•Bab°°7

14.2K 1.4K 35
                                    

~Happy Reading~
.

.

.

"Kak, kita sudah sampai." Daifan menepuk pelan pipi Khai yang tertidur di mobil. Tadi setelah pulang kuliah, Khai menyuruh Daifan untuk menjemput kedua adik nya, di sekolah yang tidak jauh dari kampus.

Khai mengerjapkan matanya, membuat Daifan yang sedari tadi memperhatikan nya terkekeh gemas. Kadang dia lupa jika Khai adalah kakak nya.

"Jangan di kucek!" Peringat nya menahan tangan Khai yang hendak mengucek matanya. Khai tersadar sepenuhnya, dia menepis pelan tangan Daifan dan keluar dari mobil.

Daifan hanya menghela nafasnya, dia kemudian menyusul kakak nya keluar.

Khai menatap datar murid-murid yang berbondong-bondong keluar dari gerbang, dia terus memperhatikan mereka sembari mencari siluet kedua adiknya.

Sampai matanya menangkap, salah satu adiknya tengah berbincang atau berdebat dengan seorang siswi? Dia menghampiri Crish yang terlihat kesal. Daifan hanya mengikuti dari belakang.

"Crish,"

"Kakak!" Crish memeluk Khai, sementara Khai menatap gadis yang tengah menatapnya sinis, hei kenapa dia menatap Khai sinis? padahal ini pertemuan pertama mereka.

"Siapa dia Crish?," Crish melepas pelukan nya dan menatap kesal ke arah gadis yang bertanya, dia Angelin teman sekaligus fans nomor satu Crish. Dia selalu menempeli Crish, membuat anak itu risih.

"kakak pertama Crish," jawab Khai mendahului Crish, dia mengerti adiknya itu seperti tidak menyukai kehadiran gadis ini.

"Oh, kakak lemah mu itu Crish?," Angelin menatap Khai remeh, sedangkan Crish, dia sudah mengepalkan tangannya. Dia hendak melayangkan pukulan pada wajah gadis itu, namun tangan nya di tahan oleh Khai.

"Jangan kotori tangan mu, untuk gadis yang tidak tau tata Krama dalam berbicara." Khai berucap dengan tenang, membuat Crish seketika melunak. Dia menatap Angelin tajam.

"Kakak ku tidak lemah, dia kakak ku yang paling kuat. Dia kuat sudah bertahan dengan segala kesakitan yang ada di hidupnya. Jadi jangan pernah sekalipun kau mengatakan jika kakak ku lemah!" Setelah mengatakan itu Crish menarik tangan Khai untuk masuk mobil. Meninggalkan Angelin yang terdiam mendengar ucapan nya.

"Kenapa kita masuk lagi? Carlos belum pulang kan?" Khai menatap Crish dengan polos nya, membuat Crish menahan diri untuk tidak mencubit pipi kakak nya itu.

"Ekhem,, kak Carlos sepertinya sudah pulang, bukan ke rumah tapi ke markas geng nya" jawab Crish setelah menetralkan perasaan gemasnya.

Khai mengangguk mengerti, dia kemudian menatap Daifan yang hanya diam di kursi kemudi.

"Susul Carlos ke markas nya,"

"Yakin?"

"Hmm, kenapa tidak yakin?"

Daifan menggeleng pelan, kemudian melajukan mobilnya menuju markas sang adik.
.

.

.

Sesampainya di markas geng motor Carlos, Khai segera keluar menghampiri adik dan teman-teman nya itu. Carlos yang melihat kedatangan kakak pertamanya segera menghampiri Khai.

"Kak, kau kesini?"

"Ya, untuk menjemput mu," Carlos tersenyum senang mendengar itu, ah kakak nya sudah mulai peduli lagi.

"Wih kakak lemah Lo masih berani datang ternyata Car," ejek seseorang membuat khai menatapnya.

"Jaga omongan Lo!" Sentak Carlos membuat teman-teman nya heran.

"Kenapa Lo sewot Car, dulu aja Lo yang selalu bilang gitu ke kita. Ya gak bro?"

"Yoi, udah di kasih apa Lo Car sama dia?"

"Jangan-jangan Lo udah di pelet lagi, biar jadi adik yang baik, ya gak? hahaha"

Carlos mengepalkan tangannya, Khai tersenyum miring melihat itu. Detik berikutnya, Carlos menghajar teman-temannya tanpa jeda. Dia memukul mereka dengan penuh emosi.

Khai diam memperhatikan, dia tidak ada niat untuk menghentikan aksi adiknya. Itung-itung sebagai balasan untuk mereka. karena dulu, Khai Grissham pernah babak belur di hajar oleh teman-teman adiknya ini.

Setelah selesai dengan aksinya, Carlos menggandeng tangan Khai dan membawanya pergi dari sana.

.

.

.

"Mereka sudah benar-benar menerima mu Khai.." Khai bergumam, menikmati angin petang yang membuat nya nyaman.

Memang kalian pikir, kenapa Khai ingin menjemput kedua adiknya itu?
Peduli? Tidak, Khai hanya ingin melihat, apakah kedua adik nya itu sudah benar-benar menyesal, dan menerima Khai sebagai kakak mereka, Sama seperti Daifan.

Dan hasilnya, sudah kalian lihat sendiri. Khai tersenyum tipis, Berharap jika Khai Grissham mengetahui fakta ini.

Nasib Khai Grissham dan Khai Ayhner tidak beda jauh, itu membuat Khai Ayhner sedikit bersimpati dengan nya. Dia sedikit senang ketika mengetahui keluarga ini, sudah menerima Khai Grissham. atau mungkin dirinya? Entahlah..

"Shh.."

Tiba-tiba saja Khai merasa kesemutan di tangan nya, dia menatap kedua tangan nya itu. Apa ini karena dia tidak banyak bergerak?

Lalu kaki nya juga kesemutan sekarang, khai terus menggerakkan kedua tangan dan kakinya. Berharap semut-semut itu segera pergi:)

Khai Akhirnya mencoba berdiri dan masuk kedalam, mungkin karena kedinginan? Tapi baru 2 langkah..

'Bruk

Khai terjatuh, dia mencoba mencerna apa yang terjadi. Kenapa kaki nya terasa lemas sekali..

Sementara di lain tempat, tuan Grissham sedang memandang sendu sebuah foto.

Foto mendiang istrinya..

"Viona.."

"Jika perkataan dokter itu benar, maafkan aku.."

"Aku tidak bisa lagi menerima putra kita.."

"Aku tidak sudi, memiliki anak lemah dan tidak berguna!"

Prang'

Grissham melempar bingkai foto itu, dia menggelapkan auranya, ketika mengingat perkataan dokter Rio kemarin...

"Maaf tuan, tapi sepertinya Khai memiliki masalah pada imun nya. Saya sudah memeriksa seluruh tubuhnya, dan ada kemungkinan dia mengidap penyakit autoimun yang menyerang saraf. saya harap perkiraan saya ini salah. Tapi jika benar.."

"Khai mungkin mengidap Guillain Barre sindrom.."

















Tau Guillain Barré Sindrom?

Search aja di google:)

~~~~~~~~~~~~~~~~
To be continued ~

Typo Tandai ~

Thankyouuuuuuuu 💕

3Juni2023

BROTHER ✓Where stories live. Discover now