•Bab°°6

16K 1.7K 49
                                    

~Happy Reading~
.

.

.

Khai membuka matanya perlahan, kepalanya masih sedikit pusing.

"Shh.." dia sedikit meringis ketika merasa kebas di tangannya, ck tangannya di infus ternyata.

Khai mencabut infus itu dan bangkit dari ranjang, Yang dia yakini bukan ranjang di kamarnya. Tapi baru langkah pertama, tatapan nya sudah bertemu dengan tatapan tajam sang ayah.

"Mau kemana?" Dingin Grissham membuat Khai menghela nafasnya, sebenarnya dia sedang malas berbicara.

"Jawab Khai!"

Khai berdecak, dia sungguh malas. Kepalanya juga masih terasa pusing.

'Ha'cim

Grissham menghela nafasnya, dia menghampiri Khai dan membaringkan tubuh anak sulungnya itu. Khai tidak menolak, Dia sudah terlalu malas untuk mengeluarkan tenaga lagi.

"Tunggu disini, Ayah akan panggil dokter!" Setelah mengatakan itu, Grissham keluar dari kamarnya. Meninggalkan Khai dengan keterdiaman nya.

Tidak lama Grissham kembali dengan seorang dokter muda, seperti nya usianya tidak beda jauh dengan Khai. Dokter itu tersenyum menghampiri Khai yang menatapnya.

"Apakah masih pusing?" Khai mengangguk samar, dokter itu kemudian hendak menyuntikan kembali infus di tangan nya.

"Mmm," Khai menggeram tidak mau, membuat dokter itu terkekeh pelan.

"Coba minta yang benar,"

"Tidak mau di infus,"

"Kenapa?"

"Tidak suka."

"Baik, tapi Khai harus minum obat, bagaimana?" Khai menggeleng membuat dokter itu menghela nafasnya.

"Infus atau minum obat?" Tanya dokter itu dingin, membuat Khai sedikit tertekan. Dia kemudian berpikir sejenak, dan menghela nafasnya.

"Infus,"

"Anak pintar!" Khai mendelik pada dokter itu, dia ini sudah bukan anak-anak lagi.

Dokter itu melakukan tugasnya, memasang infus di tangan Khai. Dia juga menyuntikan obat di infus itu, tanpa di sadari Khai tentunya.

"Sudah,"

"Khai ingat dengan ku?" lanjut dokter itu membuat Khai terdiam, dia mencoba mengingat siapa orang di depan nya ini. Setelah cukup lama mengingat, ah akhirnya ingatan itu dia dapat.

Dokter muda ini bernama Rio, usianya beda 3 tahun dengan Khai. Dia juga anak dari dokter yang selalu merawat Khai ketika sakit dulu, saat masih ada ibunya. Karena ketika ibunya sudah tiada, keluarga nya itu tidak lagi peduli. Bahkan ketika Khai Sakit.

"Rio," Rio tersenyum dan mengangguk

"benar, Khai rindu dengan ku?"

"Tidak,"

Rio melunturkan senyumnya, sungguh dia sudah berharap tadi. Padahal dulu, Khai ini teman mainnya. Namun karena dia harus sekolah di luar negeri, jadilah mereka berpisah.

"Ekhem," ah mereka melupakan Grissham, dan kedua anak nya? Sejak kapan dua babu Khai itu ada disini? Khai tidak peduli, tapi tunggu, cuma 2, Satu lagi mana?

"Daifan mana?,"

"Di kamarnya, dia sudah menghukum dirinya sendiri kak," jawab Carlos membuat Khai penasaran, hukuman apa yang dia berikan untuk dirinya sendiri.

BROTHER ✓Kde žijí příběhy. Začni objevovat