BAB : Bertunangan

1.1K 89 7
                                    


Sesuai perintah dari Tuan Pipop, kini tibalah hari pertunangan antara Nueng dan Kate.

Atas paksaan dan dirinya yang tidak berdaya untuk menolak, Nueng menerima pertunangan ini dengan berat hati.

Pertunangan ini sangat mewah, dilaksanakan di hotel bintang lima dan dihadiri oleh para kolega bisnis orang tua Nueng dan Kate.

Sepanjang acara Nueng hanya memasang senyum paksa, apalagi disaat menukar cincin kepada sang pasangan, ia menyempatkan cincin dijari manis Kate dengan susah payah.

Dipikirannya hanya ada Palm dan Palm, seolah otaknya tak bisa memikirkan orang lain selain Palm, padahal didepannya Kate sedang tersenyum manis menatapnya dengan penuh cinta.

"Jangan terlalu menekan dirimu, Nueng. Bersikaplah lebih santai."

Berdosakah ia memikirkan orang lain disaat dirinya sedang bertunangan dengan gadis itu? Bagaimanapun juga Kate adalah gadis yang sangat baik dan mencintainya dengan tulus, namun hatinya masih tetap sama, hatinya hanyalah untuk Palm seorang.

"Maafkan aku, Kate." Nueng hanya bisa tersenyum tipis setelah berhasil menyematkan cincin dijari manis Kate, gadis itu hanya menatapnya dengan bingung karena tak paham dengan maksud Nueng.

"Sekarang giliran sang wanita untuk menyematkan cincin dijari manis sang lelaki." Pengisi acara itu berbicara dengan microphone.

"Aku mencintaimu, Nueng."

.
.
.
.

Nueng berlari dengan frustasi menaiki tangga menuju Rooftop. Ia melepas dasi yang melilit lehernya dan membuangnya ketanah, kedua tangannya memegang pembatas Rooftop.

"Tuan!" Seru seorang lelaki dari arah belakang nya.

Sontak saja Nueng berbalik, ia menatap lelaki itu dengan putus asa.

"Kenapa? Kenapa aku harus seperti ini? Apakah aku tidak bisa menjalani hidup seperti keinginanku, mengapa aku harus menuruti keinginan pria tua itu, hah?" Nueng berteriak dengan frustasi. Ia sangat lelah saat ini, hatinya terasa sakit.

Ini semua karena seorang pria dengan gelar ayahnya itu, pria tua itu adalah dalang dari ini semua. Karena pria tua itulah ia harus bertunangan dengan Kate, seorang gadis yang tidak ia cintai sama sekali. Jujur saja ia merasa kasihan dengan Kate, gadis manis baik hati itu harus merelakan hidupnya bersama dengan lelaki yang tidak mencintainya.

Nueng tidak ingin menyakiti Kate lebih dalam, juga tak ingin jika gadis itu memberikan hatinya seutuhnya, karena sampai kapanpun Nueng tak akan bisa membalas perasaannya.

"Tuan jangan seperti ini, lebih baik anda segera kembali ke aula." Palm menyarankan, ia takut bahwa Sang Tuan besar akan marah jika sampai lelaki itu meninggalkan acara sebelum acaranya berakhir.

Nueng menggeleng dengan kuat, "Tidak! Lebih baik kau pergi. Tinggalkan aku sendiri, Palm!"

Palm menghela nafas dan menghembuskan nya dengan kasar, ia mengangguk kecil. "Baik, Tuan. Segeralah kembali, semua orang menunggu anda terlebih lagi Nona Kate."

Nueng tak menjawab, ia berbalik menghadap pembatas Rooftop. Lelaki berkulit putih itu terlalu kalut perasaannya sekarang, dan Palm kembali menyebut nama Kate yang membuat nya menjadi lebih bersalah, karena telah menyakiti gadis tak bersalah itu.

Suara langkah kaki berjalan meninggalkan tempat bersemen itu, hingga akhirnya tersisa Nueng sendirian.

Nueng merogoh ponselnya yang berada disaku, benda pipih itu terus menerus bergetar dicelananya membuatnya merasa kesal.

Dilayar ponselnya banyak sekali notifikasi yang muncul berderet-deret dilock screen nya. Puluhan panggilan tak terjawab dari Kate dan ayahnya dari beberapa menit yang lalu.

Boss And Bodyguard [PondPhuwin]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin