6. Ratu penjajah

283 64 117
                                    

Diluaran sana mungkin ada hutan terlarang, tapi di sekolah ini ada nama terlarang.”

_Redfox

_Redfox

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

6. Ratu penjajah

“Buru!”

Seorang perempuan berkacamata menerima sebuah kotak yang diberikan Queen. Tangan perempuan itu bergetar, tentu saja, dia sedang berhadapan dengan ratu penjajah.

Selain terkenal sebagai ratunya Qing Caksusrawa, Queen juga terkenal sebagai ratu penjajah. Kesukaannya merundung murid-murid lemah, adalah penyebabnya. Queen tidak segan memerintah orang-orang yang lebih lemah darinya, tidak ada yang berani melawan karena kuasanya sebagai milik Qing, ketua dari Redfox.

“Inget! Shafana harus makan kue ini!” peringat Queen.

Perempuan itu mengangguk. Dia sebenarnya takut, takut ada sesuatu yang Queen masukan kedalam kue. Dia takut akan ada hal yang membahayakan nyawa temannya, setelah memakan kue pemberiannya.

“Udah sana!” usir Queen. Dia tersenyum miring, melihat setiap langkah menjauh dari perempuan suruhannya. Setelah ini, dia akan mendengar sesuatu yang tidak pernah terjadi.

“Lo masukin apa di kue nya?” tanya Drisa, yang sejak tadi hanya menyimak disisi rooftop.

Inka mengangguk, menyetujui pertanyaan sang sahabat. Sejak tadi dia pun penasaran, tapi memilih memperhatikan Queen lebih dulu. “Gak ada racun sianida nya, kan?”

Queen seketika berdecak kesal. “Sayang banget, gue cuma ngasih oban pencahar!”

“Lo serius?” Drisa mendekati Queen. “Lo sih, kenapa gak diskusi dulu sama kita!?”

Queen tersenyum miring. “Tenang aja, gue gak niat bunuh dia. Kali ini gue cuma mau liat dia dimarahin bokap gue!”

Ini musim ujian, musim yang selalu Queen benci sepanjang hidupnya. Di musim ini, telinganya akan panas mendengar pujian yang akan Yoga keluarkan untuk Shafana, yang selalu pria itu puji hanya Shafana. Walaupun nilai Queen ada di atas perempuan itu, dia tidak akan mendapatkan 1 pujian pun.

Yoga selalu menuduhnya berbuat curang. Memang benar, tapi Queen hanya ingin dipuji, sekali saja. Sejak itu, Queen selalu pasrah akan nilai-nilainya, dia tidak lagi berusaha mendapatkan nilai sempurna. Berapapun nilai ujiannya, pendapat Yoga selalu sama.

Dan saat itu, keinginan Queen pun tidak terkabul. Apa yang dia harapkan tidak terjadi. Yoga tidak memarahi Shafana seperti yang sering pria itu lakukan kepadanya, Shafana justru mendapatkan banyak ucapan semangat agar tidak menganggap hal itu terlalu serius.

“Sesekali terjatuh bukan masalah, asalkan kamu tidak pernah menyerah!” kata Yoga. Pria itu sedang berada di kamar Shafana, bersama Elina tentunya.

Elina ikut mengelus rambut putrinya. “Hanya sebuah nilai, lain kali bisa diperbaiki lagi.”

CAKSUSRAWA Where stories live. Discover now