7 || Tragedi Ulang Tahun

291K 17K 2.3K
                                    

Siapa yang kangen?!

Maaf ya aku gak cek-cek cerita ini jadi gak tau kalau udah tembus, lain kali tolong ingatkan aku😭

Part ini panjang untuk menebus dosa telat update pada kalian🤍

*****

Asya meraih remote di meja, mencari posisi paling santai di atas sofa kemudian mulai mencari acara-acara yang menyenangkan. Hari ini adalah jadwal menonton televisi, Mamanya yang memberikan jadwal itu. Dan entah mengapa Asya tetap melakukannya meski sekarang dia bisa menonton kapanpun dia ingin.

Asya tumbuh besar bersama banyaknya aturan, apalagi bertahun-tahun Asya hanya hidup berdua dengan Mamanya setelah sang Papa meninggal. Meski Mamanya telah tiada, Asya ingin mengenangnya lebih lama. Salah satu caranya adalah mengikuti ucapannya saat masih hidup dulu.

"Nonton apa?" Alga menuruni tangga sambil memakai sebuah jaket hitam, cowok jangkung itu mengenakan t-shirt putih serta celana jeans hitam. Penampilannya sangat sederhana tapi mampu membuat Asya terkesima beberapa saat.

Sejak awal mengetahui jika Alga akan menjadi kakaknya, Asya sudah sangat senang. Dia menyukai pria tampan, bahagia rasanya bisa melihat orang tampan setiap hari. Apalagi Asya hanya di rumah, menonton televisi pun sudah di jadwalnya seminggu sekali. Di rumah yang membosankan, Alga menjadi satu-satunya hal yang Asya tunggu selalu. Satu-satunya hal yang menyenangkan untuknya.

"Ini bukan untuk di tonton anak kecil," Alga meraih remote di tangan Asya setelah melihat sinetron azab yang Asya tonton. Segera Alga mengganti channel untuknya.

"Aku gak suka botak kembar itu," ucap Asya menatap lurus televisi. "Mereka kan bodoh, masa di TK mulu. Orang pea mana yang mau nonton film ini?! Iya kan--- loh?"

Saat mendongak, Asya menemukan Alga yang menatap fokus televisi dengan binar mata tertarik. Asya langsung menghela nafas pelan.

"Kak Alga kerja pake baju itu?" tanya Asya penasaran.

Alga menatap Asya lalu menggeleng. "Hari ini gue gak ke kantor. Ada urusan lain."

Asya menarik kedua ujung bibirnya, ini kali pertama Asya mendengar Alga akan pergi selain ke kantor. Lima bulan penuh, Alga hanya fokus pada perusahaan sampai dirinya sendiri terabaikan. Asya sering sekali melihat penampilan berantakan Alga, bahkan saat akan pergi ke sekolah. Jadwal tidurnya pun kacau balau.

"Gue pergi," ucap Alga lalu melangkah pergi setelah menerima pesan dari Renata jika ia sudah selesai berdandan.

"Kak Alga!" panggil Asya mencegah.

Alga berhenti, matanya menatap Asya dengan satu alis terangkat tanda bertanya.

"Hari ini temen aku main ke rumah. Boleh gak?" tanya Asya sambil melihat jam dinding, masih pukul lima sore. Tidak terlalu malam untuk menerima tamu.

Alga tidak mungkin melarang, dia ingin Asya tidak pernah merasa tertekan karena aturan atau sebuah larangan yang selalu dia alami dulu. Alga mau Asya merasa nyaman dan aman bersamanya, Alga ingin Asya sangat nyaman sampai tidak akan pernah meninggalkannya barang selangkah pun.

Alga tidak pernah mengganggu Asya, Alga tidak pernah memberikan tuntunan apapun untuk Asya. Gadis itu bisa bebas di rumah ini selagi Alga yang bekerja keras untuk mereka. Asya adalah ratunya disini, gadis itu bisa melakukan apapun yang ia mau.

ALGASYA ; STEP BROTHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang