23. Pengakuan mengejutkan

174 29 108
                                    

𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈

⚠︎𝚅𝚘𝚝𝚎 + 𝚔𝚘𝚖𝚎𝚗 𝚍𝚞𝚕𝚞 𝚢𝚊!シ︎⚠︎

23. Pengakuan mengejutkan

“Drisa saudara tiri gue.”

Pengakuan Harjun ditengah cuitan riuh teman-temannya, membuat suasana mendadak hening. Sebelumnya mereka ribut lantaran Harjun berangkat bersama Drisa, mereka mengira dia dan perempuan itu telah menjalin asmara.

Untuk meminta pertanggungjawaban Shafana, Harjun sudah memutuskan akan mengungkap hubungannya dengan Drisa. Drisa sempat menolak, tapi kegigihan Harjun mengalahkannya.

“Gak panas.” Taro meraba kening Harjun, lalu keningnya sendiri. Dia pikir mungkin saja sahabatnya itu sedang demam tinggi, jadi berhalusinasi.

“Gak ada benjol.” Daiva ikut-ikutan memeriksa kepala sahabatnya, mungkin dia sempat terbentur sesuatu?

“Ini berapa?” Kavi menunjukan dua jarinya, tapi bukannya dijawab, tangannya malah ditepis begitu saja. “Gak mabuk juga.”

“Mau ikutan juga?” tanya Harjun pada Qing dan Drisa.

Qing dan Drisa malah terkekeh, keduanya tidak sebodoh mereka. “Gue percaya,” jawab Qing sambil menepuk pundak Harjun.

Melihat ekspresi Harjun yang serius, Taro, Daiva dan Kavi merapat pada sahabatnya itu. “Jadi lo suka sama adek lo sendiri?” tanya Taro.

“Jangan gitu, Jun! Itu hubungan terlarang!” Daiva ikut menasehati.

“Kalian udah jadi sodara!” Bahkan Kavi ikut menimpali.

Bukannya menanggapi teman-temannya, Qing malah membawa Harjun pergi. Rasanya percuma, menanggapi orang-orang seperti itu. Qing memiliki sesuatu yang lebih penting, tentang keberadaan Harsa yang seharusnya Harjun tahu.

“Kalo Drisa saudara tiri lo, terus Harsa?”

Tempat terbaik untuk bercerita hanya di rooftop. Tempat ini jarang dikunjungi siswa, kecuali anak-anak urakan seperti keduanya.

“Kembaran gue.”

Qing yang semula menerawang jauh ke depan, kini berpaling menatap Harjun. Sekilas dia tidak menemukan kesamaan diantara keduanya, tapi jika ditelisik lebih baik, Qing sepertinya bisa menemukan sedikit kemiripan.

“Kemarin malem gue baru tahu, ada orang lain yang terlibat di kecelakaan dia.”

“Dan orangnya Shafana?”

Dari ekspresinya, sudah dapat ditebak kalau Harjun terkejut. Dia belum menceritakan apapun, tapi Qing sudah tahu, bagaimana bisa?

“Gue bisa liat arwah.”

“Lo liat Harsa?”

Siapapun yang melihatnya akan tahu, ada harapan dalam sorot mata Harjun. Qing tidak tahu apa keputusannya ini tepat atau tidak, tapi dia tidak bisa menyembunyikannya terlalu lama.

Qing mengangguk. “Queen juga.”

“Gak heran.” Harjun mengangguk sekilas. Dia sudah bisa menebak itu, dari perilaku sahabatnya setelah terbangun dari koma. Namun jujur, dia baru tahu kalau kembarannya masih ada disekitarnya. “Harsa ada di sini?”

Qing menggeleng, beberapa hari ini dia sudah tidak melihat Harsa lagi. Terakhir saat membawanya pada Drake malam itu.

“Kasih tau gue semua hal tentang Queen, gantinya gue bakal bantu lo nyari bukti keterlibatan Shafana di kecelakaan itu.”

CAKSUSRAWA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang