•Bab°°15

9.1K 989 14
                                    

~Happy Reading~
.

.

.

Hari sudah berganti, kini Khai sedang bersiap untuk masuk kuliah. Setelah beberapa hari lalu Rio sudah mengurus kepindahan dia dan ketiga adik nya.

Khai sudah bisa berjalan, namun tidak bisa lama. Penyakit itu memang memerlukan waktu berbulan-bulan untuk bisa sembuh.

Walaupun kaki nya masih belum bisa di gunakan untuk berjalan dalam waktu yang lama, tapi saraf nya yang lain sudah bisa bergerak dengan normal.

Khai berjalan dengan pelan menuju meja makan. dapat Khai lihat Daifan sedang berkutat dengan alat-alat didapur, Karena posisi meja makan dan dapur memang berdekatan.
Khai menghampiri Daifan.

"Masak apa?"

"Astaga kak, kau mengagetkanku!" Khai menggaruk tengkuknya yang tak gatal, " maaf.." Daifan tersenyum lembut.

"Tidak apa, hari ini aku masak sop daging, ikan goreng, dan beberapa menu sayur lainnya.." jelas Daifan tanpa menghentikan aktivitas nya.

"Apa tidak ada nasi goreng?" Daifan menoleh pada kakak nya yang menatap nya berharap, dia menghela nafas pelan.

"Tidak ada, setiap hari kau memakan nasi goreng. Kau juga harus memakan sayur kak,"

"Tapi sayur tidak enak,"

"Sayur itu sehat, Kau harus tetap memakannya," Khai mendengus dan meninggalkan Daifan menuju meja makan, dia menopang dagu di antara kedua tangan nya.

"Morning kak,"

Cup

"Selamat pagi kak,"

Cup

Carlos dan Crish menatap bingung pada Khai yang tidak merespon sapaan mereka. Tapi mereka juga senang, karena Khai tidak menolak saat mereka mengecup pipi yang sudah lebih berisi itu.

"Kak, kau tidak apa-apa?"

"Hmm," Carlos dan Crish saling tatap kemudian menggeleng tanda tidak tau Khai kenapa. Khai mengalihkan tatapan nya ke arah kedua adiknya itu.

"Kalian tidak memakai seragam?"

"Tidak, dokter Rio bilang seragam nya di ambil saat kita masuk hari ini," Khai mengangguk mengerti.

Tak lama Daifan datang dengan menu sarapan pagi ini.

"Wahh sop daging!" Crish berseru senang melihat menu kesukaan nya. Sementara Carlos menatap lapar ikan goreng yang menjadi favorit nya.

Daifan menatap Khai yang hanya melihat makanan itu tanpa minat. dia memasukkan semua menu itu pada piring makan Khai, Membuat sang empu menatapnya garang.

"Aku tidak suka sayur!"

"Makan kak!" Khai menciut, nada dan wajah dingin dari Daifan selalu membuatnya sedikit takut, ingat hanya sedikit. 

Dengan gerakan Lambat Khai menyuapkan sendok berisi makanan sehat itu. Melihat itu Daifan segera mengambil alih piring makan Khai beserta sendoknya.

"Aa," Daifan menyodorkan makanan itu tepat pada mulut Khai. Khai mendengus, Daifan menyuapinya dengan wajah datar. Tapi tak ayal dia juga menerima suapan itu dengan wajah sebal nya.

Carlos dan Crish hanya terkekeh geli, mereka ini sama-sama bergengsi tinggi. Tapi soal kasih sayang, tidak perlu di ragukan seberapa besar.

Beberapa menit terlewati, hanya ada suara alat makan yang beradu. Khai lebih cepat selesai berkat di suapi Daifan, jika biasanya dia yang paling selesai terakhir.

BROTHER ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang