•Bab°°3

21.4K 2K 109
                                    

~Happy Reading~

.

.

.

Khai benar-benar suka disini, jika dulu dia akan selalu di tuntut mandiri. Bahkan untuk minta di suapi saja, orang tuanya enggan melakukan itu.

Tapi disini, dia punya adik-adik atau babu-babu, yang dengan senang hati melayaninya. Seperti sekarang, Crish sedang menyuapi Khai makan. Atas perintah Khai, karena dia malas menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

"Sudah, kakak pintar!" Khai menatap datar Crish yang mengusak rambutnya, setelah dia selesai menyuapi khai nasi goreng, buatan Daifan tentunya.

"Kau tidak lagi membenci ku?" Pertanyaan Khai membuat Crish terdiam, dia menatap kakak nya itu tanpa perasaan bersalah.

"Maaf kak, tapi aku tidak menyesal pernah membenci mu. Buktinya, karena kebencian kita, kau berubah menjadi keturunan Grissham yang sesungguhnya." jawab Crish membuat Khai mengalihkan pandangan nya.

Dia menatap yang lain..

"Kalian juga tidak menyesal, pernah menyakiti ku?"

"Tidak" jawab mereka kompak, membuat Khai menghembuskan nafasnya kasar.

"Tapi aku tidak terima perlakuan kalian! Di perlakuan tidak adil hanya karena aku bersikap lembut seperti ibu."

Mereka terdiam mendengar itu, lalu tersenyum penuh arti.

"Kau mau menghukum kami?" Grissham bertanya membuat Khai tersenyum senang dan mengangguk.

"Aku ingin menghukum kalian!" Serunya senang membuat mereka terkekeh, wajah Khai yang mirip dengan mendiang ibunya yang Cantik. Membuat nya terlihat menggemaskan.

Mereka memang menyukai wajah menggemaskan Khai, hanya saja sikap Khai yang tidak sama dengan mereka. Membuat kebencian lebih mendominasi mereka.

.

.

.

"Masih belum puas kak?" Khai menggeleng membuat Carlos menghela nafasnya. Sudah 15 menit Khai membuat ukiran di tubuhnya.

Bukan dengan pena, melainkan dengan katana. Carlos tidak kesakitan, dia hanya merasa kasihan dengan kakak nya itu. Khai sepertinya sudah kesulitan mengukir sesuatu di tubuhnya, karena semuanya sudah penuh darah.

Satu fakta soal Khai Ayhner, dia memang memiliki ketertarikan dengan hal-hal berbau psikopat. Hanya saja dia tidak pernah bisa melakukan kegiatan seperti ini, karena tidak ada yang mau menjadi bahan mainannya.

Ya lagipula siapa yang mau suka rela di ukir menggunakan katana seperti itu? Oh iya ada, yaitu keluarga Grissham. Itupun jika Khai yang melakukan nya.

"Uh darahnya menutupi!" Kesal khai membuat Carlos terkekeh. Dia kemudian menghapus darah di perutnya.

"Mau lagi?" Khai menggeleng, dia sudah kesal. Lalu dia beralih menghampiri adik nya yang lain.

Daifan, adiknya yang dingin sedingin kulkas. Sesuai ingatan khai, Daifan tidak pernah menyakiti Khai dengan ucapan. Tapi dia sering melukai Khai dengan luka fisik, dan bodohnya Khai Grissham hanya pasrah di perlakukan seperti itu.

Daifan tersenyum tipis, melihat kakak nya menghampiri nya. Dia dengan senang hati membuka bajunya, menampilkan perut kotak-kotak, yang justru membuat Khai kesal.

'Kenapa aku tidak punya itu?'

Melihat wajah kesal khai, Daifan jadi bingung.

"Kenapa?" 

Khai tidak menjawab, dia mulai melakukan aksinya. Mengukir perut sixpack itu dengan wajah cemberutnya, Daifan menggigit bibir bawahnya. Dia harus menahan gemas kepada kakaknya itu.

'kakakku sangat menggemaskan..'

10 menit berlalu, khai menghentikan aksinya. dia melempar katana itu kesembarang arah, Yang justru mengenai Grissham yang sedang duduk menunggu giliran nya.

'menyebalkan, mereka sama sekali tidak meringis.'

Grissham mencabut katana itu dari lengan nya, dia geleng-geleng kepala. Putra sulungnya ternyata memiliki jiwa psikopat tersembunyi.

"Giliran ayah?" Khai menoleh pada Grissham, dia menggeleng membuat mereka menatapnya bertanya.

"Aku lelah, ingin tidur." Khai menatap Grissham dengan mata beratnya, Grissham tersenyum dan menghampiri Khai.

"Mau ayah gendong?"

Sebelum Khai menjawab, dia sudah lebih dulu di gendong oleh Crish. Khai yang sudah sangat mengantuk dan malas, hanya menyenderkan kepalanya di punggung Crish.

Tubuh Crish yang lebih pendek dari Khai, membuat anak itu hanya bisa menggendong nya di belakang.

Sementara yang lain menatap Crish dengan aura dinginnya.

"Kalian berdarah, aku tidak rela kakak ku terkena darah kotor kalian!"

Setelah mengatakan itu, Crish menggendong Khai keluar dari ruang penyiksaan keluarga Grissham. Meninggalkan Ayah dan kedua kakak nya, yang seperti ingin membunuh seseorang.

"Aku tidak akan kalah dengan bocah itu lagi!"

"Hmm, lebih baik sekarang kita obati luka kita!"

Setelah itu, Mereka ikut keluar dari sana dengan wajah tidak bersahabat nya.





























~~~~~~~~~~~~~~~~~~

To be continued ~

Typo Tandai ~

Thankyouuuuuuuu 💕

1Juni2023

BROTHER ✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt