Page seventeen : A Deep Secret

19 4 1
                                    


°°°

"Halo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Halo. Selamat malam, saya Khayree Alodio, saya diminta oleh Rucardius untuk mengunjungi Anda dan Istri. Saya anggota Hex yang akan mewujudkan keinginan Anda sebagaimana permintaan Anda. Saya harap saya tidak datang pada kediaman yang salah." Seorang pria dengan helai rambut berwarna Cokelat gelap hingga menyentuh pundak dan diikat dengan rapi berdiri di hadapan Si lelaki tua yang tengah menghangatkan badan lewat mantel tebalnya. Si lelaki tua mengerutkan kening dan menatap tamu yang mengganggu malam tenangnya, tamu yang sudah ia tunggu sejak berjam-jam lalu. Si lelaki menggerutu dalam hati, bagaimana bisa sindikat ternama seperti Hex tidak paham tentang sopan santun saat berkunjung ke rumah klien. Dirinya adalah salah satu klien Hex yang berharga dan patut dihormati, seharusnya Rucardius memperlakukannya jauh lebih baik dari klien-klien sebelumnya.

Karena sudah jelas, Si lelaki tua menganggap dirinya jauh lebih terhormat. Si lelaki tua tidak menanggapi ucapan Khayree, ia hanya menatap lurus dengan tatapan tidak bersahabat. Khayree tersenyum, wajahnya tampak ramah dan tidak terlihat seperti orang yang berbahaya. Lalu lelaki tua mengingat kembali ucapan Rucardius tentang bagaimana ia tidak dapat mengendalikan Khayree, ah lelaki tua berpikir jika Rucardius hanya membual dan membesar-besarkan masalah agar bayaran yang mereka dapat lebih tinggi.

"Ah, Tuanku. Apa Anda terganggu dengan kedatangan saya? Saya sungguh menyesal karena sudah datang dengan sangat terlambat. Sebetulnya saya sedang dalam posisi tidak dapat menerima pekerjaan, tetapi Rucardius berkata pada saya jika ada satu klien yang begitu penting dan harus segera dibantu bagaimanapun caranya. Sehingga membuat saya merasa bertanggung jawab dan menyesal karena tidak dapat tiba secepat mungkin. Tuanku, Vincent Rainsworth, saya bisa saja datang keesokan harinya tetapi lagi-lagi saya mengingat bagaimana Rucardius menyampaikan pada saya tentang penting dan berharganya klien kali ini. Saya tidak dapat mengendalikan diri untuk tidak segera datang menghampiri Anda, saya sungguh menyesal karena sudah bertindak tanpa berpikir dengan baik. Saya sungguh-sungguh minta maaf. Saya akan datang lagi besok pagi." Khayree membungkukkan badannya, nada bicaranya terdengar lemah dan merendah. Seolah saat ini Khayree benar-benar merasa bersalah karena datang terlambat. Lelaki tua tersenyum puas meski tidak ia biarkan Khayree melihat senyumnya.

"Ehem. Sudahlah, tegakkan kepala Anda, anak muda. Anggaplah saya sedang berbaik hati kali ini, lain kali sepenting apa pun klien yang akan Anda temui, harap memerhatikan situasi dan kondisi terlebih dahulu. Sekarang, ayo masuk, angin malam semakin dingin dan langit semakin gelap. Tidak ada hal bagus yang akan menyambut kita jika kita tetap di sini." Lelaki tua mengeratkan mantelnya lagi, berbalik dan berjalan masuk ke dalam rumah. Khayree tersenyum tipis, berjalan mengikuti lelaki tua dari belakang sembari memandang dan mengingat tata letak kastel yang lelaki tua tinggali. Sebuah kastel mewah dengan banyak sekali barang yang tidak kalah mewahnya, mulai dari kursi besar berwarna Emas dan bufet-bufet yang berukuran raksasa di berbagai sudut ruangan. Bufet-bufet itu berisikan macam pajangan: guci tinggi, keramik Horezu, lampu hias hingga botol-botol Tuica yang isinya masih penuh. Menunjukkan jika keluarga ini adalah keluarga mampu dengan kondisi materi berlebihan.

Hex [ Book One/ Complete ]Where stories live. Discover now