-Part 23-

914 195 7
                                    

Hari untuk menjalani perawatan akhirnya tiba. Hari ini Rose akan berangkat ke rumah sakit dengan ditemani oleh Jane untuk menjalankan kemoterapinya. Si kembar pula akan ditinggalkan dimansion bersama Bibi Son yang bekerja sebagai pelayan dimansion itu.

"Jichu, Lily, Daddy sama Mommy punya urusan jadi kalian tinggal bersama Bibi Son saja ya" ujar Jane.

"Lily mau ikut!" Protes Lily cemberut.

Rose berjongkok menyamakan tingginya dengan sang anak "Lily, Mommy sama Daddy punya urusan loh. Lily sama Chu tinggal sama Bibi saja ya. Mommy sama Daddy pergi tidak lama kok. Nanti pas pulang Mommy belikan ice cream buat kalian" bujuknya.

"Mommy plomise?" Tanya Lily.

"Mommy promise" sahut Rose.

"Mommy sama Daddy hati hati ya" ujar Jichu penuh pengertian.

Rose memeluk kedua anaknya itu "Iya sayang. Kalian jangan nakal nakal. Jangan bikin Bibi kerepotan"

"Baiklah Mommy" sahut si kembar dengan patuh.

Akhirnya Rose bersama sang suami berganjak pergi meninggalkan perkarangan mansion.

"Nona Muda. Apa kalian mau makan?" Tanya Bibi Son.

"Jangan panggil Jichu sama Lily Nona Muda. Panggil saja Jichu sama Lily" ujar Jichu.

"Betul" lanjut Jichu.

Bibi Son tersenyum "Baiklah Jichu, Lily"

"Chu sama Lily tidak mau makan kok Bi. Chu sama Lily mau main dikamal" ujar Jichu.

"Kalau kalian butuh apa apa, panggil saja Bibi ya"

"Baiklah Bi" sahut Jichu lalu dia menggandeng Lily untuk menuju kekamar mereka.

*

Dirumah sakit, terlihatlah Rose yang sudah berbaring dibrankar. Wanita itu hanya mampu meringis dengan pelan ketika menerima pelbagai suntikan.

Jane yang berada disisinya pula hanya mampu terdiam. Sejujurnya dia tidak tega namun hanya ini satu satunya cara untuk kesembuhan sang istri.

"Kita mulakan sekarang ya" ujar Dokter Aeron.

Rose mengangguk dengan gugup. Dia hanya mampu menatap Jane dengan lirih ketika proses kemoterapi mula dijalankan.

"Kamu kuat Rosie" bisik Jane berusaha menampilkan senyumannya.

Waktu terus berlalu dan akhirnya kemoterapi selesai dijalankan. Jane langsung membantu Rose bangkit karena wanitanya itu kelihatan lemes.

"Badan memang akan menjadi lemes setelah kemoterapi. Nyonya Kim harus mendapatkan istirahat yang cukup" jelas Dokter Aeron.

"Maaf Dok. Aku punya pertanyaan" ujar Rose.

"Silakan Nyonya Kim"

"Apa aku bisa hamil dengan kondisi aku yang sekarang?"

Jane menatap sang istri dengan kaget. Kenapa istrinya itu malah memberi pertanyaan seperti itu?

"Maaf Nyonya Kim, tapi kondisi Nyonya Kim terlalu lemah. Saya tidak yakin kandungan Nyonya Kim bisa bertahan kalau Nyonya Kim hamil. Lagian hamil dengan kondisi yang sekarang ini bisa menjadi resiko yang berat untuk nyawa Nyonya Kim" jelas Dokter Aeron.

Rose menunduk dengan sedih. Disetiap pernikahan pasti menginginkan kehadiran anak bukan? Walaupun mereka sudah mempunyai Jichu sama Lily, tetap saja Rose yakin Jane menginginkan sosok bayi. Lagian selama ini Jane tidak pernah mempunyai pengalaman mengurus bayi yang menjadi darah dagingnya sendiri.

"It's okay Rosie" bisik Jane.

"Saya harap Tuan Kim tidak terlalu menuntut soal ini. Jika Nyonya Kim stress, kesehatan Nyonya Kim akan memburuk. Dia bisa drop kapan saja" ujar Dokter Aeron yang tertuju kepada Jane.

"Baiklah Dok, saya mengerti. Kalau tidak ada apa apa lagi, kami permisi ya"

Setelah mendapatkan persetujuan, Jane akhirnya membawa Rose pergi dari sana.

Kini, mereka sudah berada didalam mobil namun Jane belum menjalankan mobilnya itu.

"Mianhe" ujar Rose memecahkan keheningan.

"Kenapa hurm?" Tanya Jane menatap Rose.

"Aku tidak bisa hamil. Maaf karena tidak bisa menjadi istri yang berguna"

"Rosie, jangan bicara seperti itu. Kamu berguna!" Tegur Jane tidak suka.

Rose kembali menunduk dengan memainkan jari jarinya seperti sosok anak kecil yang dimarahin oleh orang tua.

"Rosie, tatap aku" Jane memegang pipi Rose "Aku tidak masalah soal itu. Lagian kita sudah punya Jichu sama Lily bukan? Mereka juga anak aku"

"Tapi kamu pasti butuh sosok bayi"

"Aku sudah punya kok"

Dahi Rose mengernyit "Siapa?"

"Kamu. Kamu bayi gedenya aku"

"Oppa ishh!" Rose memukul pundak Jane dengan kesal.

Pria itu malah terkekeh "Hahaha aku serius sayang. Kamu adalah bayi gede kesayangan aku"

Jane beralih mencubit pipi Rose dengan gemes "Kita fokus saja sama kesembuhan kamu. Soal bayi itu kita fikirkan setelah kamu sepenuhnya sembuh. Lagian Jichu sama Lily juga masih belum siap untuk mempunyai adek"

"Gomawo Oppa. Aku bersyukur karena bisa dipertemukan kembali dengan Oppa"

"Aku bahkan lebih bersyukur Rosie. Aku bahagia dengan kembalinya kamu bersama kedua anak kembar kita. Kalian harta yang paling berharga dihidup aku" Jane beralih mengecup dahi Rose dengan penuh cinta.


*

Disisi lain, terlihatlah si kembar yang rusuh didalam kamar. Bantal bahkan sudah berserakan dilantai gara gara ulah mereka.

"Hya!!!" Pekik Lily memukul sang Kakak menggunakan bantal guling.

Dughhh

Gara gara pukulan itu, Jichu jatuh dari kasur bahkan wajahnya sudah nyungsep dibawah kasur "HUAAAAAAAAA!"

Hah~ baru saja ditinggal sebentar sudah bikin rusuh🥲












Tekan
   👇

You&Me✅Kde žijí příběhy. Začni objevovat