•Bab°°8

12.3K 1.3K 12
                                    

~Happy Reading~

.

.

.

Khai berdiam diri di kamarnya. ini sudah pagi, Dan dia baru bangun dari tidurnya. Khai tidak bergerak sedikitpun karena malas, atau alasan lain? Entahlah..

Ceklek

"Kak, kau belum bersiap?"

Khai menoleh pada adiknya, Crish. Dia merentangkan tangannya membuat Crish terkekeh. Lama-lama kakak nya ini seperti bayi.

Crish menyambut rentangan tangan itu, membawa Khai ke gendongan koala nya. Ya sekarang Crish sudah terbiasa menggendong khai dengan posisi seperti ini.

Khai terus terdiam membuat Crish bingung, apa tingkat kemalasan kakak nya itu sudah mencapai puncak?.

"Kak ingin mandi? Kau harus bersiap untuk kuliah kan"

"Hmm, mandikan aku. Aku malas"

"Kau yakin?"

"Kenapa? Kau tidak mau?"

Crish tidak menjawab, dia langsung membawa Khai menuju kamar mandi dan memandikan kakak nya itu. Beberapa menit berlalu, Crish kembali menggendong Khai dengan handuk menutupi tubuh kakak nya.

Dia mendudukkan Khai di atas kasur. Crish jadi berpikir, Dia ini seperti sedang mengurus bayi. namun dia tidak keberatan, Anggap saja ini hukuman atas perbuatan nya dulu.

"Berbaring kak!"

"Untuk?"

"Hehe, pakai minyak telon.."

Khai merubah tatapan nya menjadi datar, memangnya dia bayi apa?.

"Tidak, cepatlah pakaikan aku baju! Dingin." Crish segera menyimpan minyak itu, dia mengambil pakaian di lemari dan memakaikan nya pada Khai. Dia juga membantu merapikan rambut hitam Khai.

"Sudah, kau sangat manis kak!" Seru Crish senang, dia memang memilihkan kaos berwarna baby blue dan jeans putih. Rambut nya juga dibiarkan menutupi jidat Khai. Sehingga Khai terlihat lebih manis.

Khai tidak bereaksi, dia malas hanya sekedar mengeluarkan suaranya. Crish segera mengambil tas Khai dan hendak menggendong kakak nya itu lagi. Tapi khai sudah berdiri dan keluar dari sana meninggalkan Crish.

"Hah..nasib jadi babu,"

Crish mengikuti kakak nya dari belakang, langkah nya terhenti ketika melihat Khai juga berhenti. Posisinya mereka masih menuruni tangga, baru di tengah-tengah.

"Kenapa kak?"

Khai menoleh menatap Crish, dia memperhatikan tubuh Crish dari bawah sampai atas. Kemudian menghela nafasnya. Crish? Dia semakin tidak mengerti ada apa dengan kakak nya itu.

"Panggilkan Carlos atau Daifan."

Crish segera melakukan apa yang di perintahkan, walaupun dalam hati dia bertanya-tanya, untuk apa memanggil mereka?

Tidak lama Crish menaiki tangga dengan Carlos, Khai langsung merentangkan tangannya membuat Carlos tersenyum. Dia segera menggendong kakak nya itu menuruni tangga.

"Jika ingin di gendong kenapa tidak dengan ku saja?"

"Aku tidak ingin jatuh." Jawab Khai acuh, dia hanya takut jatuh dari tangga ini. Bagaimanapun menggendong di tangga dan tempat yang rata itu berbeda.

"Kau sangat manis kak," Khai menghiraukan ucapan Carlos, sementara Crish, dia mendengus kesal.

Sesampainya di bawah, Khai dapat melihat Ayah dan adik pertamanya sudah duduk di meja makan. Lalu tatapan nya bertemu dengan tatapan Grissham.

'kenapa dia menatapku seperti itu?'

Carlos segera mendudukkan Khai di kursi nya. Mereka memulai sarapan tanpa suara sedikitpun.

Seperti biasa, baru beberapa suap Khai menghentikan suapan nya. Crish yang mengerti langsung mengambil piring Khai dan hendak menyuapi kakak nya itu.

"Makan sendiri Khai!" Tapi suara sang kepala keluarga menghentikan nya. Khai menatap Grissham bertanya, kenapa? Bukankah Grissham tidak masalah dengan kemalasan nya?

"Sudah ayah, biar Crish saja yang menyuapi kakak"

"Kakak mu bukan anak-anak lagi, biarkan dia makan sendiri Crish!" Grissham sedikit menaikkan nada bicaranya

"Apa ayah tidak suka pemalas sepertiku?" Khai menatap ayah nya itu

"Ya, jadi makan lah sendiri!" Jawaban Grissham membuat Khai mendengus.

"Dasar plin-plan.." gumam Khai pelan yang masih bisa di dengar mereka, Khai mengambil piring makan nya dan hendak menyuapkan sendok ke dalam mulutnya.

Tapi gerakan nya berhenti, tepat sebelum sendok berisikan makanan itu sampai di mulutnya. Semua menatap Khai heran.

"Kenapa berhenti?" Grissham bertanya dengan dingin, Khai tidak menjawab..

Prang'

Mereka terkejut, Khai menjatuhkan tangan nya, otomatis sendok nya juga terjatuh. Bukan karena malas, tapi..tangan nya sakit dan seketika mati rasa.

'apa yang terjadi dengan ku?'

"Kak tidak apa-apa?" Carlos menatap Khai khawatir, dia dapat melihat perubahan raut wajah Khai. Kakak nya itu seperti gelisah.

Grissham mengeraskan rahangnya, dia menatap Khai tajam.

"Berdiri Khai!" Perintahnya membuat semua menatapnya.

"Untuk apa ayah?"

"Kenapa ayah malah menyuruh kakak berdiri?"

Tanya Crish dan Carlos bersamaan, Grissham tak menjawab mereka. Dia masih menatap tajam Khai.

"Khai berdiri!" Sentaknya membuat Khai tersadar, dia menghela nafasnya dan mencoba untuk berdiri. Dia bisa, Khai menatap Grissham dingin.

"Apa lagi ayah?"

"Berjalan!" Mereka semakin menatap Grissham aneh, ayah nya ini kenapa?.
Khai menurut, dia menggeser kursi nya dan berjalan ke arah Grissham. Namun baru langkah pertama..

'Bruk

Tubuhnya langsung terduduk di lantai marmer itu.

"Kak!" Ketiga adiknya segera menghampiri Khai yang terdiam.

"Kak ayo bangun," Carlos mencoba membantu Khai berdiri, namun Khai menatap nya dan menggeleng pelan.
Dapat Carlos lihat, matanya memancarkan kegelisahan.

"Tidak bisa.." lirih Khai akhirnya membuat mereka mengerti. Daifan yang sedari tadi memperhatikan, langsung menggendong Khai ala bridal style. Dia membawanya ke lantai atas.

'Prang

"Argghhhhh.." Crish dan Carlos menatap ayah nya yang kacau, Grissham terus membanting barang yang ada di sekitarnya.

Mereka semakin bingung, ada apa sebenarnya?

"Carlos panggilkan dokter Rio!" Teriakan Daifan dari atas menyadarkan mereka. Mereka segera berlari ke lantai atas dengan Carlos menghubungi Dokter Rio.

















~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
To be continued ~

Typo Tandai ~

Thankyouuuuuuuu 💕

4Juni2023

BROTHER ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang