•Bab°°18

7.7K 1K 7
                                    

~Happy Reading~
.

.

.

"Sakit?" Khai menggeleng pelan menjawab pertanyaan tuan Ayhner. Setelah tadi dia terjatuh dan tangannya sedikit terluka, tuan Ayhner memutuskan untuk membawa Khai ke rumah nya, karena Khai bilang dia tidak mau di obati dokter.

"Sudah.." Ayhner membereskan kotak P3K setelah selesai mengobati tangan Khai. Khai terus memperhatikan Daddy nya itu.

"Jadi namamu siapa?"

"Khai," Ayhner membeku.

"Sama seperti anak ku," jawab nya tersenyum miris, matanya bahkan sudah berkaca-kaca.

"Ah maaf, Khai tinggal dimana? Biar om antarkan,"

Khai terdiam, sebenarnya dia ingin bertemu mommy nya juga. tapi sedari masuk kesini dia tidak melihat keberadaan sang mommy.

"Saya tinggal di apartemen dengan adik-adik saya tuan.." rasanya aneh memanggil Daddy sendiri dengan tuan.

"Jangan Panggil tuan, om saja." Ayhner tersenyum lembut pada khai. Entah kenapa dia suka dengan pemuda di depan nya ini, rasanya seperti dia sedang bersama putra nya.

"Baiklah.."

"Jika boleh saya tau, om untuk apa berada di rumah sakit?"

"Saya menemui dokter untuk berkonsultasi," khai menautkan alisnya tidak mengerti. Konsultasi untuk apa?

"Om sakit?" Ayhner menggeleng.

"Istri saya," Khai sedikit terkejut mendengar itu, mommy nya sakit apa?

"KHAI! DIMANA KAMU HAA?" Teriakan itu mengagetkan Khai dan Ayhner, Khai menolehkan kepalanya ke arah tangga.

"Khai kamu dimana, ayo dong jangan main petak umpet sama mommy Hahaha... "

"Khai sayang~"

"hiks Khai maafkan mommy, kembali lah nak hiks.."

Khai tidak bisa lagi menahan air matanya, hatinya sesak melihat kondisi wanita yang sudah melahirkan nya.

Naomi, mommy dari Khai Ayhner. Dia tertawa, menangis, bahkan berteriak dengan penampilan yang kacau, tapi itu tidak menutupi kecantikan di wajahnya.

Ayhner berlari menghampiri Naomi yang terduduk di tengah tangga, dia memeluk dan terus mengucapkan kata penenang untuk istrinya itu. Setelah Naomi sedikit tenang, dia melepas pelukan suami nya. matanya bergulir kesana kemari untuk mencari putra semata wayangnya.

Sampai Naomi melihat sosok Khai..

*****

Sementara di tempat lain, Rio membuka pintu apartemen nya yang sudah di tempati anak-anak Grissham itu. Sesampainya didalam, Rio di sambut tatapan dingin dari ketiga adik Khai.

"Kalian kenapa menatapku seperti itu?"

Mereka tidak menjawab, mereka justru melihat ke belakang Rio. Seolah menunggu kedatangan seseorang.

"Ada apa sih?" Rio mendudukkan dirinya di sofa.

"Kak Khai mana?" Pertanyaan Crish membuat Rio mengernyit.

"Ya, dia disini kan? Dia kan sudah pulang sedari tadi dari rumah sakit." Jawaban Rio membuat ketiga orang itu bangun dari duduknya.

"Jangan bercanda! Dimana kakak kami!!"

"Aku tidak bercanda, Khai memang sudah pulang 1 jam lalu, bersama bawahan ku. William," Rio ikut bangkit.

"Tapi nyatanya, dia belum sampai kesini!"

Mendengar itu, Rio segera mengambil ponsel nya untuk menghubungi William..

"William, dimana kalian?"

