BAGIAN 68 |

3.5K 375 15
                                    

Selamat membaca 💓














Gracio terus membujuk christy agar mau diperiksa oleh dokter, namun christy terus menolaknya.

Christy menatap sendu mata gracio, dengan tangan yang sudah menggenggam erat kedua tangan gracio. "Papa jangan khawatir sama aku ya, aku gapapa kok".

"Aku kan udah minum obat, habis ini juga hilang sakitnya". Lanjutnya

"Tapi papa cuma mau kamu diperiksa sayang".

"Aku gapapa, jadi buat apa aku harus diperiksa? Dengerin aku ya pa, aku gapapa, dan aku gak perlu diperiksa". Ujar christy pelan

"Tapi kan kam–".

Dengan cepat christy membungkam mulut gracio. "Gak ada tapi tapian, males ah papa maksa aku mulu".

"Kamu sih bandel". Ujar gracio malas

Gracio pun duduk pinggir tempat tidur christy. "Kamu harus sembuh ya sayang, kamu harus kuat".

"Papa pengen banget lihat anak anak papa bisa bahagia sama pasangan nya nanti".

"Papa juga berharap, kalo kalian bisa kasih papa cucu yang lucu lucu". Lanjut gracio dengan mata yang sudah berkaca-kaca

"Aku gak bisa janji sama papa, tapi yang harus papa tau".

"Aku akan terus berusaha sekuat aku pa, aku akan lawan rasa sakit ini selama aku mampu". Lanjut christy tersenyum tipis

"Kita berobat ke luar negeri ya sayang". Ujar gracio

Mendengar ucapan papanya, ia hanya tersenyum tipis, apakah papanya masih belum bisa terima, jika penyakitnya sudah tidak akan bisa obati.

Penyakitnya sudah menyebar di seluruh organ tubuhnya, bahkan tumor pada jantung nya adalah tumor ganas. "Aku harap papa bisa lebih terima semua kenyataan ini ya pa?". Ujarnya sembari mengusap lembut pipi gracio

"Engga, papa gak akan pernah bisa terima sayang". Kali ini air mata gracio sudah berhasil menetes

Tangan christy masih setia mengusap pipi gracio. "Jangan nangis, laki laki itu gak boleh cengeng".

"Papa gak akan nangis, kalo kamu mau sembuh". Ujarnya dengan air mata yang masih menetes

"Siapa sih yang gak mau sembuh? Aku juga pernah berharap ingin sembuh".

"Tapi aku bisa apa? Tuhan memberi ending yang berbeda dengan semua ekspetasi ku". Lanjut christy pelan

"Makanya kamu harus ikut papa berobat sayang, papa akan bawa kamu ke semua rumah sakit terbaik".

"Buat apa lagi sih pa? Udah hanya akan membuang-buang waktu papa aja".

"Kematian christy itu udah didepan pa, jadi mau papa ajak aku ke rumah sakit termahal pun, gak akan menjamin". Lanjut christy

"Kamu terlalu pesimis, seharusnya kamu lebih memilih keinginan untuk sembuh".

"Ini kenyataan pa, bukannya aku yang pesimis".

"Terserah kamu lah, percuma papa membujuk kamu seperti apapun, gak akan berguna". Gracio langsung keluar dari ruangan chika

Christy hanya memandang kepergian papanya, pikiran nya sangat penuh, kegelisahan menguasai dirinya. "Lebih baik aku jangan terlalu banyak pikiran".

"Aku gak mau pergi secepat itu, aku harus bisa menunda kematian ku".

"Izinkan aku menemani kakak, dan jangan ambil aku dulu, aku masih pengen lihat kakak bahagia".

PELIPUR LARA CH2 (END)Where stories live. Discover now