-Part 30-

780 167 13
                                    

Jane membasuh wajahnya di wastafel. Ditatapnya pantulan wajahnya dicermin dengan tatapan yang kosong. Dia merasa bersalah saat ini. Andai saja waktu itu dia mengejar Rose dan menjelaskan semuanya, istrinya itu mungkin tidak akan drop.

Drtt drttt

Jane menghembuskan nafasnya dengan kasar sebelum mengangkat panggilan dari Bibi Son "Halo Bi"

"Hiks Daddy"

"Loh, Jichu? Kenapa nangis sayang?"

"Hiks kenapa Daddy bawa Mommy kerumah sakit? Apa Mommy sakit?"

Jane membasahi bibir bawahnya "Mommy sakit makanya Daddy bawa Mommy kerumah sakit"

"Hiks Chu sama Lily mau melihat Mommy"

"Baiklah, kalian siap siap ya. Nanti supir kepercayaan Daddy akan datang untuk menjemput kalian"

"Baiklah Daddy"

Panggilan akhirnya dimatikan. Sejujurnya Jane tidak ingin kedua anaknya tahu soal kondisi Rose namun untuk saat ini dia yakin Rose membutuhkan semangat dari si kembar.

Jane keluar dari kamar mandi dan menghampiri Rose yang masih menutup matanya "Rosie, bangunlah Sayang. Izinkan aku menjelaskan salah faham yang terjadi" bisiknya mengecup dahi Rose dengan lembut.

30 menit kemudian, pintu ruangan itu dibuka dan masuklah Pak Han bersama si kembar.

"Pak, terima kasih karena sudah membawa mereka kesini. Bapak sudah bisa pulang" ujar Jane.

Pak Han mengangguk "Baiklah Tuan Muda. Semoga Nyonya cepat sembuh" Ujarnya sebelum pergi dari sana.

"Mommy" panggil si kembar memegang tangan Rose kiri Rose yang tidak dipasang infus.

"Daddy, kenapa Mommy tidak bangun?" Tanya Lily dengan mata sembabnya.

"Mommy tidur. Dia lagi istirahat. Kalian jangan mengganggu Mommy ya" ujar Jane mengusap pipi kedua anaknya.

Jane melirik jam dipergelangan tangannya. Ternyata waktu makan malam sudah hampir tiba "Kalian duduk disofa ya. Jagain Mommy. Kalau ada apa apa terjadi sama Mommy, kalian tekan saja tombol merah ini. Daddy akan kekantin rumah sakit untuk membeli makanan buat kalian"

"Okay Daddy" balas si kembar dengan patuh.

Sebelum meninggalkan si kembar, Jane menghidupkan tv agar kedua anaknya itu tidak merasa bosen.

"Ingat, jangan kemana mana" tegas Jane diangguki oleh si kembar.

"Lily bosen" keluh Lily membaringkan badannya disofa dan menjadikan pangkuan sang Kakak sebagai bantalan.

"Terus Lily mau apa?" Tanya Jichu.

"Mau Mommy sadar" lirih Lily.

Jichu diam karena keinginannya juga sama seperti keinginan Lily.

"Eungh" lenguhan itu membuatkan si kembar bergegas menghampiri Rose.

"Mommy" panggil mereka.

Perlahan lahan Rose membuka matanya. Dia mengerjabkan matanya berkali kali karena penglihatannya masih sedikit samar "J-Jichu, L-Lily" lirihnya dibalik masker oksigen.

"Mommy" lirih si kembar.

"Mommy jangan sakit. Lily khawatir" ujar Lily sedih.

"M-Mommy tidak apa apa Nak" ujar Rose berusaha tersenyum agar kedua anaknya tidak merasa khawatir "Dimana Daddy kalian?"

"Daddy lagi kekantin rumah sakit untuk membeli makanan" sahut Jichu.

Ceklekk

Bersamaan dengan itu, pintu ruang inap Rose dibuka dan masuklah Jane yang membawa beberapa bungkusan makanan.

"Daddy, Mommy sudah sadar" lapor Jichu.

Dengan segera Jane meletakkan bungkusan makanan diatas meja lalu menghampiri Rose "Sayang" panggilnya mengelus kepala sang istri "Jangan fikirkan soal tadi ya. Aku tidak mau kondisi kamu drop lagi. Ingat, aku hanya mencintai kamu jadi jangan pernah berfikir kalau aku akan menggantikan posisi kamu" bisik Jane mengecup dahi Rose dengan penuh cinta.

"S-Siapa cewek tadi?" Tanya Rose sendu.

Jane tersenyum tipis "Jichu, Lily, itu Daddy sudah membelikan makanan untuk kalian. Kalian makan saja ya. Biar Daddy menyuapi Mommy kalian"

"Baiklah Dad" Jichu menarik Lily menuju ke sofa lalu kedua bocah itu langsung memakan makanan yang dibeli oleh sang Daddy.

"Aku akan menjelaskannya sekarang" ujar Jane berganjak duduk dibangku disamping Rose dan menggenggam tangan Rose dengan lembut "Sebelum pacaran sama kamu dulu, aku pernah jujur sama kamu soal Leona bukan?"

"Jadi cewek itu Leona? Cinta pertama kamu?" Tanya Rose.

Jane mengangguk "Iya, dia Leona, cinta pertama dan juga sahabat aku. Sudah lama aku tidak ketemu sama dia dan sekarang dia sudah kembali tinggal di sini. Dan sekarang dia hanya sahabat aku, bukan lagi orang yang aku cintai"

"Terus kenapa tadi dia mencium kamu?"

"Dia hanya mencium pipi aku seperti apa yang sering dia lakukan ketika masih kecil kok. Kalau kamu tidak nyaman sama perlakuan dia itu, aku tidak akan membiarkan dia mencium pipi aku lagi. Maafin aku karena sudah bikin kamu kefikiran sehingga kondisi kamu drop. Seharusnya tadi aku menjelaskan semuanya kepada kamu tapi aku malah tidak peka. Maafin aku Sayang"

Setetes air mata mengalir keluar dari sudut mata Rose. Dia beralih mengelus pipi mandu Jane "Aku akan berusaha ikhlas. Aku sadar waktu aku sudah tidak lama. Kalau dia bisa menjadi ibu yang baik untuk anak anak kita, aku mengizinkan kamu untuk menikahi dia"

"No Rosie" sambar Jane dengan cepat. Dia memegang tangan Rose yang berada dipipinya itu "Tidak akan pernah ada siapa siapa yang bisa menggantikan kamu sebagai ibu untuk anak anak kita. Walaupun sesuatu terjadi dimasa depan, aku tidak akan pernah menggantikan posisi kamu. Maafin aku kalau aku egois. Tapi aku tidak bisa menerima sosok baru dihidup aku dan aku yakin si kembar juga tidak membutuhkan ibu yang baru. Kamu harus bertahan demi aku sama anak anak"

Rose hanya mampu terdiam. Dulu dia memang bersemangat untuk sembuh tapi sekarang dia sudah tidak kuat. Dia tidak kuat untuk melawan rasa sakitnya itu. Tubuhnya sudah benar benar lelah dan dia hanya akan menunggu Tuhan datang untuk menjemputnya pulang.










Tekan
   👇

You&Me✅Where stories live. Discover now