"Maaf tuan, saya sedang mencari tuan muda Khai. Tadi saya pergi ke toilet, waktu saya kembali, saya melihat tuan muda Khai di bawa seseorang, saya tidak bisa melihat siapa orang itu tuan.."

"Ceroboh!! Cepat cari sampai ketemu!!"

*******

"Khai..putra Mommy.."

Naomi bangkit dan berlari menghampiri Khai, Khai bangun dari duduknya, dia tersenyum Dengan mata basahnya.

Grep

"Hiks Khai, kamu kembali nak," Khai membalas pelukan itu, dia memeluk Naomi erat. Sedangkan Ayhner hanya menatap mereka, Dia bingung harus melakukan apa..

Setelah beberapa menit Naomi melepas pelukan nya, dia menangkup kedua pipi Khai yang basah.

"Khai putra mommy.." lirih Naomi membuat Ayhner terdiam.

Ayhner mendekat dan menjauhkan Naomi dari Khai. Naomi berontak tapi Ayhner tetap memaksanya untuk menjauh..

"Khai maafkan istriku, dia pasti menganggap mu putra kami yang sudah tiada. Jadi demi kebaikan mu, sebaiknya kau pulang sekarang.." Ayhner berucap bukan tanpa alasan, dia tidak ingin melibatkan orang lain dalam permasalahan keluarga nya.

Meskipun dia merasa nyaman dengan Khai, tapi dia berpikir jika Khai bukan lah Khai putra nya.

"Ah tidak apa om, tapi istri Om.." Khai menatap Naomi yang menatap nya, Naomi merentangkan tangannya seolah meminta Khai memeluknya.

"Saya akan mengatasi nya, Khai pulanglah, Supir saya akan mengantarkan mu. Keluarga mu pasti mencarimu sekarang."

Ah benar, mereka pasti sedang mencari Khai sekarang. Khai menatap Naomi dan Ayhner bergantian.

"Boleh saya kesini lagi?"

"Tentu, jika kau tidak keberatan," Khai mengangguk mengerti, dia pamit pergi dari sana.

"Khai jangan pergi hiks jangan tinggalkan mommy hiks.." Ayhner memeluk istrinya yang hendak menyusul khai..

"Dia bukan Khai kita sayang.."

"Tidak mas, dia Khai putra kita hiks.."

'Aku harap juga begitu,'

Ayhner mengeratkan pelukannya.
Sejak Khai dinyatakan meninggal dunia, Naomi mengalami gangguan jiwa. Naomi hancur ketika membaca tulisan-tulisan Khai di buka diary nya.

Ketika Khai menuliskan betapa kesepian nya dia selama ini. betapa Khai ingin di perhatikan oleh kedua orang tuanya. Naomi merasa bersalah pada putra nya itu, dia merasa gagal menjadi seorang ibu.

Begitupun dengan Ayhner, dia merasa gagal menjadi seorang ayah. hanya saja, Ayhner berusaha tegar dan kuat untuk istrinya.

*******

Khai menyenderkan tubuhnya di dinding lobby Apartemen, kakinya mulai tidak bertenaga. Dia kembali mengingat bagaimana kondisi orang tuanya sekarang..

"Aku tidak menyangka keadaan mommy akan seperti itu.." gumam khai pelan.

Dia menutup matanya sejenak kemudian menghela nafasnya.

Setelah dirasa sedikit membaik, Khai melanjutkan langkahnya, dia menaiki lift menuju lantai 12. Sesampainya disana, khai berjalan dengan sangat pelan dan sedikit tertatih-tatih..

"Ck ayolah, sebentar lagi.."

Akhirnya dengan penuh perjuangan, Khai sampai di depan pintu unit apartemen tempat tinggalnya. Dia mengetik pin dan begitu pintu terbuka..

"Dari mana?"


















~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
To be continued ~

Typo Tandai ~

Thankyouuuuuuuu 💕

10Juni2023

BROTHER ✓Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt