BAB : Halusinasi

1.1K 90 2
                                    


"Nueng, badanmu panas! Kamu sakit?" Kate mendorong Nueng ketika merasakan kulit tubuh lelaki itu yang bersentuhan dengan dirinya.

Nueng menatap gadis itu dengan redup, kesadarannya terombang-ambing dengan seluruh tubuhnya yang terasa panas.

Suhunya meningkat dengan begitu drastis.

"Astaga!"

Kate mendorong lelaki itu dan langsung berdiri, ia juga membetulkan posisi Nueng agar tidur dengan nyaman.

Gadis itu terkejut, ketika Nueng tiba-tiba kehilangan kesadarannya dan amburk tepat diatas tubuhnya yang membuatnya sesak untuk bernafas.

Kate mengulurkan tangannya untuk memeriksa suhu tubuh lelaki itu, dahinya terasa panas ketika disentuh. Juga dengan nafas yang memburu dan hangat, bibirnya mencuat dengan warna yang pucat.

Akhirnya Kate memutuskan untuk turun kebawah setelah menyelimuti Nueng, tak lama ia kembali dengan membawa semangkuk air es dan kain untuk mengompres.

Kate juga melepas jam tangan yang melekat di pergelangan tangan lelaki itu agar tidur dengan nyaman, serta ponselnya yang berada dalam saku celana.

"Semoga tidak dengan nyenyak ya, Nueng!"

Kate tersenyum manis. Mengamati lelaki itu yang sedang tertidur pulas setelah ia kompres, sembari menumpu kepalanya dengan kedua tangannya.

Sosok gadis cantik dengan rambut sepunggung itu menatap kagum seorang lelaki yang tengah tidur diatas ranjang, tak bosan-bosan memandang dengan senyum mengembang.

Ditengah kekagumannya, ponselnya berdering menandakan ada seseorang yang menelpon.

Dengan cepat Kate segera mengangkat panggilan tersebut agar suara dering nya tidak menggangu Nueng.

Melihat nama penelpon yang tertera dilayar ponselnya, dengan cepat Kate menerima telepon itu.

"Halo, Paman? Kenapa menghubungi Kate malam-malam seperti ini?"

'Sebelumnya Paman minta maaf karena mengganggu waktu tidurmu, Kate. Tapi Paman benar-benar harus berbicara masalah ini dengan Kate, ini adalah masalah darurat!'

Kate mengerutkan alisnya mendengar penuturan dari pria di seberang sana yang sepertinya sedang terdesak.

"Ada apa Paman? Katakan saja, Kate akan membantu kalau mampu."

.
.
.
.

"Ughh..."

Nueng mengubah posisi tidurnya menjadi duduk. Kain kompres yang menempel di dahinya itu seketika terjatuh ketika ia duduk.

Lelaki itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling, terdapat mangkuk berisi air diatas nakas nya dan juga ponsel serta jam tangannya tergeletak disana.

"Apa yang terjadi padaku?" Lelaki itu bertanya pada dirinya sendiri.

Ia mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi tadi malam sehingga ia berakhir dengan kompres di keningnya.

"Kamu sudah bangun, Nueng?"

Lelaki itu menoleh ke sumber suara, di pintu kamarnya seorang gadis cantik dengan celemek khas memasak itu menghampirinya dengan membawa senampan makanan.

"Apa yang terjadi padaku?" Tanya Nueng dengan memijit pelipisnya yang masih terasa pening.

"Semalam kamu ketiduran dan badanmu panas, jadi aku mengompresmu." Kate menarik kursi dan duduk di samping ranjang, "Ini aku buatkan sup ayam dan bubur, aku juga membawa teh hangat untukmu."

Kate meletakan nampan itu diatas meja, kemudian mengambil kain kompres dan menggantinya dengan kompres instan. Tujuannya agar tidak terlepas ketika digunakan untuk bergerak.

Boss And Bodyguard [PondPhuwin]Место, где живут истории. Откройте их для себя