18. Twitterpated

196 45 9
                                    

“Tiba-tiba ada rasa itu tidak ada, yang ada hanya perasaan peka pada rasa yang terlupa.”

_𝑪𝒂𝒌𝒔𝒖𝒔𝒓𝒂𝒘𝒂_

𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈

⚠︎𝚅𝚘𝚝𝚎 + 𝚔𝚘𝚖𝚎𝚗 𝚍𝚞𝚕𝚞 𝚢𝚊!シ︎⚠︎

18. Twitterpated

“Harsa siapa?”

Mereka yang ada di sana menatap kedatangan Qing, lalu saling menatap setelahnya. Mereka saling mendorong, meminta salah satu dari mereka menjelaskan situasi yang sedang terjadi.

“Ini foto Harsa?” Qing merebutnya dari tangan Daiva. Ada dua laki-laki di sana, dimana salah-satunya Qing yakini sebagai Harjun.

“Iya, dia meninggal 2 tahun yang lalu!” Harjun kembali merebut fotonya, lalu kembali dia selipkan di tengah-tengah buku.

Qing sepeti meminta jawaban dari teman-temannya yang lain dan mereka kompak mengangguk. Qing alihkan perhatiannya pada laki-laki yang masih berdiri tidak jauh dari mereka, laki-laki itu menatap Harjun penuh kesedihan.

“Gue balik dulu!” Qing menghampiri Harjun, lalu menepuk pundaknya beberapa kali. “Gue tunggu, kalo lo mau cerita.”

“Lo baru aja dateng,” kata Kavi.

Qing hanya membalasnya dengan senyuman. Menunggu Harjun bercerita padanya adalah hal yang mustahil, maka dia harus menemui Harsa secara langsung. Ada sesuatu yang harus dia pastikan juga, tentang bagaimana dia bisa berhubungan dengan Queen?

Tidak sulit menemukan Harsa, karena laki-laki itu tidak pergi jauh dari kediaman Kavi. Seperti mengetahui kedatangan Qing, laki-laki itu langsung melayangkan sebuah pertanyaan, “Apa yang pengen lo tau?”

Qing ikut duduk di samping Harsa. ”Queen,” jawabnya.

“Dia sahabat dari cewek gue—Drisa.”

Bagaimana lagi cara Qing harus terkejut? Hari ini begitu banyak kenyataan yang terungkap, mungkinkah kedepannya akan lebih banyak lagi?

“Drisa juga saudara tiri gue.”

Setelah mendengarnya, Qing tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Dia terkejut dan memiliki banyak pertanyaan, tapi dia merasa sungkan untuk bertanya.

“Di sekolah gak ada yang tau, termasuk Queen.”

Disaat Drisa akan mengungkap hubungan asmaranya kepada kedua sahabatnya, kecelakaan itu lebih dulu menimpa. Drisa tidak memiliki pilihan selain menyembunyikannya, dia takut kedua sahabatnya akan ikut bersedih.

Membahas kecelakaan itu, Harsa seperti bisa melihat kejadian itu dihadapannya kini. Jika saja hari itu dia mendengarkan Harjun, atau jika saja Harsa bisa sedikit memendam egonya, mungkin semuanya akan berbeda.

“Sebaiknya kalian putus aja!” saran Harjun malam itu.

Harsa dan Drisa sontak menaikkan pandangannya. Tidak ada yang setuju atas usulan Harjun, tapi tidak ada yang bisa menyangkalnya. Keduanya dihadapkan pada dilema.

“Gue gak mau!” Akhirnya Harsa mau angkat bicara. “Kamu gak mungkin setuju, kan?”

“Aku setuju!”

CAKSUSRAWA Kde žijí příběhy. Začni objevovat