•Bab°°17

8.3K 1K 9
                                    

~Happy Reading~
.

.

.

Tidak pernah terpikir oleh Khai sebelumnya, jika dia akan kembali bertemu dengan seseorang yang selalu menjaga dan mengurus keperluan nya dulu.

"Jadi Om willi baru 1 Minggu kerja dengan Rio.."

"Benar, tuan muda" Khai saat ini sedang bersama William atau sering di panggil Willi oleh Khai dulu. Dia bodyguard sekaligus Asisten pribadi Khai Ayhner, Yang sekarang jadi bawahan Dokter Rio.

Tadi saat Khai tertidur, Willi membangunkan nya untuk mengantar barang pesanan khai dari Rio. Ya tadi khai meminta Rio mengirimkan kursi roda untuknya, tapi Rio malah mengirim Willi untuk mengantarkan kursi roda itu.

Khai tersenyum tipis menatap Willi, dia kembali menatap pemandangan asri di depan nya. Banyak sekali bunga dan kupu-kupu, bisa di tebak di mana Khai berada sekarang?

"Taman ini indah ya," Willi mengangguk setuju, taman dekat kampus ini memang indah. Bahkan tuan muda nya dulu sering meminta Willi menemani nya di taman ini. Ah Willi jadi merindukan mantan tuan muda nya itu.

"Sebelumnya om willi bekerja dimana?" Willi terdiam membuat Khai menatap nya, dapat Khai lihat wajah datar Willi dihiasi kesenduan.

"Saya bekerja di salah satu keluarga ternama di negara ini tuan muda,"

"Terus, kenapa om berhenti kerja disana?" Khai tidak peduli jika dia dinggap kepo, toh nyatanya memang begitu. Dia hanya penasaran kenapa bisa Willi sampai berhenti bekerja dengan keluarganya, apa karena dirinya sudah tiada?

"Karena saya kehilangan seseorang yang berarti di sana, saya memutuskan untuk berhenti karena tidak mau terus bersedih mengingatnya," Willi mencoba untuk tidak emosional ketika mengingat rasa kehilangan, sejak mantan tuan muda nya dulu pergi untuk selama-lamanya.

"Apa om menyayangi nya?",

"Sangat, tuan muda."

'Ternyata om Willi begitu menyayangi ku, pantas dia tidak pernah mengadukan kemalasan ku pada mommy dan Daddy..'

"Aku tebak nama nya Khai juga kan?" Khai berucap dengan senyum manis nya. Willi menatap tak percaya pemuda di depan nya ini .

"Apa tuan muda cenayang?"

"Apa itu cenayang?"

"Ah lupakan, bagaimana tuan muda tau?"

"Aku hanya menebak, dan menurut tebakkan ku. Dia juga menyayangi mu om Willi,"

Willi semakin tidak tau harus berkata apa, tuan muda nya ini pasti seorang cenayang. Ya, Willi menyimpulkan itu.

'Apa sebaiknya aku bertanya soal Daddy dan mommy..'

"Om.."

"Kak!" Ucapan Khai terpotong oleh teriakan seseorang. Khai menoleh, tatapan nya bertemu dengan tatapan khawatir adiknya, Daifan. Ah Khai lupa izin padanya untuk ke taman ini, adiknya itu pasti mencarinya.

Grep

"Kenapa tidak bilang, aku sangat khawatir," Khai mengelus punggung Daifan yang berkeringat dengan lembut, dia tersenyum dan melepas pelukan itu.

"Maaf ya, aku lupa." Daifan mengangguk pelan, kemudian dia menatap Willi penuh selidik. Khai yang mengerti segera memperkenalkan Willi padanya.

"Baiklah Ayo, sebentar lagi jam mata kuliah selanjutnya,"

"Dan kau, pulanglah." Lanjut Daifan menatap Willi datar, dia kurang suka ketika kakak nya berinteraksi dengan orang asing.

