BAB : Making Love

2.6K 105 5
                                    


"Tuan? Apakah Anda merokok?" Tanya Palm sekali lagi karena lelaki diujung sana itu tak menjawabnya sama sekali.

Nueng menghembuskan nafas kecil, kemudian berbalik untuk menatap lelaki yang telah mengusik ketenangan nya itu.

Juga, mengusik seisi hatinya.

"Kenapa kau disini?" Nueng berbalik tanya, kembali menghisap rokoknya dengan tenang.

Asap terbang mengudara menyapu wajahnya, di kegelapan malam yang remang-remang wajahnya terlihat begitu redup.

Untuk sekian lama ia menahan hatinya agar tidak mencintai lelaki itu, namun ia seperti di sihir, kepala dan hatinya selalu berpihak pada Palm.

Seakan menyuruhnya untuk mendekatinya, menyentuhnya, dan berbagi perasaan yang tidak pernah ia rasakan.

"Saya hanya ingin mencari udara segar," jawab Palm, menundukkan kepalanya karena merasa sedikit aneh pada dirinya kali ini.

"Lalu Anda sendiri? Mengapa berada disini malam-malam begini?"

Palm melangkah mendekati lelaki itu dengan pelan, dengan tatapan mata yang tak bisa lepas sedikitpun.

Ketika berada di sekeliling orang banyak, Palm sama sekali tidak berani untuk menunjukkan seperti apa perasaan nya.

Ia takut, terlalu takut jika sampai terjadi sesuatu pada Nueng jika mereka tampak bersama.

Sudah cukup penyiksaan yang dulu diberikan oleh Tuan Pipop pada Nueng, Palm tak mau lagi hal seperti itu terjadi.

"Bukan urusanmu mengapa aku disini." Nueng memalingkan wajahnya, tangannya sedikit bergetar kala Palm berada di jarak yang cukup dekat dengannya.

"Tuan..." panggil Palm dengan pelan, ujung netranya menatap puntung rokok milik Nueng yang masih menyala.

"Bukankah saya menyuruh Anda untuk berhenti merokok? Kenapa sekarang Anda mengulanginya lagi!"

Palm tidak tahu mengapa dirinya menjadi seperti ini, malam ini, seperti ada sebuah dorongan dari dalam tubuhnya yang mendesaknya untuk berbuat hal yang lebih.

Sebuah desakan yang selalu tertahan, mendorongnya untuk semakin melangkah maju mendekati lelaki itu.

Palm merasa sudah gila, kakinya berjalan sendiri tanpa bisa ia kendalikan.

Sekarang ia sudah berada tepat didepan Nueng, meraih rokok yang masih tersisa itu membuat sang empu mendelik tajam padanya.

"Kenapa kau mengusikku? Aku sudah tidak pernah mengusikmu lagi!" Nueng mendorong lelaki itu yang berada sangat dekat menempel dengan tubuhnya, "Kumohon, Palm. Jangan seperti ini, kau membuat hatiku sakit..."

Nueng menunduk dengan tubuh yang bergetar, rokok miliknya tadi tidak ia hiraukan lagi dan sekarang sudah mati karena diinjak oleh Palm.

Perasaannya sangat campur aduk, ia selalu berusaha untuk melupakan Palm dan mencoba untuk menerima kenyataan. Namun dengan melihat Palm, berada didekatnya seperti ini, perasaan nya kembali bergejolak.

"Saya juga tidak tahu, Tuan."

Nueng mendongak menatap lelaki itu, air mata nya meluruh tanpa izin.

Hatinya merasa begitu tersiksa.

"Aku terlihat sangat menyedihkan dan konyol, berharap bahwa perasaan ku akan terbalaskan suatu hari nanti sedangkan kau sudah memiliki tunangan. Begitupun juga aku, aku sudah memiliki Kate yang sangat cantik dan baik, namun...aku tetap menginginkan mu. Aku terlihat seperti lelaki rendahan, bukan?" Lelaki itu tertawa hambar, mentertawakan dirinya yang terlihat konyol seperti ini.

Boss And Bodyguard [PondPhuwin]Where stories live. Discover now