4. Kereta Rel Listrik

3.5K 282 4
                                    

Sesi wawancara telah usai dengan 6 segmennya, team Karin sedang menunggu waktu makan siang dengan jamuan dari sang tokoh nomor 1 di Indonesia. Sang VVIP kembali melaksanakan tugas yang sudah menunggunya sebelum waktu makan siang.

Karin duduk dibangku taman Istana,  menatap ponselnya. Matanya mengitari setiap sudut taman di Istana Negara.

"Kamu sedang apa disini? " suara yang Familiar bagi Karina,  berasal dari arah belakang.

Karina menoleh ke arah belakang,  menemukan dia sang staff kepresidenan.  Naufal Arav Setya.

"Duduk" jawab Karina singkat.

"Masuk kembali ke ruang tunggu,  ini bukan tempat umum yang bisa seenak hati " perintahnya.

Karina menatap wajah Naufal dengan sinis,  berjalan meninggalkan Naufal yang masih berada di taman.

"Salah saya apa? Kenapa lihat saya begitu? " berjalan disamping Karin.

"Arrgghhh kenapa si staf gak sadar akan sikapnya sih, resek banget. Pengen aku sentil ginjalnya" gumam Karin sebal.

Karin lebih memilih berjalan cepat mendahului Naufal,  dari pada debat mulu sama staff presiden.

***

"Silahkan dimakan,  tidak usah sungkan - sungkan " ucap presiden dengan ramah mempersilahkan Karin dan teamnya.

"I-iya pak.. " jawab mba Angel.

Karina sudah berjanji akan makan siang dengan Doni,  Ia hanya mengambil sedikit porsi untuknya,  agar bisa makan siang dengan Doni.

Mendapat jamuan istimewa dari orang nomor 1 di negara adalah hal yang amat - amat langkah. Biasanya tamu negara atau orang - orang penting saja yang bisa makan siang bareng bapak presiden.

Angel yang duduk disebelah Karin terus saja berbicara.

"Karin ada Naufal,  dia ngelihatin mba ya kayaknya " Angel yang melihat Naufal sedang berdiri disudut ruang makan.

"Hemm,  mungkin.. "

"Ngapain ya disitu dia? "

"Nunggu bapak mungkin?  Ada jadwal lain yang harus dirapatkan mungkin " jawab Karin asal.

"Karin kok tau? "

"Kan bapak.. presiden negara ini mba, presiden kan orang sibuk, orang penting di negara ini" jelasnya.

"Oh iya- ya ampe lupa"

Karin kembali menikmati makan siangnya yang porsinya sangat sedikit baginya,  harus karna udah janji sama Doni untuk makan siang.

Drrt.. Drrrtt..
Ponsel Karin bergetar,  ada sebuah pesan Whatsapp dari nomor staf kepresidenan.

Naufal :  ini saya Naufal, cuman mau bilang. Makan siang dari presiden langka,  makan yang banyak.  Jadi reporter kok kurus, mana bagus di lihat di TV. 

Karin hanya membaca dengan perasaan semakin kesal.

"seenaknya aja ngomong kalau aku kurus. Padahal kan ideal berat badanku " gumam Karin.

Selesai sudah makan siang,  waktunya Karin dan teamnya balik ke kantor untuk laporan.

Karin dan krunya diantar oleh Naufal yang bertugas kali ini, berjalan keluar dari istana negara.

Karin terus mengikuti krunya dari belakang, jalannya melambat karna saat ini ia memakai higheels.

"Karin bisa cepat dikit? "

In Your Heart [TERBIT]Where stories live. Discover now