"Baik, saya permisi tuan muda,"

"Tunggu, om Willi nanti kita bertemu lagi kan?" Willi tersenyum tipis dan mengangguk. Dia kemudian melanjutkan langkahnya meninggalkan taman itu.

"Kak, kau memakai kursi roda?" Daifan baru sadar, jika Khai duduk di kursi roda sedari tadi. Khai mengangguk dan hendak menjalankan kursi roda itu dengan tangan nya. Tapi Daifan lebih dulu mendorong kursi roda itu.

"Besok jangan pakai lagi, kan ada aku," ucap Daifan di tengah-tengah perjalanan mereka.

"Aku akan tetap memakainya, kau tidak bisa terus menggendong ku disini. Atau nanti akan ada rumor yang beredar," Daifan menggeram menahan amarah. karena orang-orang itu, Kakak nya jadi punya pikiran seperti ini.

"Tidak perlu marah, lagi pula hanya sementara. Sampai aku sembuh kan?"

"Hmm, hanya sementara."

.

.

.

.

Hari sudah malam, dan kini Khai sedang berada di rumah sakit bersama Rio. Sepulang kuliah tadi, Rio menjemputnya untuk melakukan pengobatan lagi..

"Berapa lama lagi aku sembuh?" Rio menghentikan kegiatan nya, dia menghampiri Khai yang duduk di sofa. Terapi sudah selesai di lakukan, Rio hanya perlu me rekap perkembangan pasien spesial nya ini.

"Sebentar lagi.."

"Bulan lalu juga kau mengatakan itu," ketus Khai membuat Rio terkekeh.

"Sabar ya, penyakit ini tidak bisa dengan cepat hilang. Bahkan kau itu termasuk pasien yang beruntung, karena penyakit ini bisa cepat di atasi. Jadi Khai harus tetap semangat untuk sembuh."

Khai menghela nafasnya, dia tidak mau terus merepotkan adik-adik nya, dia juga ingin jadi kakak yang berguna.

"Jangan kebanyakan melamun, nanti kesambet baru tau rasa!" Rio menepuk pelan kepala Khai, membuat sang empu mendengus. Khai bangkit dan hendak keluar dari ruangan itu.

"Mau kemana?"

"Pulang," jawab nya acuh tanpa menghentikan aktivitasnya.

"Bersama William ya,"

"Hmm,"

"Tunggu!" Khai berhenti ketika Rio sedikit berteriak tepat sebelum Khai membuka kenop pintu itu.

Cup

Plak

"Kecup-kecup terus!" Rio cengengesan mengelus tangan nya yang di geplak Khai, setelah dia berhasil mengecup pipi berisi khai. sedangkan Khai berdecak kesal, Dia keluar dari ruangan itu dengan wajah di tekuk.

Brak'

"Buset, bocil kalo ngambek serem.." Rio menatap miris pintu ruangan nya, yang seperti nya sedikit rusak setelah Khai menutupnya penuh tenaga.

Khai berjalan dengan kesalnya, tidak sadar jika orang-orang di rumah sakit itu menatapnya gemas.

"Om willi kemana lagi!" Dia menatap kanan kiri untuk mencari keberadaan William, sampai matanya menangkap sosok yang selama ini dia rindukan..

Khai ingin menghampiri orang yang hendak keluar rumah sakit ini,
Dia berlari dengan sedikit kesusahan, hah..kakinya kembali Tremor disaat yang tidak tepat.

Orang itu sudah keluar, Khai semakin mempercepat langkahnya. jangan sampai dia kehilangan kesempatan ini, sampai kakinya tersandung sesuatu.

'Brukh

'Akh

Khai terjatuh di luar halaman rumah sakit. mendengar suara khai, orang itu membalikkan badannya. Dia menghampiri Khai yang masih menatapnya.

'Daddy..'



























~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
To be continued ~

Typo Tandai ~

Thankyouuuuuuuu 💕

9Juni2023

BROTHER ✓Where stories live. Discover now