•Bab°°9

11.5K 1.3K 21
                                    

~Happy Reading~

.

.

.
"Guillain Barré Sindrom, adalah penyakit yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sistem saraf tepi. Kondisi ini ditandai dengan kesemutan dan kelemahan otot pada tungkai, yang dapat berkembang menjadi kelumpuhan."

"Dan saat ini Khai mengalami gejala awal penyakit itu.." lanjut Rio membuat ketiga orang itu membeku.

Crish menggeleng cepat, matanya bahkan sudah berkaca-kaca. Kakak nya tidak mungkin memiliki penyakit mengerikan seperti itu kan?

"Tidak, kak Khai pasti bisa sembuh tanpa kelumpuhan kan?" Crish menatap Rio berharap, Rio tersenyum dan mengelus rambut Crish..

"Bisa, dengan itu kita harus memulai pengobatan dari sekarang. Untuk mencegah semakin parah nya penyakit ini."

"Baiklah, lakukan apapun agar kakak ku bisa sembuh!" Ucap Carlos bersungguh-sungguh

"Pasti."

Daifan tidak mengucapkan apapun, dia kembali masuk ke dalam kamar Khai. Tapi baru membuka pintu, Daifan terdiam.

"Kak.."

Khai tersenyum tipis, kemudian mendudukan dirinya di ranjang. Dia sudah mendengar semuanya, Khai bingung, dia harus sedih apa senang. Penyakit ini menjadikan nya kesulitan bergerak. Itu sangat mendukung sifat malasnya.

Tapi dia akan sangat menjadi tidak berguna, dan hanya bisa merepotkan mereka yang merawatnya. Itupun jika ada yang mau merawat nya..

"Kalian bisa membuangku." 

Perkataan Khai membuat Daifan menghampiri kakak nya itu, dia berjongkok di depan Khai.

"Kau ini bicara apa?" Khai tersenyum menatap Daifan.

"Kalian bisa membuangku, atau mengacuhkan ku kembali seperti dulu"

Daifan menatap kakak nya itu tajam.

"Tarik kembali kata-kata mu, aku tidak suka mendengar nya!" Khai terkekeh, dia mengalihkan pandangan nya.

'sial, kenapa ini menyakitkan'

"Kau juga tau sekarang aku benar-benar lemah. Aku akan sangat tidak berguna dan merepotkan kalian. Jadi sebelum itu terjadi, kalian bisa membiarkan aku hidup sendiri dan menunggu sampai ajal menjemput ku"

'prang~

Khai menoleh pada Daifan yang sudah melemparkan vas di kamar itu. Dia menatap Daifan yang sudah emosi.

"Kenapa Daifan?" Khai bertanya dengan lembut..

"Jangan berbicara seperti itu!" Bentaknya membuat Khai terdiam.

Daifan tersadar, dia sudah membentak kakak nya.
Dia segera menghampiri Khai..

Grep

"Jangan berbicara seperti itu, aku tidak suka. Tidak ada yang akan membuangmu, kami juga tidak akan mengacuhkan mu lagi."

Daifan melepas pelukan nya dan menatap kakak nya itu.

"Dengar kak, tidak ada yang merasa di repotkan, aku dan kedua adik ku akan dengan senang hati mengurusmu sampai kau sembuh. Kau tau, penyakit sialan ini masih bisa disembuhkan.."

"Kak.." lirih Daifan menghapus air mata di pipi Khai. Khai tersadar, sejak kapan dia menangis? Kenapa hati nya sakit sekarang.

"Kak jangan menangis," Daifan kembali memeluk Khai, dia mengeratkan pelukannya ketika Khai mulai terisak. Daifan juga sudah meneteskan air matanya. Dia mengerti, kakak nya itu pasti terpukul dengan semua ini.

BROTHER ✓Where stories live. Discover now