanya. Sepertinya Karin akan bernasib buruk kali ini, tapi apa yang sedang dipikirkan oleh kedua orang tuanya ini. Karin tidak melakukan kesalahan apapun saat ini, bahkan ia sangat bingung saat ini.

"Ada apa pa? " Tanya Karin yang sedikit takut.

"Rin masih ingat tentang apa yang papa bicarakan sebelum kamu ke luar negeri waktu itu? "

"Tentang? "

"Perjodohan itu"

"Aaaaah.. Paaaaah.." Rengek Karin yang langsung mengingat secara detail tentang hal itu "Karin kan sudah bilang ke papa kalau Karin gak mau dijodohkan dengan siapapun, Karin udah jelasin ke papa kan gak ada lagi itu namanya perjodohan titik"

"TAPI KAMU HARUS NURUT KALI INI, PAPA SUDAH BERSABAR DENGAN KAMU KARINA ANNISA!!! " bentak papanya dengan kuat, Karin terkejut dengan apa yang terjadi dihadapannya.

Karin tak mampu menahan air matanya, Karin langsung kabur keluar rumah tanpa berpikir apapun. Air matanya terus mengalir, Ia tak menyangka papanya yang selama ini tidak pernah membentuknya bahkan memukulnya sejak dahulu sekarang berubah.

Karin berjalan tanpa arah tujuan, hanya sling bag yang ia bawa yang berisikan ponsel dan dompetnya.

Malam semakin larut, saat ini Karin sedang berada di sebuah cafe kopi. Cukup ramai, para costumer yang di dominasi oleh pria beserta teman-temannya sedang asik mengobrol dan bercanda ria. Sedangkan Karin duduk diam menahan tangis, ia sama sekali tidak ingin pulang tapi ia harus kemana.

"Kalau dulu pasti ada dony, sekarang mana bisa kan ada istrinya"

Mata Karin semakin mengantuk, sudah pukul 23.50 WIB namun Karin tetap ditempatnya, tampak segerombolan pria yang sedang berbincang mulai mendekat ke arahnya.

Karin hanya diam dan menatap, Tapi yang Karin tatap bukan para pria yang menghampiri nya, namun seseorang yang sedang berjalan di belakang mereka.

Pria tersebut datang dengan wajah tampak khawatir, berjalan cepat mendahului para pria yang hendak menghampiri Karin. Para pria tersebut pun terkejut dan berbalik ke mejanya lagi dan memantau dari kejauhan sambil berbisik-bisik.

"Rin.. Karin.. " Panggil pria tersebut.

Karin yang sudah setengah sadar karna ngantuk tidak bergeming lagi, memilih untuk tidur.

Dalam benak Karin hanya ada kata "Perkara malu besok aja lah" Lalu tertidur dengan pulasnya.

"Astaga, ni cewek bisa-bisa nya tidur disini" Mengangkat Karin sambil menahan malu di lirik seisi pengunjung cafe yang sedang nongkrong.

Pria tersebut membawa Karin ke dalam mobilnya dan melajukan mobilnya ke sebuah komplek perumahan, Ia sebenarnya tak sengaja melihat Karin sedang duduk di cafe tersebut saat hendak membeli kopi dan beberapa cemilan yang akan dibawanya pulang. Cafe tersebut juga terletak dekat dengan apartemen nya, jadi sudah jelas tempat terdekat di tengah malam akan menjadi pilihannya untuk membeli pengganjal perut untuk menemaninya begadang di apartemen nya.

"Rin.. " Panggilnya lagi, namun tidak ada jawaban baginya.

Pria tersebut memutuskan untuk mengetuk pintu sebuah rumah yang sudah tertutup rapat, mencoba memanggil sang pemilik rumah tanpa membangunkan para tetangga.

"Permisi om Adrian.. " Panggil nya

Tidak ada sahutan dari dalam rumah, pria ini memutuskan untuk mengetuk pintu rumah, memanggil sang pemilik rumah.

"Om Adrian, permisi"

"Yaaa..! " Sahut dari dalam rumah dan membuka pintu rumah, melihat seseorang yang datang di tengah malam Adrian tampak samar-samar melihat wajah yang sedang berdiri menunggu dirinya membukakan pintu rumah.

"Om.. Ini.. " Ucap pria tersebut mendahului Adrian yang tengah diam menatap dirinya.

"Oh Naufal.. Ada apa?? "

"Ini om, saya ketemu Karin tadi di jalan"

"Oh iya-iya, bisa bawa masuk fal?? "

"Bisa om.. "

Karin sudah berada dalam kamarnya, Naufal segera berpamitan dengan orang tua Karin tidak enak jika dilihat para tetangga seseorang bertamu pada larut malam terlebih lagi mengantarkan anak perempuan yang sudah tidur.

"Om, Naufal pamit ya"

"Tidak ngeteh dulu fal?? "

"Tidak om, terimakasih besok² saja om. Kalau begitu saya pamit ya Om. Selamat malam"

Meninggalkan rumah Karin dan kembali ke apartemennya, Naufal masih bingung pada Karin mengapa Ia berada di luar saat larut malam.

***

In Your Heart [TERBIT]Where stories live. Discover now