BAB : Gelora Rasa

1.1K 61 2
                                    


"Kau akan pergi malam ini, Nueng?"

Nueng mengusap bahu Kate dengan lembut. Memandang gadis dengan status sebagai tunangannya itu sembari tersenyum tipis.

"Aku memiliki urusan yang harus aku selesaikan, ini adalah perintah dari Ayahku."

Kate menunduk pelan, "Apakah itu akan lama?"

"Aku akan menyelesaikannya dengan cepat."

Kate tersenyum kecil. "Maaf jika aku sedikit bawel, aku hanya merasa... entahlah akhir-akhir ini aku hanya ingin bersamamu terus. Aku juga tidak tahu kenapa, maaf."

Gadis itu sadar bahwa tidak seharusnya ia begini. Namun, entah mengapa ia selalu ingin bersama Nueng. Ditemani oleh lelaki itu, dan juga disampingnya setiap saat.

Apakah ia terlalu bawel?

"Tidak apa. Baiklah aku akan pergi sekarang, jangan menunggu ku dan tidurlah terlebih dahulu. Kau mengerti?"

Kate mengangguk paham. Ia masuk begitu saja kedalam tubuh Nueng dan memeluknya.

Nueng hanya diam tak bicara ataupun protes ketika Kate memeluknya. Ia malah membalas pelukan itu.

Di ambang pintu kamar yang terbuka, terdapat Palm yang berdiri menyaksikan pelukan hangat itu.

Niatnya tadi ingin memanggil Nueng di kamarnya, namun salah seorang pelayan memberi tahu bahwa pelayan itu melihat Nueng pergi menuju kamar Kate. Palm ingin memanggil Nueng karena ia telah menyiapkan mobil dan siap untuk pergi.

Namun ia malah melihat hal yang seharusnya tidak ia lihat.

"Sepertinya lebih baik aku pergi." ungkap Palm lalu pergi.

Nueng melepaskan pelukan itu setelah dirasa waktunya untuk berangkat sudah tiba. Ia segera mengambil tas kerja nya dan berpamitan.

"Baiklah aku pergi sekarang."

"Hati-hati, Nueng."

Nueng tersenyum menanggapi Kate yang menatapnya dengan senyum manis. Ia segera berlalu pergi. Turun kebawah dimana Palm sudah menunggunya, lalu dengan sigap langsung mengantarkan Nueng ke mobil yang telah disiapkan.

.
.
.
.

"Tuan, kemana tujuan kita kali ini?"

Nueng mengalihkan sejenak atensi dari iPad nya, menatap Palm yang sedang fokus menyetir dari spion gantung.

"Bar mini milik Tuan Jack," jawab Nueng kembali fokus pada pekerjaan nya.

Palm hanya mengangguk. Ia mengendarai mobilnya sedikit lebih cepat karena lalu lintas sedang cukup padat, agar ia tidak terjebak di tengah kemacetan kota Bangkok di malam hari.

Hatinya merasa tidak nyaman setiap kali mengingat kejadian di kamar Kate tadi. Entah mengapa rasa tidak enak dan sesak hinggap di hatinya dan melubangi dadanya.

Padahal Kate dan Nueng adalah pasangan yang sudah bertunangan, wajar jika mereka berpelukan. Dan mungkin saja tanpa sepengetahuannya mereka sudah tidur bersama, bukan? Melakukan hal-hal yang lebih dari itu adalah hal yang wajar bagi pasangan.

Seharusnya Palm tidak merasa gundah seperti ini.

Namun, mengapa ia seperti tidak rela?

Palm menggelengkan kepalanya kuat. Mencoba menepis rasa tidak nyaman di hatinya itu.

Pergerakan Palm sedari tadi ditangkap oleh mata Nueng. Lelaki itu mengernyit heran. Diletakkannya benda persegi panjang itu lalu menatap Palm yang ada di depan.

Boss And Bodyguard [PondPhuwin]Where stories live. Discover now