BAB : Perasaan

1.5K 59 7
                                    


Pergulatan panas semalam adalah malam paling panas yang tidak akan pernah Palm lupakan sepanjang sejarah hidupnya.

Ia tidak percaya bahwa itu adalah kenyataan, namun melihat Nueng yang tertidur diatas lengannya itu adalah bukti bahwa semua yang terjadi itu nyata.

Senyum tak henti-hentinya mengembang di wajah tampan lelaki itu, ia tersenyum hangat menatap Nueng yang masih tidur dengan nyenyak. Tangan kokohnya itu menyisir rambut hitam legam laki-laki yang sedang bergulat dengan alam mimpi itu, jantungnya terus berdebar dengan kencang tanpa henti.

Semalaman ia bercinta dengan panasnya bersama tuan mudanya itu, gairah dan perasaan yang membuncah dalam dirinya tiap sentuhan sensual itu menggerayangi seluruh tubuhnya.

Ia terus menginginkan lagi dan lagi, sebuah dorongan dalam dirinya yang meminta lebih dan selalu ketagihan. Ciuman basah dengan saliva yang saling bersahutan, hingga membentuk benang putih yang membentang dikedua bibir laki-laki itu.

Palm hampir gila mengingat semua yang terjadi tadi malam.

"Tuan muda, apakah Anda tidak ingin bangun? Sudah pagi!" Bisik Palm dengan lembut disamping telinga Nueng yang tertidur dengan nyaman.

Karena lelaki itu yang tak kunjung bangun Palm berinisiatif untuk membangunkan Nueng dengan meniup-niup telinga sang tuan muda.

"Eungg?" Nueng bangun karena tidurnya terganggu oleh hembusan angin yang begitu menggelikan telinganya.

"Selamat pagi, Tuan." Sapa Palm dengan senyum manisnya begitu Nueng membuka matanya.

"Sudah pagi, yah?"

Nueng mengucek matanya untuk menyesuaikan pandangannya yang kabur, ia mengubah posisinya menjadi duduk namun sedikit meringis ketika rasa ngilu di tubuh bawahnya itu terasa.

"Shhh...." Nueng menggigit bibirnya menahan ngilu di pusat tubuhnya.

"Apakah masih sakit?" Tanya Palm dengan khawatir, segera bangkit mengecek kondisi lelaki itu.

"Ah, tidak! Hanya sedikit ngilu,"
Nueng mencoba tersenyum agar Palm tidak khawatir padanya.

Matahari telah bersinar dengan begitu terangnya, menandakan bahwa waktu sudah tidak pagi lagi.

Nueng bergegas turun dari ranjang untuk segera mandi, dan bersiap-siap agar tidak dicurigai oleh semua orang karena menghilang begitu saja tadi malam, apalagi Kate.

"Nueng, jangan lama-lama ya? Aku tidak bisa tidur tanpa mu!" Pinta Kate yang saat itu merengek ketika Nueng hendak pergi mencari angin.

"Iya, aku akan segera kembali."

Namun itu bohong, Nueng pergi ke Rooftop dan sengaja berlama-lama disana sembari meminum anggur. Tak diduga ketika ia mabuk sembari menghisap nikotin, secara kebetulan juga Palm datang dan terjadi lah malam panas itu.

"Apakah Tuan ingin mandi?" Palm menyibak selimut yang menutupi tubuh polos keduanya.

"Iya," Nueng menjulurkan satu kakinya turun ke lantai, namun dari arah belakang lelaki yang berstatus sebagai pelayannya itu tiba-tiba menggendongnya membuatnya terlonjak kaget.

"Apa yang kau lakukan?!" Seru Nueng lalu memeluk tubuh Palm erat-erat agar tidak terjatuh.

"Lebih baik kita mandi bersama, agar menghemat waktu."

Palm meletakkan si lelaki manis di dalam bathtub, ia juga ikut masuk kedalam membuat bathub itu sedikit sesak karena diisi oleh dua pria besar.

Nueng memalingkan wajahnya kala tubuh lelaki yang menggagahinya semalam itu menabrak tubuhnya, dapat ia rasakan betapa keras dan kencang benda yang menabrak bokongnya dari belakang itu.

Boss And Bodyguard [PondPhuwin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang