•Bab°°4

18K 1.8K 83
                                    

~Happy Reading~
.

.

.

Bola mata berwarna Hazel itu menatap puas pantulan tubuhnya di cermin. Dia baru melihat, betapa sempurnanya wajah tubuh ini. Rambut hitam lebat, Hidung mungil tapi mancung, mata sayu tegas, bibir mungil dan rahang yang cukup tercetak.

Dapat Khai simpulkan, wajah ini tampan sedikit imut. Berbeda dengan ayah serta ketiga adiknya, mereka hanya tampan saja tidak ada imut-imut nya.

Khai puas dengan wajahnya, tapi tidak dengan tubuhnya. Tubuh Khai Grissham ini sangat kurus, berbeda dengan keluarganya yang lain. Bahkan Crish yang adik bontot nya saja, memiliki badan yang atletis.

Nanti dia akan membentuk tubuh ini, agar terlihat lebih manly. Ya itu rencananya:)

Kini Khai sedang bersiap untuk kuliah. sesuai ingatan Khai asli, Dia ini Sudah kuliah semester 5. berbeda dengan Khai Ayhner, yang masih duduk di bangku 12 SMA.

"Kak,"

Khai menoleh, menatap adik nya, Crish, yang tersenyum menatapnya. ini pertama kalinya dia tersenyum pada Khai. Hanya dalam satu malam, dia berhasil merubah sikap keluarga ini.

"Ini tas mu, buku dan perlengkapan kuliahmu hari ini, sudah ada di dalam. " Jelas Crish membuat Khai tersenyum. Itu memang salah satu hukuman untuk Crish dari Khai, menjadi asisten pribadi atau babu, sampai waktu yang tidak di tentukan.

Crish menerima hukuman itu dengan senang hati, dengan begitu, dia jadi lebih bisa dekat dengan kakak yang selalu di sakiti nya ini.

Tanpa menjawab atau mengambil tas nya dari Crish, Khai berlalu keluar dari kamar. Membuat Crish menghela nafasnya kasar, lalu menyusul kakak nya itu.

Sesampainya di bawah, Khai langsung mendudukan dirinya di meja makan. Menghiraukan tatapan keluarga nya, mereka menanti sapaan selamat pagi dari Khai.

Biasanya Khai selalu menyapa mereka setiap pagi, meskipun mereka selalu mengabaikan sapaan itu.

Namun kini, mereka menantikan itu..

"Pagi" ucap Khai tiba-tiba membuat mereka tersenyum senang.

"Selamat pagi Khai."

"Pagi Kak,"

"Selamat pagi juga kak,"

"Pagi kembali,"

Khai menahan senyumnya, sungguh dia merasa lucu. Jika membandingkan perlakuan mereka dulu dengan sekarang, sangat berbeda 180° derajat.

"Baiklah, selamat makan" Grissham menginstruksi

Mereka kemudian menyantap makanan nya. baru satu suap, Khai berhenti makan, membuat mereka menatapnya bertanya.

"Kenapa?"

"Apa makanan nya tidak enak?"

"Akan aku pecat chef disini nanti!"

"Mau aku masakkan?"

Khai menggeleng pelan menjawab pertanyaan mereka semua. Dia menyodorkan piring ke depan, membuat mereka semakin tidak mengerti.

"Suapi," cicit Khai membuat mereka menggeram menahan gemas, Sang kepala keluarga langsung mengambil piring makan Khai dan akan menyuapi anak sulung nya itu.

Khai menatap Grissham ragu, membuat Grissham tersenyum lembut. Senyum yang tidak pernah dia berikan pada siapapun, termasuk anak nya yang lain.

"Boleh ayah suapi?"

"Bukan kah ayah tidak suka anak manja?" 

"Kau tidak manja, hanya malas, bernarkan?" Jawab Grissham Membuat Khai mengangguk.

"Apa tidak masalah jika aku malas?"

"Tentu, Ayah tidak suka anak lemah, bukan pemalas."

Khai tersenyum mendengar itu, Ah Grissham berbeda dengan orang tuanya. kemudian dia menerima suapan Grissham dengan senang hati.

Sarapan berjalan dengan lancar, setelah selesai, mereka langsung pergi dengan rutinitas masing-masing. Grissham ke kantor, Khai dan Daifan kuliah, sedangkan Carlos dan Crish ke sekolah.

.

.

.

Khai turun dari mobil Mewah Daifan, membuat para mahasiswa disana menatap tak percaya padanya. Mereka memang tau, jika Khai kakak dari Daifan. tapi mereka juga tau, jika hubungan kedua saudara itu tidak baik.

Daifan menggandeng tangan Khai, membuat mereka semakin terkejut, bahkan ada yang berteriak heboh.

Khai tersenyum miring, lalu melepas kasar genggeman tangan itu. Kemudian berlalu pergi meninggalkan Daifan yang menatap tangan nya sendu.

Khai berjalan dengan keren nya, menghiraukan mata-mata yang menatapnya dengan berbagai tatapan. Ada yang kagum dan sinis. Tapi Khai tidak peduli, sampai..

'Byurr

"Sial," Daifan berlari menghampiri kakak nya yang terdiam dengan keadaan basah kuyup, setelah dirinya di guyur air kotor.

Khai menatap ke atas, ternyata ini sudah disiapkan untuk dirinya.

"Kak," Khai menatap Daifan yang menatapnya khawatir, dia menepuk pundak adiknya itu.

"Rencana yang bagus!" Setelah mengatakan itu Khai berlalu menuju toilet. Ah dia harus mandi lagi, air nya sangat bau.

Sementara Daifan, dia mengeraskan rahangnya melihat dua orang mahasiswa yang menghampiri nya dengan senyum puas.

"Gimana rencana kita kali ini bro? Lo puas kan?"

'Bugh

'Bugh

"Kenapa Lo mukul kita?"

"Jangan ganggu kakakku lagi!"

"Kenapa? Bukannya Lo yang selalu minta kita buat bully dia?"

"Turuti jika tidak ingin mati!" Setelah itu Daifan berlari menyusul kakak nya ke toilet.























~~~~~~~~~~~~~~~
To be continued ~

Typo Tandai ~

Thankyouuuuuuuu 💕

1Juni2023

BROTHER ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang