-Part 10-

1.1K 219 33
                                    

Setelah kembali dari Ansan, penyakit David kambuh dan sekarang pria ini hanya mampu terbaring lemes diatas kasurnya.

Walaupun masih kesal sama sang Daddy, Jane tetap saja setia menemani Daddynya itu.

"J-Jane. Daddy minta maaf atas semua yang sudah Daddy lakukan. Daddy menyesal karena sudah memisahkan kamu sama Rose" lirih David.

Jane hanya mampu diam. Bohong kalau dia bilang dia tidak marah soal itu karena sampai saat ini dia masih belum bisa melupakan sosok Rose, wanita yang dia cintai.

"Mendingan Daddy fokus saja sama kesehatan Daddy" ujar Jane pada akhirnya.

"D-Daddy p-punya permintaan terakhir untuk kamu"

Jane menghela nafasnya dengan kasar "Katakan saja Dad"

"Putuskan lah pertunangan kamu sama Naya. P-Pergi lah ke Ansan. Rose ada disana"

Deg

"D-Daddy serius!?" Tanya Jane tidak percaya.

David menggenggam satu tangan Jane "Daddy serius. Kembalilah bersama Rose dan an-"

"Dan apa Dad?" Tanya Jane.

Nafas David memburu. Dia mencengkram dadanya yang nyeri itu.

"Dad? Daddy!" Panggil Jane panik.

Perlahan lahan genggaman David ditangan Jane melemah. Ternyata pria itu sudah pergi menyusul sang istri.

"Daddy" lirih Jane menenggelamkan mukanya diperut sang Daddy "Hiks Daddy, maafkan Jane" isaknya.

*

Sedari tadi Rose terus menatap kedua anaknya yang sudah tidur diatas kasur itu. Dia merasa bersalah karena tidak bisa memberikan kehidupan yang lebih baik kepada kedua anaknya.

Tanpa sadar, setetes air matanya mengalir keluar. Kenapa ujian hidupnya begitu berat? Dia tidak peduli kalau hanya dia yang perlu menanggung semuanya namun dia tidak ingin anak anaknya ikut merasa terbeban.

"Mommy jangan nangis"

Rose tersentak ketika mendengar suara sang anak. Dia beralih menatap Jichu yang sudah membuka matanya itu "Mommy tidak nangis kok. Kelilipan doang" ujarnya berbohong.

Jichu bangkit lalu berganjak duduk diatas pangkuan Rose "Jichu sama Lily tidak akan tinggalin Mommy. Mommy jangan sedih ya"

"Mommy sayang kalian" ujar Rose mengelus kepala Jisoo.

Dughh

"Akh!" Moment haru itu harus terhenti gara gara Lily yang tanpa sengaja menendang perut Jichu ketika dia mengganti posisi tidurnya.

"Lily jahat!" Pekik Jichu menabok pantat Lily.

Sontak Lily membuka matanya dengan wajah cengonya "Hah?" Dengan polosnya dia menatap Jichu sama Rose secara bergantian namun tidak butuh waktu yang lama, dia kembali tidur dengan mengemut jempolnya.

Rose terkekeh kecil. Anak anaknya menggemaskan sekali.

"Mommy~" rengek Jichu yang kesal dengan sang adek.

"Lily tidak sengaja kok" ujar Rose mengelus perut Jichu.

Jichu mendengus. Dia kembali menghampiri Lily lalu mengeluarkan jempol dari mulut Lily dan menggantikannya dengan empeng dot "Eonnie sayang Lily" bisiknya mengecup jidat Lily yang tertutup poni.

Hati Rose menghangat. Walaupun kedua anak kembarnya itu seumuran, Jichu tetap menjalankan perannya sebagai Kakak dengan baik.

"Jichu, jagain Lily" ujar Rose berganjak turun dari kasur.

"Mommy mau kemana?" Tanya Jichu.

"Mau siapkan makan malam. Kamu pasti laper bukan?"

Jichu mengangguk faham lalu dia kembali berbaring disamping Lily. Tangan mungilnya itu beralih memeluk adek kembarnya dengan erat. Urhhh, pokoknya dia sayang banget sama adek jahilnya ini.


*

Acara pemakaman sudah selesai diadakan dan sekarang dimansion Jane hanya ada keluarga sang Paman.

"Sekarang apa yang akan kamu lakukan Jane?" Tanya Danny, adek kepada David.

Jane melepaskan cincin pertunangannya "Sebelum Daddy meninggal, dia setuju untuk aku membatalkan pertunangan ini" ujarnya meletakkan cincin itu diatas meja.

"Tidak mungkin!" Sentak Naya.

"Maaf Naya, aku tidak bisa melanjutkan pertunangan kita lagi. Aku mencintai Rose dan akan selamanya mencintai dia" ujar Rose.

"Tidak bisa seperti itu Jane! Kalian sudah hampir 5 tahun tunangan!" Marah Danny.

"Kalian juga tahu kalau aku menjadi tunangan Naya juga gara gara perjodohan konyol kalian. Sekarang Daddy sendiri yang sudah memberi aku izin untuk memperjuangkan cinta aku jadi sekarang saatnya untuk aku bebas dari perjodohan ini" ujar Jane datar.

"Aku tidak mau! Pokoknya kamu milik aku Jane!" Teriak Naya.

Jane menatap wanita itu dengan remeh "Apa kamu fikir aku tidak tahu kalau ternyata kamu hanya menginginkan harta aku? Ini semua rencana kamu sama Daddy bukan? Kamu akan menjadi calon istri aku dan Daddy akan memberikan setengah kekayaannya untuk kamu"

"Aku tidak peduli! Seperti perjanjiannya, aku harus mendapatkan setengah kekayaan kalian!" Balas Naya.

"Naya, kamu jangan bikin malu!" Tegur Hana, sang Mama.

"Aku tidak peduli Ma! Mereka harus membayar aku!" Balas Naya.

Jane mendengus "Daddy baru saja meninggal dan sekarang bukan saatnya untuk kita perdebatkan soal harta. Kalian pulang saja duluan. Kita akan membahasnya nanti sama pengacara Daddy" dia bangkit lalu berganjak kekamarnya untuk membereskan barang barangnya.

Pokoknya dia harus segera ke Ansan dan mencari sosok Rose, wanita yang dia cintai itu. Semoga saja pertemuan mereka akan berjalan dengan lancar.











Tekan
   👇

You&Me✅Where stories live. Discover now